11 Kebijakan Berpotensi Mempengaruhi Harga Saham 2024
Ada 11 Kebijakan yang bisa diperhatikan pada 2024 karena bisa mempengaruhi kinerja saham beberapa sektor bisnis. Kira-kira apa saja dan gimana efeknya? cek di sini ya
Mikirduit – Menatap 2024, kira-kira sektor apa saja yang potensial? berikut ini kami akan spill beberapa kebijakan yang berlaku untuk beberapa sektor bisnis yang bisa mempengaruhi kinerja saham terkait. Apakah ada yang terkait dengan saham koleksimu?
Ada beberapa kebijakan pemerintah hingga dunia yang harus dipahami untuk mengetahui bagaimana prospek saham koleksimu di 2024 nanti.
Insentif Diskon PPN Properti
Pemerintah memberikan insentif diskon PPN Properti sebesar 100 persen untuk rumah hingga Rp2 miliar. Adapun, rumah di atas Rp2 miliar hingga Rp5 miliar juga mendapatkan insentif tersebut, tetapi maksimal diskon PPN diberikan hingga nominal Rp2 miliar. Berarti, jika kamu beli rumah Rp5 miliar, dapat diskon PPN hanya di Rp2 miliar pertama setara Rp220 juta. Sisanya Rp330 juta tetap wajib dibayarkan.
Periode insentif diskon PPN Properti ini berlaku sejak November 2023 hingga Desember 2024 dengan beberapa ketentuan seperti, diskon 100 persen berlaku dari November 2023 hingga Juni 2024. Lalu, setelahnya, diskon menciut menjadi 50 persen.
Di sisi lain, dalam insentif ini, pemerintah juga mengizinkan warga negara asing yang punya NPWP untuk menikmati insentif diskon PPN dengan syarat pembelian rumah dari Rp2 miliar hingga Rp5 miliar. Hal ini diharapkan membantu permintaan rumah di segmen Rp2 miliar dan Rp5 miliar yang dalam kondisi sulit mendapatkan permintaan.
Harapannya, dengan kebijakan ini permintaan properti bisa terdorong, begitu juga dengan sektor pendukung lainnya dari semen, furniture, dan lainnya.
Sektor yang diuntungkan: saham properti dan perbankan yang punya eksposure besar ke kredit KPR
Sektor yang dirugikan: -
Kebijakan Cukai Plastik dan Minuman Berpemanis Kemasan
Setelah sempat terkatung-katung apakah kebijakan ini lanjut atau tidak, Presiden Joko Widodo disebut telah memasukkan komponen cukai plastik dan minuman berpemanis di APBN 2024. Pemerintah menargetkan pendapatan dari cukai plastik sebesar Rp1,85 triliun, sedangkan cukai minuman berpemanis senilai Rp4,39 triliun.
Cukai adalah instrumen fiskal yang digunakan untuk membatasi penggunaan produk yang dianggap berbahaya untuk kesehatan maupun lingkungan. Jadi, kecenderungannya cukai dikenakan kepada masyarakat.
Dengan begitu, efek pengenaan cukai ke produk plastik dan minuman berpemanis adalah kenaikan harga jual produk terkait. Hal itu membuat ada potensi turunnya permintaan beli masyarakat. Dengan begitu, dari sisi omzet, perusahaan juga berpotensi melandai.
Untuk tahun pertama, penerapannya berpotensi tidak terlalu signifikan menekan daya beli karena nominalnya masih rendah. Namun, kebijakan ini akan mulai terasa hingga 5-10 tahun ke depan di mana penggunaan plastik dan pembelian minuman berpemanis akan dikenakan cukai yang lebih tinggi.
Sektor saham yang diuntungkan: -
Sektor saham yang berpotensi dirugikan: seluruh consumer goods yang menggunakan kemasan plastik, dan memiliki produk minuman berpemanis, petrokimia, emiten gula untuk industri
Kebijakan Cukai Rokok
Pemerintah melanjutkan tren kenaikan cukai rokok pada 2024. Sebelumnya, banyak yang memperkirakan pemerintah bakal menahan laju kenaikan cukai rokok karena menjelang pemilu 2024, tapi ternyata hal itu tidak berpengaruh.
Dengan kenaikan cukai rokok 10 persen pada 2024, harga rokok berpotensi naik lagi. Adapun, hal itu membuat ada potensi masyarakat perokok shifting produk dari rokok mahal, ke rokok yang lebih murah seperti sigaret kretek tangan.
Untuk itu, dalam hal ini, beberapa perusahaan rokok yang diuntungkan adalah yang memiliki porsi produk rokok sigaret kretek tangan hingga skala bisnisnya mendapatkan kenaikan cukai lebih rendah. Salah satu yang diuntungkan dalam beberapa kenaikan cukai rokok terakhir adalah PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM), meski saat ini harga saham WIIM sudah cukup tinggi.
Sektor saham yang diuntungkan: WIIM
Sektor saham yang berpotensi dirugikan: GGRM, HMSP
Rencana Aturan Turunan UU Kesehatan Terkait Rokok
Setelah merilis UU Kesehatan terbaru, pemerintah juga mulai membuat rencana aturan turun, salah satunya terkait UU Kesehatan terkait industri rokok. Jadi, dalam UU Kesehatan itu, ada beberapa hal yang diatur seperti, frekuensi jam tayang iklan rokok dipersempit lagi, serta perusahaan rokok dilarang menjadi sponsor atau menginisiasi acara kreatif seperti musik dan sebagainya.
Hal ini akan berdampak signifikan untuk konversi penjualan produk perusahaan rokok tersebut. Pasalnya, perusahaan rokok itu kerap mendapatkan konversi penjualan dari konsumen baru di event-event yang disponsorinya.
Di sisi lain, bukan cuma perusahaan rokok yang dirugikan jika aturan turunan UU Kesehatan terkait rokok ini berlaku, tapi juga perusahaan media massa yang memiliki porsi pendapatan iklan dari industri rokok tersebut. Untuk itu beberapa pengusaha di bidang periklanan dan media massa juga memprotes kebijakan tersebut.
Sektor saham yang diuntungkan: -
Sektor saham yang berpotensi dirugikan: saham rokok dan media massa
Aturan Turunan UU Kesehatan Secara keseluruhan dan Kenaikan Anggaran Kesehatan
Ada beberapa poin UU Kesehatan yang disebut bisa meningkatkan kualitas sektor kesehatan di Indonesia, yakni penyederhanaan izin menjadi dokter, termasuk mempermudah diaspora tenaga kesehatan dan medis, hingga izin tenaga kesehatan asing untuk kerja di fasilitas kesehatan Indonesia.
Lalu, UU Kesehatan juga mempermudah bisnis rumah sakit ekspansi ke kota tier 2 dan tier 3 sehingga fasilitas kesehatan tidak hanya terpusat di Jakarta atau Surabaya.
Selain itu, pemerintah juga menaikkan anggaran kesehatan sebesar 8,72 persen menjadi Rp187 triliun pada 2024 nanti. Hal ini, disebut menjadi angin segar untuk perkembangan bisnis kesehatan rumah sakit hingga farmasi di Indonesia
Sektor saham yang diuntungkan: sektor kesehatan dari rumah sakit hingga farmasi
Sektor saham yang berpotensi dirugikan: -
Iuran Kompensasi untuk DMO Batu Bara
Saham sektor batu bara, terutama yang punya porsi ekspor besar harus siap-siap ada tambahan biaya baru, yakni iuran kompensasi yang mulai diterapkan pada Januari 2024. Hal ini terjadi karena adanya selisih yang signifikan antara harga di pasar yang berada di atas 100 dolar AS per ton, dengan harga domestic market obligation yang ada di 70 dolar AS hingga 90 dolar AS per ton.
Kebijakan ini sejatinya sudah dibahas sejak 2022, tapi baru bisa diimplementasikan pada 2024. Sayangnya, implementasi kebijakan ini terjadi ketika harga batu bara mulai normal, dan kini kinerja keuangan batu bara menjadi tren turun akibat normalisasi harga.
Kami melihat kebijakan ini pastinya lebih menguntungkan ke saham PTBA yang punya porsi besar di domestik. Selain PTBA, beberapa emiten yang punya porsi domestik di atas 25 persen (kuota minimal) dari total produksinya jelas diuntungkan. Beberapa yang jadi perhatian kami salah satunya adalah ADRO.
Sektor saham yang diuntungkan: saham batu bara dengan eksposure penjualan ke domestik di atas 25 persen
Sektor saham yang berpotensi dirugikan: saham batu bara dengan eksposure penjualan ke luar negeri
Tahap Awal Pencatatan Produk Impor yang Berpotensi Memiliki Kebocoran Karbon Tinggi di Eropa
Selaras dengan resminya bursa karbon di Indonesia pada September 2023 kemarin, lembaga Eropa, yakni The Carbon Border Adjustment Mechanisme (CBAM) sudah mulai menerima laporan dari produsen produk impor ke Eropa sejak 1 Oktober 2023. Untuk tahap awal, beberapa produk yang dilaporkan yang dianggap memiliki risiko emisi karbon signifikan seperti semen, besi dan baja, aluminium, pupuk, listrik, dan hidrogen. Seluruh laporan dari importir akan diterima hingga 31 Januari 2024.
Adapun, setelah itu belum ada kebijakan yang tegas, baru sebatas pencatatan berapa karbon yang dikeluarkan dari produk impor tersebut. Lalu, nanti jumlah karbon diminta mulai diseimbangkan dengan kredit karbon yang tersertifikasi.
Kebijakan lebih tegas akan mulai berlaku pada 1 Januari 2026.
Hal ini bisa membuat bursa karbon di Indonesia mulai lebih aktif dan menguntungkan saham-saham energi baru terbarukan, serta pemilik lahan yang bisa mengembangkan aset kredit karbon seperti perkayuan dan hutan, termasuk pemilik lahan konsesi hutan untuk pembuatan kertas dan tisu.
Sektor saham yang diuntungkan: saham energi baru terbarukan, saham perkayuan yang memiliki lahan konsensi
Sektor saham yang berpotensi dirugikan: saham semen, nikel, produsen besi dan baja, eksportir pupuk, hidrogen
Potensi Penurunan Suku Bunga 2024
Narasi posisi suku bunga di Amerika Serikat (AS) maupun Indonesia sudah mencapai level tertingginya sudah cukup banyak dibahas. Apalagi, setelah data manufaktur AS terkontraksi (mengalami penurunan hingga di bawah 50 artinya ada potensi pengurangan tenaga kerja) membuat The Fed bakal lebih berhati-hati jika ingin menaikkan suku bunga lagi.
Dengan melihat perlambatan ekonomi secara riil ini, kami ekspektasikan ada potensi penurunan suku bunga pada Juni-Juli 2024. Hal itu bisa menjadi sentimen positif untuk hampir seluruh pasar saham karena roda ekonomi akan berputar lebih kencang lagi.
Sektor saham yang diuntungkan: seluruh pasar, terutama perbankan yang akan bisa mengendalikan margin keuntungannya lagi
Sektor saham yang berpotensi dirugikan: -
Deadline Izin Ekspor Mineral Mentah Hanya Sampai Mei 2024
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan pemerintah masih memberikan kesempatan untuk ekspor mineral logam mentah hingga Mei 2024. Beberapa relaksasi ekspor itu akan mencakup komoditas tembaga, besi, timbal, seng, dan lumpur anoda hasil permurnian tembaga.
Relaksasi itu dibuka untuk memastikan pembangunan smelter bisa diselesaikan. Sehingga nantinya, supply mineral mentah bisa diolah dismelter yang tersedia.
Sebenarnya, jika hingga Mei 2024 kapasitas smelter sudah mengolah seluruh produksi di Indonesia tentu tidak akan menjadi masalah serius dan justru menjadi nilai tambah bagi emiten terkait. Namun, jika ternyata kapasitas smelter lebih rendah dibandingkan dengan produksi mineral mentah, hal ini akan berefek terhadap kinerja keuangan penambang mineral mentah tersebut.
Sektor saham yang diuntungkan: (jika kapasitas smelter mencukupi) AMMN, MDKA, ANTM
Sektor saham yang berpotensi dirugikan: (jika kapasitas smelter tidak mencukupi) AMMN, MDKA, ANTM
Insentif Kendaraan Listrik Dilanjutkan Hingga 2024
Pemerintah Indonesia berencana melanjutkan insentif kendaraan listrik hingga 2024, terutama untuk pembelian motor listrik. Ketentuannya kemungkinan hampir sama, yakni subsidi Rp7 juta per motor. Lalu, PPN mobil listrik juga dibuat sebeasr 1 persen.
Jika dilanjutkan berpotensi menguntungkan beberapa emiten yang sudah memproduksi kendaraan listrik seperti, IMAS (Yadea), INDY, SLIS.
Sektor saham yang diuntungkan: IMAS, INDY, SLIS
Sektor saham yang berpotensi dirugikan: -
Pertalite Digantikan dengan Pertamax Green 92
Pertamina akan membuat gebrakan dengan mengubah Pertalite dengan oktan 90 menjadi Pertamax Green 92 yang akan mencampurkan dengan komponen etanol sehingga produknya menjadi bioenergi dan lebih ramah lingkungan. Saat ini, hal ini masih sekadar wacana dan ada potensi diimplementasikan di 2024 nanti.
Di Indonesia, ada beberapa emiten yang terkait produksi etanol seperti MOLI dan SRSN. Namun, permasalahannyam etanol yang diproduksi kedua emiten itu belum tentu cocok untuk kebutuhan Pertamina yang ingin memiliki etanol dengan fuel grade. Untuk itu, Pertamina sendiri lagi berencana impor etanol tersebut.
Sektor saham yang diuntungkan: MOLI, SRSN
Sektor saham yang berpotensi dirugikan: -
Kesimpulan
11 Kebijakan yang berpotensi diimplementasikan pada 2024 ini belum tentu berimplikasi langsung dengan emiten yang telah ditulis ya. Namun, dengan mengetahui kebijakan-kebijakan ini, kita bisa mempersiapkan potensi prospek saham yang mau dipegang hold keras atau watchlist di 2024.
Kira-kira, dari 11 kebijakan ini apakah akan membuat salah satu sektor bakal jadi primadona di 2024? kalau iya, apa yang paling potensial menurutmu?
Mau dapat guideline saham dividen 2024?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini
Referensi
- Republika, 10 November 2023, Insentif Kendaraan Listrik Dilanjutkan Hingga 2024
- Kebijakan Carbon Border Adjustment Mechanism di Eropa
- Tempo.co, 12 Juli 2023, Saham Sektor Rumah Sakit dan Farmasi Melejit Usai RUU Kesehatan Disahkan, Begini Penjelasan Analis
- Bisnis.com, 29 November 2023, Tok Jokowi Targetkan Cukai Plastik dan MBDK Rp6,24 triliun
- CNN Indonesia, 27 November 2023, Cukai Rokok Naik 10 Persen, Siap-siap Rokok Makin Mahal 2024
- CNBC Indonesia, 21 November 2023, Awal 2024, Pengusaha Batu bara Bakal Kena Pungutan Iuran Baru