2024 Jadi Tahun Backdoor Listing, Bisa Berlanjut ke 2025?
Saham backdoor listing jadi salah satu momentum cuan bagi para investor sepanjang 2024. Lalu, bagaimana prospeknya di tahun depan?
Mikirduit – Salah satu fenomena yang sangat kental di 2024 adalah backdoor listing. Setelah melihat kesuksesan PANI yang jadi salah satu anomali market sejak 2022 hingga sekarang, saham-saham kecil yang di-backdoor listing juga memperlihatkan kenaikan harga yang signifikan, dengan risiko tinggi pastinya. Apakah pola backdoor listing ini akan berlanjut di 2025?
Backdoor listing adalah ketika ada perusahaan tertutup mengakuisisi sebuah perusahaan terbuka yang sudah listing di IDX. Lalu, perusahaan tertutup itu mengubah bisnis perusahaan terbuka tadi menjadi bisnisnya. Dengan begitu, perusahaan tertutup tadi bisa mendapatkan akses pendanaan di pasar saham tanpa perlu ribet melakukan IPO.
Ada beberapa kelebihan backdoor listing dibandingkan dengan IPO:
- Proses waktu untuk akuisisi lebih cepat dibandingkan mempersiapkan proses IPO
- Biaya yang keluar untuk akuisisi backdoor listing bisa diatur lebih rendah dibandingkan dengan IPO
- Perusahaan tertutup tidak perlu mengumbar jeroan-nya lewat prospektus IPO dan bisa dapat akses pendanaan pasar modal lewat Backdoor listing
Salah satu kisah backdoor listing yang terkenal sebelum PANI adalah DNET. Emiten yang jadi alat backdoor listing bisnis ritel Grup Salim itu berawal dari bisnis internet provider. Lalu, pada 2013, emiten berkode DNET itu diakuisisi oleh Grup Salim dengan cara melakukan right issue jumbo senilai Rp7 triliun dengan harga pelaksanaan Rp500 per saham.
Via Rights issue itu, Grup Salim masuk dan pengendali DNET tidak mengambil haknya, sehingga Grup Salim mengambil alih DNET. Setelah diakuisisi, Salim mengubah nama DNET menjadi PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. Salim pun menjadikan DNET sebagai pemegang saham sebagian perusahaan patungan dengan mitra seperti FAST, hingga jadi holding ROTI dan Indomaret.
Meski begitu, kisah Backdoor listing tidak seindah DNET atau PANI, tapi ada juga kisah suramnya. Seperti, ketika emiten peritel kompetitor LPPF, yakni RIMO diakuisisi oleh Benny Tjokro. Kala itu, RIMO yang kinerjanya lagi terpuruk, tiba-tiba berencana right issue jumbo senilai Rp9,1 triliun pada 2014-2015. Tujuannya untuk mengakuisisi perusahaan properti yang dimiliki Benny Tjokro, yang mana pembeli siaga rights issue itu adalah pihak yang sama.
Namun, OJK menolak rencana right issue tersebut hingga dalam proses yang alot, nilai right issue dikerucutkan menjadi hanya Rp4,1 triliun dengan tujuan yang sama.
Setelah backdoor listing, harga saham RIMO sempat berfluktuasi sangat tinggi. Dalam periode 9 bulan sejak 1 Februari 2017 hingga 25 Oktober 2017, saham RIMO terbang 926 persen.
Waktu itu, saya (founder Mikirduit) sempat mendengar cerita dari beberapa kelompok investor ritel kalau ada yang menjanjikan harga saham RIMO bisa ke Rp1.000 per saham jadi saatnya ambil kesempatan. Namun, sebelum sampai Rp1.000, ternyata saham RIMO langsung dibanting ke Rp100-an per saham hanya dalam beberapa hari.
Salah satu kisah kelam backdoor listing lainnya adalah PT Sekawan Intipratama Tbk. (SIAP).Awalnya, perusahaan ini bergerak di bidang produksi alat kesehatan dan industri kebutuhan rumah tangga, hingga percetakan. Namun kinerjanya terus merosot hingga akhirnya datang sebuah perusahaan tambang batu bara bernama PT Indo Wana Bara Mining Coal ingin mengakuisisi SIAP pada 2014.
Sejak kabar tersebut muncul, harga SIAP yang hampir turun ke gocap langsung di bawah naik hingga ke Rp465 per saham pada 30 Desember 2024. Hal itu didorong asumsi SIAP akan mengubah bisnisnya jadi batu bara setelah di-backdoor listing oleh Indo Wana Bara Mining.
Catatannya, ternyata rencana Indo Wana Bara Mining akuisisi SIAP ini adalah yang kedua kalinya perseroan mencoba backdoor listing. Sebelumnya, perusahaan batu bara itu mau mengakuisisi PT Perdana Karya Perkasa Tbk. (PKPK), tapi OJK menolak hal tersebut.
Akhirnya, Indo Wana Bara Mining Coal mendapatkan rezeki dari SIAP. Rencana Backdoor Listing pun berjalan lewat right issue jumbo senilai Rp4,68 triliun. Nantinya, dengan dana tersebut, SIAP akan mengakuisisi RITS Ventures Limited yang merupakan pemegang saham tidak langsung PT Wana Bara Prima Coal.
Wana Bara Prima Coal disebut memiliki izin operasional tambang batu bara seluas 5.000 hektar di Kutai Barat, Kalimantan Timur dan siap produksi komersial dalam jangka dekat.
Namun, ternyata aktivitas kegiatan batu bara perseroan harus dihentikan karena masalah perizinan. Di sini, saham SIAP langsung turun dan kinerja bisnisnya sama sekali tidak ada.
Masalah backdoor listing saham SIAP juga jadi kasus setelah hal tersebut membuat adanya transaksi gagal bayar repo SIAP yang dulu sempat diduga ada tindak pidana, meski ceritanya menguap begitu saja.
Fenomena Backdoor Listing 2023-2024
Sepanjang 2024, ada sekitar 8 emiten yang diakuisisi dan cenderung ke arah backdoor listing. Caranya berbeda-beda, ada yang langsung akuisisi emitennya, tapi ada juga yang melalui proses akuisisi induk emiten tersebut sehingga secara tidak langsung mengalami perubahan pengendali dan ada rencana perubahan bisnis.
Namun, dari catatan kami, ada beberapa saham yang dianggap backdoor listing tapi tidak melejit sangat tinggi. Salah satunya saham BINO, alasannya tidak semua aksi akuisisi saham terbuka berujung backdoor listing.
Biasanya, backdoor listing akan mengakuisisi yang tidak rumit (skalanya kecil dan kinerja tidak bagus) dan akan di-inbreng dengan aset si pihak akuisisi. Di sisi lain, pihak yang mengakuisisi BINO tampaknya ingin mengembangkan bisnis BINO lebih tinggi lagi di masa depan sehingga tidak termasuk saham backdoor listing.
Dalam catatan kami, beberapa yang telah di-backdoor listing antara lain, FORU, LABA, PACK, KARW dan FUTR. Adapun, untuk NINE sifatnya masih rumor yang dikabarkan ada investor atau mitra strategis pada 6 Desember 2024.
Beberapa hari kemudian, NINE dikabarkan akan diakuisisi oleh Poh Group Pte. Ltd., perusahaan yang dimiliki taipan Poh Kay Ping dan berada di sektor pertambangan mineral. Namun, untuk tahap akuisisi NINE ini baru sampai tahap negosiasi belum sampai tahap penandatanganan perjanjian jual-beli. Sehingga ada risiko transaksi batal jika tidak ada yang sepakat satu sama lain.
Begitu juga dengan RONY yang pengendalinya saat ini masih bernegosiasi atas rencana akuisisi 80 persen saham perseroan ke Honour Accord Limited. Jadi, tingkat kepastiannya masih cukup rendah.
Adapun, keempat emiten (FORU, LABA, PACK, dan FUTR) benar-benar diubah bisnisnya menjadi ke sektor terkait energi dan pertambangan. Salah satu yang sudah mulai transisi perubahan bisnis adalah LABA, sedangkan sisanya masih proses konsolidasi yang mungkin akan terjadi di 2025.
Sementara itu, untuk KARW juga bukan kecenderungan aksi backdoor listing karena akuisisinya satu lini dan manajemen baru, yakni Grup Meratus, tetap ingin menjadikan bisnis KARW sebagai pengelola pelabuhan.
Meratus sendiri sudah melepas sebagain kecil saham KARW untuk memenuhi ketentuan free float senilai Rp20-an miliar, nilai itu hampir sama ketika salah satu perusahaan logistik pelabuhan terbesar itu mengakuisisi KARW senilai Rp31 miliar.
Prospek Backdoor Listing 2025
Aksi backdoor listing cenderung membuat kenaikan harga karena ada potensi supply saham free float berkurang karena pengendali baru wajib melakukan mandatory tender offer. Dengan tingkat supply dalam jangka pendek berkurang, harga saham yang di-backdoor listing bisa bergerak naik dengan asumsi peminatnya (minimal dari kelompok pengendali) masih cukup besar.
Lalu,apakah kita bisa masuk sebelum backdoor listing terjadi sehingga bisa mendapatkan keuntungan optimal di 2025?
Jawabannya bisa tapi butuh keberuntungan dan alasan awal masuk ke saham tersebut pastinya bukan karena sudah tahu karena ada backdoor listing. Pasalnya, jika info sudah turun, biasanya saham-saham tersebut jadi rebutan dan susah untuk didapatkan seperti yang terjadi di NINE dan PACK.
Sehingga, kita juga bisa masuk setelah kabar atau rumor muncul, dan disarankan setelah menandatangani perjanjian jual-beli sahamnya.Sehingga 75 persen aksi korporasi hampir terjadi.
Selain itu, kamu yang ingin mengejar saham backdoor listing juga harus paham, untuk bisa mencapai puncak harus menghadapi beberapa risiko seperti, suspensi, papan notasi khusus, hingga ternyata tidak jadi ke puncak. Untuk itu, kamu harus bisa siapkan manajemen risiko untuk menentukan berhenti menanti hingga saatnya mengambil untung. Karena harga saham tidak akan bisa selalu naik selamanya, apalagi yang fundamentalnya masih abu-abu.
Kami ekspektasi, mungkin masih ada potensi akuisisi di 2025 tapi tidak semasif di 2024. Lalu, apa saja saham yang bakal aksi korporasi di 2025? kamu bisa baca uraian lengkapnya di 24 Digest Desember khusus untuk member Mikirdividen.
LAST CALL PROMO JOIN MIKIRDIVIDEN CUMA RP400.000 PER TAHUN SAMPAI 31 DESEMBER 2024
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini . Ada promo spesial diskon langsung Rp200.000 untuk langganan setahun! CUMA SAMPAI 31 Desember 2024 dan Kuota terbatas!
Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Beberapa benefit tambahan di tahun depan:
- IPO Digest Premium
- Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
- Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini