3 Saham Komponen Otomotif Meroket, Masih Bisa Dibeli?

Saham komponen otomotif masih lanjut menguat signifikan sejak Juni, bahkan ada yang sejak akhir Mei 2024. Gimana prospek ke depannya? apakah bisa kejar harga?

3 Saham Komponen Otomotif Meroket, Masih Bisa Dibeli?

Mikirduit – Meski penjualan otomotif di Indonesia meredup, harga saham komponen otomotif menggeliat. Kalau begitu, saham komponen otomotif mana yang paling menarik dipantau? 

Salah satu yang menjadi trigger saham komponen otomotif roda empat bisa naik adalah kenaikan ekspor komponen otomotif yang naik 46,9 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi 14,25 juta pis pada Mei 2024. 

Bicara ekspor komponen otomotif, saham yang paling diuntungkan adalah SMSM karena memiliki porsi ekspor yang besar. Untuk itu, kami akan melakukan perbandingan tiga saham komponen otomotif, yakni SMSM, DRMA, dan AUTO.

Saham SMSM

Sejak akhir Mei 2024, saham SMSM sudah naik hingga 28,07 persen. SMSM sebagai produsen filter dan radiator terutama untuk produk ekspor ini paling berkorelasi dengan kenaikan ekspor komponen otomotif. 

Jika dilihat, tren kenaikan ekspor memang baru terjadi di Mei dan perlu ada konfirmasi perkembangan di Juni 2024 yang bakal dirilis pertengahan bulan ini. Kondisi ini diperkirakan bisa memulihkan kinerja perseroan yang sampai kuartal I/2024 mencatatkan penurunan penjualan dan laba bersih. 

Sepanjang kuartal I/2024, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 9,54 persen menjadi Rp1,15 triliun, sedangkan laba bersih turun 2,96 persen menjadi Rp222 miliar. Meski dari sisi kinerja turun, SMSM masih mampu efisiensi sehingga dari segi margin keuntungan justru naik.

Gross profit SMSM naik menjadi 35 persen dibandingkan dengan 34 persen pada periode sebelumnya, sedangkan net profit margin naik menjadi 19 persen dibandingkan dengan 17 persen pada periode sama tahun sebelumnya. 

Sementara itu, sepanjang 2024, SMSM belum ada rencana ekspansi yang signifikan. Dari segi belanja modal, perseroan mengalokasikan senilai Rp150 miliar yang digunakan untuk perbaikan line balancing dalam lini produksi maupun otomatisasi. 

Alasan SMSM belum berencana melakukan ekspansi pabrik karena utilisasi pabrik eksisting masih rendah sekitar 50-60 persen. Jika utilisasi sudah mendekati 90 persen ada kemungkinan perseroan mulai melakukan ekspansi pabrik lagi. 

Terkait menghadapi tantangan transisi dari kendaraan BBM ke listrik, SMSM juga sudah mengantisipasi dengan melakukan beberapa strategi ini: 

Pertama, perseroan melakukan shifting dari otomotif ke alat berat dan kendaraan komersial. Kontribusi pendapatan dari segmen itu sebesar 2/3, sedangkan kendaraan penumpang hanya 1/3-nya. 

Kedua, perseroan telah memproduksi komponen mobil listrik, yakni filter. 

Ketiga, perseroan juga sudah mempersiapkan produk filtrasi lain dengan peluang market yang besar, yakni heating, ventilation & Air-conditioning (HVAC) yang diaplikasikan untuk gas turbine power plant, lokomotif atau kereta, rumah sakit atau industri farmasi yang membutuhkan clean room, food & beverage, apartemen, perkantoran, dan bangunan lainnya. 

Namun, untuk lini bisnis HVAC perseroan masih kecil, yakni di bawah 0,1 persen. Perseroan tengah mempelajari distribusi channel-nya mengingat jalur distribusinya berbeda. Segmen HVAC ini memiliki potensi usaha yang besar dan diperkirakan jadi pendorong pertumbuhan bagi perseroan ke depannya. 

Tantangannya, harga saham SMSM saat ini sudah sedikit di atas harga wajar yang kami asumsikan di Rp1.945 per saham. Kami menilai harga terbaik beli SMSM untuk jangka panjang ada di Rp1.600 - Rp1.800 dalam kondisi bisnis yang tidak sedang tertekan. 

5 Saham Dividen Jumbo 2024, Begini Prospeknya Tahun Depan
Kira-kira 5 saham dividen jumbo 2024 ini lanjut bagikan dividen jumbo di 2025 gak ya? simak ulasannya agar kamu nggak kena PHP kayak di CFIN.

Saham AUTO

Saham AUTO juga sudah mencatatkan kenaikan berturut-turut sebesar 19 persen sejak 26 Juni 2024. Untuk porsi ekspor komponen, kontribusi ke pendapatan AUTO sangat kecil. 

Namun, AUTO berkontribusi dalam Supply komponen ke produksi kendaraan yang di ekspor. AUTO berkontribusi untuk penyediaan komponen otomotif untuk beberapa produk mulai Toyota, Isuzu, Suzuki, dan lainnya.

Apalagi, salah satu pertumbuhan ekspor mobil pada Mei 2024 datang dari Isuzu yang naik hampir 6 kali lipat. Diikuti dengan Mitsubishi yang naik 430 persen, Wuling naik 350 persen, serta Suzuki naik 291 persen.

Untuk kinerja AUTO per kuartal I/2024 dari segi laba bersih mencatatkan kenaikan sebesar 9,72 persen menjadi Rp475 miliar, meski dari segi pendapatan turun 7,57 persen menjadi Rp4,59 triliun. 

Hanya saja, pendapatan AUTO dari ekspor per kuartal I/2024 sudah mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 40,41 persen menjadi Rp402 miliar. 

Untuk laba bersih AUTO bisa naik karena adanya penurunan beban umum sebesar 26,64 persen menjadi Rp212 miliar, sedangkan bagian atas laba entitas asosiasi naik 5 persen menjadi Rp252 miliar. 

Untuk 2024, manajemen menilai prospek bisnis AUTO masih cukup baik karena ada potensi pertumbuhan dari segmen kendaraan rodal dua. Namun, memang tidak ada rencana riil AUTO yang diungkapkan oleh manajemen, terutama dalam public expose yang terakhir. 

Kami menilai, AUTO sebagai pemimpin pangsa pasar di bidang komponen otomotif ini bisa menarik jika ekspor kendaraan terus meningkat. Hal itu bisa menjadi obat saat penjualan di domestik, terutama sektor roda empat cenderung turun. 

Di sisi lain, dari konsensus analis, kinerja laba bersih AUTO di 2024 diperkirakan turun 0,65 persen menjadi Rp1,83 triliun. 

Dengan perkiraan itu, kami menilai posisi harga AUTO saat ini sudah cukup tinggi sehingga cukup berisiko untuk masuk. Kami menilai harga wajar AUTO ada di Rp1.710 per saham.

Jika Saham Tiba-tiba Tidak Bagi Dividen, Pertanda Buruk?
GGRM, CFIN, dan DMAS tidak diduga-duga malah tidak bagikan dividen final. Kalau begitu, ada pertanda apa ya?

Saham DRMA

Saham DRMA juga mencatatkan kenaikan sekitar 25 persen sejak awal Juni hingga 8 Juli 2024. Kenaikan DRMA juga ada hubungan erat dengan kenaikan ekspor kendaraan dan komponen otomotif yang terjadi di Mei 2024. 

Berbeda dengan SMSM dan AUTO yang ada porsi ekspor, seluruh komponen otomotif yang diproduksi DRMA untuk diproduksi di dalam negeri. Namun, hasil produksi mobil dengan komponen DRMA itu bisa juga masuk ke pasar ekspor. 

DRMA tercatat menjadi supplier beberapa merek otomotif seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Astra Honda Motor, Kawasaki, Suzuki, dan Hyundai. 

Secara rencana bisnis ke depannya, DRMA memiliki rencana masuk ke produksi battery pack, brushless direct current motor, dan hal lain terkait kendaraan listrik seperti charging station hingga battery swap. 

Untuk itu, DRMA mendirikan anak usaha  Dharma Energi Resources yang dipersiapkan untuk support elektrifikasi kendaraan bermotor di Indonesia seperti yang telah disebutkan sebelumnya. 

Saat ini, perseroan telah produksi Energi Storage System yan digunakan untuk solar panel. Namun, skalanya memang masih kecil dan manajemen belum bisa kasih gambaran target pendapatan dari segmen anak usaha yang baru ini. 

Untuk kinerja DRMA di kuartal I/2024 mencatatkan tren penurunan yang cukup dalam dibandingkan dengan dua saham komponen otomotif lainnya. Laba bersih DRMA turun 38,25 persen menjadi Rp133 miliar, meski pendapatan hanya turun 7,4 persen menjadi Rp1,33 triliun. 

Adapun, penurunan laba bersih DRMA disebabkan oleh kenaikan beban penjualan dan pemasaran, serta beban umum dan administrasi. 

Selain itu, DRMA juga mencatatkan penurunan signifikan pada pendapatan dan beban operasi lain-lain. Hal itu disebabkan oleh posisi goodwill negatif setelah akuisisi senilai Rp55,93 miliar tidak muncul lagi pada laporan keuangan 2024. 

Kondisi itu membuat net profit margin DRMA turun drastis menjadi 9,99 persen dibandingkan dengan 14,98 persen. Namun, secara operasional bisnis, DRMA masih cukup efisien dengan tingkat gross profit margin sebesar 18,46 persen dibandingkan dengan 17,89 persen pada periode sama tahun sebelumnya. 

Adapun, konsensus analis memperkirakan kinerja laba bersih DRMA sepanjang 2024 turun 3,2 persen menjadi Rp592 miliar. Untuk itu, kami sempat memproyeksikan 2024 jadi momen beli terbaik DRMA sebelum kinerjanya kembali bertumbuh di 2025. 

Untuk posisi harga per 8 Juli 2024 sayangnya sudah cukup mahal dengan asumsi wajar dari kami sekitar Rp993 per saham.

Kelebihan Saham Dividen, Bisa Ukur Risk-Reward Lebih Pasti
Saham yang rutin membagikan dividen memberikan kemudahan bagi holdernya untuk mengukur harga saham yang menarik untuk posisi beli. GImana caranya? simak di sini

Kesimpulan

Prospek saham komponen otomotif bakal semakin oke jika suku bunga sudah diturunkan karena bisa mendorong permintaan otomotif dari global dalam bentuk ekspor komponen atau menjadi supplier produk otomotif yang diekspor. 

Hanya saja, posisi saham komponen otomotif saat ini sudah terlalu tinggi, jika ingin masuk bisa menunggu realisasi kinerja kuartal II/2024 yang kami perkirakan dalam kondisi yang masih melambat. Sehingga tetap ada ruang normalisasi harga terlebih dulu.

Join Market Outlook Semester II/2024 Mikirduit Pada 20 Juli 2024 Pukul 13:00 - selesai secara Online

Market outlook semester II/2024 akan membahas saham-saham potensial dari untuk investing maupun trading pendek yang menarik. Kamu yang ikutan akan diberikan booklet spesial market outlook jelang penurunan suku bunga the Fed agar tidak kelewatan momentum jelang bullish market.

Jika kamu bukan member Mikirdividen, kamu bisa daftar presale diskon Rp50.000 dengan kode promo SAHAMBULLISH dengan klik link ini (kode promo bisa dimasukkan setelah klik tombol bayar)

Lalu, jika kamu mau ambil paket lengkap bisa join Mikirdividen Bundling dan dapatkan paket lengkap:

  • Ulasan 31 Saham Dividen Jangka Panjang yang Diupdate Setiap Rilis Laporan Keuangan
  • Publikasi Bulanan untuk gambaran arah market sebulan ke depan, terbit setiap akhir bulan
  • Grup diskusi mikirdividen
  • Event Online Bulanan termasuk Market Outlook Semester II/2024

Klik di sini untuk join Mikirdividen Bundling dan nikmati potongan harga tambahan jika menggunakan kode promo SAHAMBULLISH.