3 Saham yang Berpotensi Diuntungkan Jika The Fed Turunkan Suku Bunga
Rabu, 18 September 2024 menjadi saksi sejarah suku bunga The Fed akhirnya mulai diturunkan setelah kenaikan agresif pada 2022-2023. Berikut ini, 3 pilihan saham AS yang menarik jelang penurunan suku bunga.
Mikirduit – Secara mengejutkan, Bank Indonesia lebih dulu menurunkan suku bunga BI7DRR reverse repo rate dibandingkan dengan Federal Reserve yang diperkirakan bakal umumkan pada 19 September 2024 dini hari. Jika The Fed jadi turunkan suku bunga acuannya pada dini hari nanti, apa saham yang menarik jadi pilihan?
Secara teori, jika suku bunga bank sentral mengalami penurunan, sektor yang terdampak secara langsung adalah perbankan. Dengan suku bunga yang lebih rendah, perbankan bisa mengatur komposisi margin keuntungan dari penyaluran kredit dan penghimpunan dana. Namun, kondisi ini berlaku di negara yang banknya masih punya tingkat net interest margin yang besar seperti Indonesia.
Sementara itu, efek penurunan suku bunga ke sektor riil akan membutuhkan waktu sekitar 3-6 bulan. Namun, dari sektor riil, properti akan mendapatkan efek lebih awal. Terakhir, terkait perkembangan zaman, saham teknologi juga mendapatkan sentimen positif sementara dari keputusan tersebut.
untuk itu, bicara saham AS jelang penurunan suku bunga the Fed, berikut ini 3 saham pilihan yang berasal dari tiga sektor berbeda yang masih murah dan punya potensi upside yang menarik.
Saham Bank - C (Citigroup)
Sejak 17 Juli 2024 hingga 17 September 2024, harga saham Citigroup (C) sudah turun 12,24 persen. Jika dibandingkan dengan empat bank besar lainnya, yakni JPM, BAC, WFC, dan USB, saham C menjadi yang termurah secara dari segi price to book value.
Jika dihitung secara discounted cashflow, saham C masih diskon sekitar 67,89 persen dengan perkiraan harga wajar di 99,54 dolar AS per saham.
Dari segi prospek kinerja keuangan, konsensus analis memproyeksikan laba bersih C bisa tumbuh 40,15 persen menjadi 5,69 dolar AS. Proyeksi pertumbuhan C menjadi yang terbesar dibandingkan dengan saham bank lainnya.
Dari segi dividen, C juga menjadi geng saham bank dengan tingkat yield 3 persen. Ke depannya, C diproyeksikan bagi dividen sebesar 36 persen dari laba bersih. Jika dihitung dari proyeksi laba bersih per saham berarti sekitar 2,04 dolar AS per saham dengan tingkat yield sekitar 3,45 persen dari harga saham per 17 September 2024 di 59,29 dolar AS.
Adapun, dari realisasi kinerja C hingga semester I/2024, perseroan hanya mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 1 persen menjadi 41,24 miliar dolar AS. Lalu, laba bersih perseroan turun 13 persen menjadi 5,99 miliar dolar AS.
Meski jika dilihat secara kuartalan, tekanan kinerja C terjadi pada kuartal I/2024. Sementara itu, kinerja tiga bulan kuartal II/2024 tumbuh positif. Seperti, pendapatan tumbuh 4 persen, serta laba bersih mampu tumbuh 13 persen secara year on year.
Belum ada berita terbaru terkait Citigroup yang cukup material. Namun, penurunan suku bunga The Fed nantinya bisa berdampak ganda, yakni positif karena likuiditas akan lebih banyak, tapi negatif jika ternyata penurunan suku bunga yang terlalu lama telah memberikan efek risiko resesi ekonomi ke AS.
Saham Properti - O (Realty Income)
Realty Income (O) merupakan salah satu emiten di indeks S&P500. Emiten ini memiliki 15.450 properti dari 90 sektor bisnis yang berbeda yang disewakan kepada lebih dari 1.500 klien di 50 negara bagian AS, Inggris, dan 6 negara Eropa lainnya. O juga menjadi salah satu saham yang membagikan dividen setiap bulan.
Sejak 2 Juli 2024 hingga 17 September 2024, saham O sudah naik sekitar 19,2 persen. Meski begitu, jika dibandingkan dengan saham properti dan REITs, terutama yang besar lainnya, O masih cukup murah.
O memiliki price to book value sebesar 1,4 kali. Lebih murah dari kompetitornya langsung, yakni SPG yang sebesar 18,5 kali. Serta, saham properti lainnya yang rata-rata ada di atas 5 kali.
Jika dihitung dengan discounted cashflow, saham O juga masih diskon sebesar 69 persen. Harga wajar O dinilai ada di 106 dolar AS per saham.
Untuk proyeksi kinerja keuangan, O diperkirakan mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 3,17 persen menjadi 1,3 dolar AS per saham. Lalu, dengan asumsi dividend payout rasio 85 persen, O bakal membagikan dividen sekitar 1,1 dolar AS per saham, yang dibagikan setiap bulan. Dengan menggunakan harga per 17 September 2024, tingkat dividend yield O sekitar 1,77 persen.
Adapun, realisasi kinerja keuangan O hingga semester I/2024 cenderung mix. Dari segi pendapatan mencatatkan pertumbuhan sebesar 32,4 persen menjadi 2,59 miliar dolar AS, sedangkan laba bersih turun 6,9 persen menjadi 391 juta dolar AS.
Berita terbesar terakhir tentang saham O adalah pengumuman transaksi penjualan-sewa-kembali untuk 82 properti ritel yang disewakan kepada afiliasi Decathlon SE, perusahaan olahraga dan peritel perlengkapan olahraga yang ada di Prancis, Spanyol, Italia, dan Portugal.
Saham Teknologi - ORCL (Oracle)
Oracle (ORCL) menjadi salah satu saham teknologi yang lagi disoroti terkait ekspansinya ke bisnis artificial intelligent (AI). Strategi ORCL ekspansi ke AI juga menarik karena perseroan cenderung bermitra dengan semua pemain untuk pengembangan bisnis tersebut.
Beberapa mitra ORCL untuk pengembangan bisnis AI antara lain, Google, Microsoft, dan OpenAI.
Harga saham ORCL sudah naik sebesar 58,26 persen dari periode 21 Februari 2024 hingga 17 September 2024. Kondisi ini membuat harga saham ORCL memang sudah di area fair value secara sektoral.
Seperti dari PE, ORCL mencatatkan PE sebesar 42,3 kali. Posisi itu menjadi yang terendah kedua setelah MSFT, serta PE ORCL masih di bawah sektoral sebesar 70,6 kali. Dari segi PBV, saham ORCL menjadi yang termahal kedua setelah Fortinet dengan PBV 42,9 kali.
Namun, secara hitungan discounted cashflow, saham ORCL masih diskon 38,5 persen menjadi 272,29 dolar AS per saham.
Apalagi, jika melihat prospek kinerja laba bersih ORCL yang diperkirakan tumbuh sebesar 21 persen menjadi 4,61 dolar AS per saham. Dengan pencapaian itu, ORCL diperkirakan bagikan 39 persen labanya menjadi dividen senilai 1,79 dolar AS per saham. Jika dihitung dengan harga penutupan per 17 April 2024, tingkat dividend yield-nya sekitar 1,07 persen.
ORCL pun baru merilis kinerja kuartal I/2025 (tahun fiskal dimulai dari Juni-Agustus). hasilnya, dari segi pendapatan perseroan mencatatkan kenaikan sebesar 7 persen menjadi 13,3 miliar dolar AS. Kenaikan pendapatan didorong oleh bisnis jasa cloud dengan dukungan license maupun on-premise license.
Dengan kenaikan pendapatan itu, ORCL mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 21 persen menjadi 2,42 miliar dolar AS.
Kesimpulan
Ketiga saham pilihan ini punya karakter yang berbeda, seperti saham banking seperti C adalah saham bisnis konservatif yang berpotensi tetap berkelanjutan. Meski, jika ada risiko resesi ekonomi, kinerja saham-saham banking juga dikhawatirkan terpengaruh terkait beberapa risiko klien-nya.
Lalu, saham REITs seperti O memberikan kepastian pendapatan dari dividen setiap bulan selama kinerjanya menguntungkan. Namun, dengan portofolio real estate yang besar, saham-saham tersebut bisa bertahan. Walaupun, ada beberapa saham properti yang fundamentalnya kurang kuat sehingga kinerja keuangannya cenderung fluktuatif.
Terakhir, saham teknologi seperti ORCL yang juga punya kekuatan dari segi momentum perkembangan teknologi seperti AI. Hanya saja, tren itu sifatnya jangka menengah pendek, sehingga jika kamu masuk di harga bawah, jangan lupa untuk keluar sebelum pesta berakhir.
Dari ketiga saham ini, mana yang menurutmu menarik?
Cara Berinvestasi Saham AS
Kamu bisa mulai investasi saham AS mudah dengan download dan daftar di Gotrade. Daftar dengan link ini untuk mendapatkan 2 dolar AS dari Gotrade