3 Saham yang masih Diskon, Meski Diborong Investor Asing

Dari hasil screening kami, ketiga saham ini masih diskon lumayan, meski asing sudah borong dalam 1-3 bulan terakhir. Apakah ada potensi upside yang menarik?

3 Saham yang masih Diskon, Meski Diborong Investor Asing

Mikirduit – Ada 5 saham yang secara valuasi dengan metriks PBV band masih bisa dibilang murah dan mulai diborong asing. Artinya, asing masuk, tapi harga sahamnya belum naik. Lalu, bagaimana dengan prospek kelima saham ini?

Dalam melakukan screening saham ini, kami menggunakan 4 indikator utama:

  • Posisi price to book value (PBV) positif (atau lebih dari 0)
  • Posisi PBV saat ini (17 September 2024) lebih rendah daripada PBV Band 5 tahun
  • Minimal market cap sekitar Rp5 triliun
  • Net foreign buy streak lebih dari 1 kali (artinya asing sudah mencatatkan net sell asing berturut-turut lebih dari 1 kali di saham ini)

Dengan keempat metriks itu, kami menemukan 3 saham yang cukup menarik. Berikut ini ulasan lengkapnya.

Saham MDKA

Saham MDKA belum merilis laporan keuangan semester I/2024 karena sedang diaudit. Biasanya, aksi audit ini karena ada kebutuhan aksi korporasi.

Salah satu rencana aksi korporasi MDKA adalah rencana penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dulu alias private placement. MDKA berencana melakukan private placement paling banyak 10 persen dari total modal disetor. 

Jika dihitung dengan harga saham MDKA per 17 September 2024 di Rp2.300 per saham, total dana yang dihimpun MDKA bisa mencapai Rp5,62 triliun. 

Dalam keterangan rencana private placement di Juni 2024, MDKA bertujuan untuk melaksanakan potensi ekspansi. Namun, detail ekspansinya memang belum disebutkan. Adapun, sekitar 70 persen dari dana hasil private placement disebut untuk belanja modal atau pembelian saham hingga aset dengan tujuan ekspansi tadi. Sisanya, akan digunakan untuk modal kerja. 

Di sisi lain, investor yang memegang saham baru MDKA itu juga belum disebutkan. Lalu, jadwal rencana private placement juga belum dirilis. Dari hasil rapat umum pemegang saham luar biasa, MDKA sudah memegang persetujuan dari pemegang saham.

Sebenarnya, kami memproyeksikan ada potensi kinerja MDKA mulai pulih di 2024. Namun, sampai kuartal I/2024, MDKA malah mencatatkan kerugian bersih senilai 15,22 juta dolar AS. Namun, ini juga menjadi penuh tanda tanya. 

MDKA mencatatkan kenaikan pendapatan yang signifikan sebesar 152,57 persen menjadi 541,05 juta dolar AS. Namun, laba kotor MDKA hanya naik 5,53 persen menjadi 33,28 juta dolar AS.

Jika melihat bagian beban pokok pendapatan, penyebab laba kotor MDKA susut signifikan adalah biaya pengolahan yang naik signifikan sebesar 93 persen menjadi 339 juta dolar AS.

Artinya, kenaikan beban pokok pendapatan ini ada hubungannya dengan bisnis MBMA dalam melakukan pengolahan nikel. Meski, jika dilihat dari laba sebelum pajak segmen bisnis MDKA, penyebab kerugian ini karena segmen lainnya yang menjadi rugi bersih sebelum pajak senilai 16,15 juta dolar AS. Segmen lainnya ini yang tidak dijelaskan detail oleh perseroan. 

Salah satu catatan kami untuk saham MDKA adalah tingkat utangnya cukup tinggi. Jika dibandingkan tingkat utang berbunga dengan ekuitas terhadap entitas induk, tingkat DER MDKA bisa tembus 1,51 kali. Namun, jika dibagi dengan total ekuitas yang mayoritas dari non-pengendali, tingkat DER memang hanya 0,51 kali. 

Dari segi interest coverage rasio (ICR) dengan twelve trailing months (TTM) dari kinerja kuartal I/2024, MDKA memiliki ICR sebesar 1,19 kali. Tidak menunjukkan risiko, tapi cukup pas-pasan.

Meski tingkat utang MDKA kami nilai cukup tinggi, tapi Pefindo memberikan rating utang obligasi MDKA dengan idA+ yang berarti MDKA dianggap bisa memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut dibandingkan dengan emiten lainnya.

Salah satu catatan kami untuk saham MDKA adalah tingkat utangnya cukup tinggi. Jika dibandingkan tingkat utang berbunga dengan ekuitas terhadap entitas induk, tingkat DER MDKA bisa tembus 1,51 kali. Namun, jika dibagi dengan total ekuitas yang mayoritas dari non-pengendali, tingkat DER memang hanya 0,51 kali. 

Dari segi interest coverage rasio (ICR) dengan twelve trailing months (TTM) dari kinerja kuartal I/2024, MDKA memiliki ICR sebesar 1,19 kali. Tidak menunjukkan risiko, tapi cukup pas-pasan.

Meski tingkat utang MDKA kami nilai cukup tinggi, tapi Pefindo memberikan rating utang obligasi MDKA dengan idA+ yang berarti MDKA dianggap bisa memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut dibandingkan dengan emiten lainnya.

Jika menggunakan asumsi PBV Band 5 tahunnya, harga wajar MDKA berada di area Rp3.663 per saham. Adapun, untuk target konsensus analis berada di Rp2.945 per saham. Adapun, dalam sebulan terakhir, investor asing tercatat sudah net buy sekitar Rp309 miliar di saham MDKA. 

Saham DRMA

Saham DRMA mencatatkan tren penurunan kinerja keuangan setelah sempat menghasilkan pertumbuhan yang solid di 2023. 

Sampai semester I/2024, saham DRMA mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 31,46 persen menjadi Rp237 miliar. Penurunan laba bersih itu disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

  • Pendapatan turun 6,75 persen menjadi Rp2,5 triliun.
  • Di saat yang sama, penurunan beban pokok pendapatan lebih rendah daripada pada penurunan pendapatan. Hasilnya, laba kotor DRMA turun 7,72 persen menjadi Rp448 miliar. Gross profit margin juga turun tipis menjadi 17,54 persen dibandingkan dengan 17,72 persen pada periode sama tahun sebelumnya. 
  • Beban operasional naik 276 persen menjadi Rp127 miliar yang membuat penurunan laba bersih menjadi signifikan. Kenaikan beban operasional dipicu kenaikan gaji, upah, dan kesejahteraan karyawan sebesar 18 persen menjadi Rp97 miliar, serta menghilangnya goodwill senilai Rp55 miliar di bagian pendapatan operasional lain-lain. Goodwill hilang terkait dengan aksi akuisisi DRMA di akhir 2022.

Sementara itu, BEI sempat meminta beberapa keterangan dari manajemen DRMA terkait kinerja semester I/2024 pada awal September 2024. Beberapa pertanyaannya salah satunya terkait kenaikan aset tetap sebesar 10,56 persen menjadi RP156 miliar.

Manajemen menjelaskan kenaikan aset tetap yang terjadi disebabkan adanya pembangunan pabrik baru oleh anak usaha, yakni Dharma Controlcable Indonesia dan Dharma Precision Parts. 

Nantinya, Dharma Controlcable Indonesia tersebut akan memproduksi battery pack untuk kendaraan roda dua dan Dharma Precision Part akan mengembangkan dan produksi brushless direct current (BLDC) untuk kendaraan roda dua.

Selain itu, kenaikan aset DRMA juga didorong oleh proyek baru yang sudah masuk mass production di 2024, serta ada program digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. 

Dari penjelasan itu, ada potensi pertumbuhan bisnis DRMA dengan adanya tambahan lini bisnis terkait produksi battery pack dan BLDC, serta proyek yang sudah masuk tahap produksi massal. Harapannya, jika kinerja penjualan properti domestik membaik, kinerja DRMA juga bisa tumbuh lebih bagus lagi. 

Adapun, dari konsensus analis untuk kinerja 2024, saham DRMA diperkirakan bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 5,81 persen menjadi Rp5,86 triliun, sedangkan pendapatan tumbuh 5,72 persen menjadi Rp647 miliar. Dari proyeksi ini, tingkat net profit margin DRMA diperkirakan lebih bagus di area 11,04 persen dibandingkan dengan 9,28 persen pada semester I/2024. 

Dengan prospek itu, posisi harga DRMA bisa dibilang berada di level murah dengan asumsi wajar PBV Band 3 tahunnya (karena baru IPO kurang dari 5 tahun) sekitar Rp1.308 per saham.  Sementara itu, dalam 3 bulan terakhir, saham DRMA sudah mencatatkan net buy asing sekitar Rp44,82 miliar. (Level yang cukup besar secara historis DRMA)

Saham BBTN

Saham BBTN menjadi saham termurah yang diborong asing ketiga. Secara tren kinerja keuangan semester I/2024, BBTN mencatatkan hasil seperti bank lainnya. Laba bersih BBTN hanya naik 1,86 persen menjadi Rp1,5 triliun. 

Pertumbuhan laba bersih yang moderat disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 6,99 persen menjadi Rp6 triliun. Sebenarnya, BBTN masih menurunkan pencadangan dengan angka signifikan, yakni sebesar 52 persen menjadi Rp925 miliar. Namun, penurunan pencadangan itu tidak bisa menjaga pertumbuhan laba bersih lebih tinggi akibat penurunan pendapatan bunga bersih tersebut. 

Bahkan, dari realisasi kinerja semester I/2024 itu, BBTN juga merevisi target laba bersihnya dari 10-11 persen menjadi hanya 1 persen untuk sepanjang 2024.

Dalam paparan publik pada akhir Agustus 2024, Direktur Utama BBTN Nixon Napitupulu menjelaskan penurunan target itu disebabkan oleh kondisi cost of fund yang masih mahal akibat suku bunga acuan BI yang berada di level tinggi. 

Sepanjang paruh pertama 2024, beban bunga BBTN memang naik 27,5 persen menjadi Rp8,9 triliun. Padahal, pendapatan bunga hanya naik 10,74 persen menjadi Rp14,97 triliun.

Manajemen BBTN mengungkapkan, perseroan juga mencoba untuk mendorong pendapatan bunga dari beberapa segmen kredit seperti: 

Pertama, perseroan mengajukan penambahan kuota KPR subsidi karena kuota yang diberikan sudah habis. 

Kedua, perseroan mendorong pertumbuhan kredit di segmen korporasi. Apalagi, ada beberapa developer besar yang dibiayai oleh BBTN, serta porsi kredit korporasi masih cukup rendah sehingga punya potensi untuk didorong pertumbuhannya. 

Ketiga, BBTN juga berencana masuk ke segmen UMKM. Harapannya, kredit di segmen ini bisa tumbuh double digit. 

Di luar itu, salah satu aksi korporasi yang tengah berjalan adalah rencana BBTN mengakuisisi bank umum syariah untuk dimerger dengan unit usaha syariah perseroan. Setelah batal dengan Bank Muamalat, BBTN dikabarkan semakin dekat untuk mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah. Nilai transaksi akuisisi itu diperkirakan sekitar Rp1,7 triliun.

Namun, belum ada kabar terbaru terkait rencana akuisisi Bank Victoria Syariah tersebut. Jika itu terlaksana, bisa menjadi salah satu sentimen penggerak saham BBTN selanjutnya. 

Apalagi, harga saham BBTN dianggap masih cukup murah. Dengan menggunakan asumsi PBV band 5 tahunnya, harga wajar BBTN ada di Rp1.680 per saham. Adapun, saham BBTN sudah mencatatkan net buy asing sekitar Rp127 miliar dalam 3 bulan terakhir. 

Kesimpulan

Ketiga saham yang diborong asing dalam 1-3 bulan terakhir ini bisa dibilang masih berada di area yang cukup murah. Dengan asumsi itu, harusnya ada potensi upside jika investor asing yang beli itu mau keluar dari saham tersebut. Selain itu, ketiga emiten ini juga memiliki ceritanya tersendiri. 

Misalnya, MDKA yang lagi proses private placement-nya. Apalagi, laporan kuartal II/2024 yang diaudit membuat asumsi aksi korporasi itu akan dijalankan di sisa kuartal ketiga atau keempat tahun ini. Lalu, DRMA lagi ekspansi ke bisnis kendaraan listrik, serta menunggu pemulihan penjualan otomotif. Serta, BBTN yang lagi proses akuisisi Bank Victoria Syariah untuk dimerger dengan unit usaha syariahnya. 

Dari ketiga saham ini, mana yang menurutmu sangat menarik?

Mulai Langkah Investasi Saham-mu Bersama Mikirdividen

Kamu bisa mengetahui gambaran benefit jadi member mikirdividen dengan klik di sini.

Secara umum, kamu akan mendapatkan beberapa benefit dengan menjadi member mikirdividen seperti:

  • Analisis 31 Saham Dividen yang Cocok untuk Investasi Jangka Panjang (Di-update fundamentalnya per 3 bulan dan harga wajar secara real-time)
  • 24 Digest, Publikasi bulanan yang bisa memandumu investasi saham dengan fenomena yang bakal terjadi di bulan selanjutnya
  • Grup Diskusi di Whatsapp
  • Event Online Bulanan

Kamu bisa jadi member Mikirdividen dengan Harga Diskon 33% menjadi Rp400.000 per tahun. Untuk join jadi member bisa klik di sini. | Promo Paket Ini Berlaku Hingga 31 Desember 2024

Selain itu ada promo lainnya seperti:

  • Paket Lengkap Mikirdividen 1 Tahun + Paket e-Book Saham Pertama: DISKON 44% menjadi Rp500.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket ini hanya berlaku hingga 30 September 2024
  • Paket e-Book Saham Pertama dengan Benefit (e-Book Saham Pertama, Rekaman Event Saham Pertama, Kalkulator Harga Wajar): DISKON 33% menjadi Rp200.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket Ini Berlaku hingga 31 Desember 2024

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini