3 Saham yang Mustahil Bagi Dividen, Tapi Realitanya Berbeda
3 Saham ini sekilas mungkin sulit bagi dividen karena mengalami kerugian Rp10 triliun, induk usaha kena masalah utang, dan harga saham turun ke Rp19 per saham. Tapi, kenapa ketiganya tetap bisa bagi dividen ya?
Mikirduit – Ada tiga saham yang kayaknya sulit dan hampir mustahil bagi dividen, tapi ternyata masih bagikan dividen. Kira-kira, ini saham yang bagus nggak sih? dan bagaimana cara mereka bisa bagi dividen?
Ketiga saham itu antara lain, SRTG, WTON, dan BAUT. Ketiga saham ini bisa dinilai hampir mustahil bagi dividen, tapi mereka tetap bagikan. Kenapa bisa dibilang mustahil dan bisa bagikan? serta bagaimana prospek sahamnya. Simak ulasan lengkapnya di sini.
Saham SRTG
SRTG mencatatkan kerugian sekitar Rp10,15 triliun sepanjang 2023. Dari sini, apakah ada holder yang mikir emiten ini bagi dividen?
Faktanya, saham SRTG memutuskan pembagian dividen sebesar Rp22 per saham. Saat pengumuman, tingkat dividend yield-nya sekitar 1,42 persen. Pertanyaannya, kan rugi, dari mana uang bayar dividennya?
Hal ini terkait dengan model bisnis SRTG, yakni perusahaan investasi. Kerugian yang dialami perseroan bukan merupakan kerugian uang tunai, tapi hanya mengalami floating loss di saham investasinya. Beberapa saham investasi SRTG seperti, ADRO, MDKA, MPMX, TBIG, hingga NRCA.
Dengan model bisnis itu, meski SRTG mencatatkan kerugian Rp10 triliun, tapi dari segi pendapatan dividen naik 7,4 persen menjadi Rp2,8 triliun. Hal itu membuat perseroan memiliki cash dari hasil kinerja 2023 untuk dividen.
Total dividen yang dibagikan pun hanya setara 10,61 persen dari total pendapatan dividen tersebut. Sehingga tidak mempengaruhi cash perseroan secara umum.
Lalu, apakah saham SRTG masih punya prospek bagus ke depannya?
Dengan karakter bisnis SRTG sebagai perusahaan investasi, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menilai prospeknya adalah kualitas dari aset investasinya, serta harga wajar SRTG tersebut. Posisi terbaik saham SRTG adalah saat berada di bawah harga wajar-nya.
Pertama, bagaimana kualitas saham milik SRTG. Secara umum mayoritas dana investasinya ditempatkan ke saham bluechip perti, TBIG, MDKA, dan ADRO. Dalam karakter sahamnya, TBIG dan ADRO jadi emiten yang rutin dividen, sedangkan MDKA belum pernah bagi dividen. Artinya, driver cash utama SRTG berasal dari ADRO dan TBIG. Jika kedua saham itu mencatatkan pemulihan kinerja, SRTG berpotensi mencatatkan cash lebih oke lagi.
Lalu, minoritas investasinya di saham secondliner seperti, MPMX, PALM, AGII, dan NRCA. Kalau dari kami menilai, overall ADRO dan TBIG menjadi diversifikasi yang oke karena kombinasi cyclical dengan non-cyclical. Untuk MDKA diharapkan dari segi pertumbuhan bisnis bisa lebih besar.
Jika kamu menilai portofolio SRTG ini menarik, kita bisa lanjut ke tahap selanjutnya, yakni berapa harga wajar SRTG.
Di sini, kami menggunakan dua strategi, pertama menilai net aset value per saham (NAV per share), dan kedua PBV secara historis.
Untuk strategi pertama, harga wajar SRTG ada di Rp3.511 per saham. Artinya, posisi saat ini cukup murah.
Namun, kita perlu lihat juga seberapa harga wajar yang berani dibayar oleh investor untuk saham SRTG lewat strategi kedua.
Saat ini, posisi price to book value (PBV) SRTG ada di 0,45 kali. Posisi ini berada di bawah rata-rata 5 tahunnya yang berada di 0,53 kali. Jika mengambil timeframe 5 tahun ke depan, kami menilai harga wajar SRTG di Rp1.802 per saham.
Artinya, posisi ini masih cukup merah, tapi tetap harus siap dengan risiko fluktuasi jangka pendek.
Saham WTON
SAHAM WTON adalah anak usaha dari WIKA, yang lagi menyelesaikan berbagai masalah utangnya. Dengan kondisi induk rugi Rp7,82 triliun, WTON anak usahanya masih membagikan dividen.
WTON mengumumkan pembagian dividen senilai Rp6,88 miliar atau Rp0,79 per saham. Total dividen itu setara 34 persen dari laba bersih perseroan di 2023.
WTON masih bisa bagikan dividen karena yang bermasalah adalah induknya. Bahkan, dividen dari WTON bisa jadi tambahan cash untuk induknya, selaku pemegang saham perseroan.
Kecuali jika yang posisinya rugi dan bermasalah dengan utang anak usaha, kayaknya emiten induk harus beresin masalah pembayaran utang yang tertunda di anak usahanya tersebut dulu.
WTON sendiri rutin bagi dividen sejak IPO pada 2014 tanpa pernah absen satu kali pun.
Lalu, apakah berarti fundamental WTON oke?
Dari risiko kredit, per kuartal I/2024, kinerja WTON bsia dibilang lebih oke dibandingkan dengan induknya. Total utang berbunga perseroan hanya Rp309 miliar, dengan tingkat ekuitas Rp3,53 triliun, berarti debt to Equity rasio (DER) hanya sekitar 0,08 kali.
Namun, sorotan kami ada di utang usaha yang mencapai Rp1,73 triliun. Mayoritas utang usaha itu ke pemasok senilai Rp1,5 trilun, sisanya utang ke subkontraktor. Dari segi tingkat risiko, utang usaha tidak menyebabkan masalah besar seperti PKPU, tapi jika utang ke pemasok dan supplier mandek bisa menurunkan tingkat kepercayaan supplier dan subkontraktor yang membuat WTON kesulitan mencari partner dalam menjalankan bisnisnya.
Sejak WIKA bermasalah soal utangnya, bisnis WTON juga mencatatkan perlambatan kinerja. Sepanjang 2023, WTON mencatatkan penurunan laba bersih hingga 79 persen menjadi Rp34 miliar yang dipicu penurunan pendapatan 30 persen, dan kenaikan biaya yang membuat laba bersih kian tergerus.
Adapun, kinerja WTON di kuartal I/2024 cukup baik dengan mencatatkan kenaikan pendapatan 18 persen menjadi Rp1,08 triliun. Meski, pekerjaan rumah terberat WTON adalah mengatur biaya, seperti beban pokok pendapatan. Jadi, saat pendapatan naik, tapi gross profit margin WTON turun menjadi 5,6 persen dibandingkan dengan 6,14 persen pada periode sama di tahun sebelumnya.
Bahkan, WTON juga melanjutkan penurunan laba bersih sebesar 1,4 persen menjadi Rp6 miliar.
Untuk WTON, kami menilai bisnis-nya masih cukup berisiko dengan kondisi induk usaha yang lagi bermasalah dengan utang. Untuk itu, kami sarankan untuk tidak berinvestasi di saham ini terlebih dulu.
Saham BAUT
Saham BAUT ini bisa dibilang memiliki bisnis yang menarik, emiten itu adalah distributor baut dengan berbagai merek seperti PATTA, PTA< FastFix, YHS, THE, TMS, SNAP, Unison, BDS, RJ, dan lainnya. Perseroan memiliki sekitar 24 outlet yang terdiri dari 12 mitra, 6 waralaba, dan 6 RJ Steel outlet.
Sejak IPO di 2022, BAUT mulai bagi dividen secara rutin pada 2023 dan teranyar di 2024. Terakhir, BAUT memutuskan bagi dividen sekitar 20 persen dari laba bersih 2023 menjadi senilai Rp1,02 miliar atau Rp0,21 per saham. Dengan menggunakan asumsi harga saham 27 Mei 2024, tingkat dividend yield BAUT sekitar 1,1 persen.
Namun, kalau kamu cek, saham BAUT ini termasuk ke saham notasi khusus yang diperdagangkan dengan full call auction. Kenapa dengan BAUT?
Sebenarnya, BAUT tidak punya masalah utang karena tingkat DER per kuartal I/2024 juga cuma 0,1 kali. Saham BAUT kena notasi khusus juga karena harga sahamnya bertengger di level Rp50 per saham dalam 6 bulan terakhir. Sehingga kini, harga sahamnya (per 27 Mei 2024) sekitar Rp19 per saham
Kenapa begitu? karena memang tidak ada yang berminat secara aktif menggerakkan saham ini, big fund juga ogah masuk karena sahamnya skala kecil, bandar kecil menengah juga setengah hati gerakkinnya.
Meski begitu, BAUT punya fundamental yang menarik. Laba bersih BAUT dalam periode 6 tahun terakhir mencatatkan kenaikan rata-rata sebesar 8,89 persen per tahun. Meski, ada catatan pasca pandemi Covid-19, Free Cashflow BAUT cenderung negatif. Namun, kas operasional juga sudah positif di 2023.
Sayangnya,kinerja laba bersih BAUT di kuartal I/2024 agak merosot dalam sebesar 94 persen menjadi Rp256 juta. Dari segi pendapatan memang turun 30 persen menjadi Rp41 miliar. Namun, penekan utama kinerja BAUT adalah kenaikan beban umum dan administrasi sebesar 50 persen menjadi Rp9 miliar. Kami menilai kenaikan itu ada hubungannya dengan THR yang dibayarkan di kuartal I/2024.
Jadi, apakah saham BAUT ini bagus? secara bisnis menurut kami cukup oke. Produksi bautnya itu mendapatkan permintaan dari beberapa proyek besar seperti Stadion JIS, RDMP Pertamina di Balikpapan, Indoor Multifunction Stadium Glora Bung Karno, Supply baut ke Kereta Api, Produk Kompor, dan bahan baku springbed serta sofa.
Beberapa proyek yang butuh Supply dari BAUT yang lagi berjalan antara lain, proyek Smelter, Stadion Dirmuthala PON Aceh, Pakuwon Bekasi, Stadion Kanjuruhan Malang, Stadion Harapan Bangsa PON Aceh, dan Bandar Udara Halim - Jakarta, Kediri, dan Bali.
Namun, satu hal lagi, tidak terlalu banyak yang berminat masuk ke saham BAUT. Sehingga mau kinerjanya se-oke apapun, risiko saham BAUT adalah tidak likuid. Padahal, porsi free float saham BAUT sudah 30,14 persen dengan total pihak sebanyak 17.016 investor.
Sehingga kami tidak menyarankan untuk investasi jangka panjang di sini. Kecuali, kamu penasaran mau beli sekitar 10.000 lembar (modal Rp190.000) dan hold sampai ada yang mau naikin ini saham ya monggo. Tapi, ingat jangan ngarep modal segitu jadi naik tinggi banget ya. Soalnya, sifatnya coba-coba berhadiah aja.
Kesimpulan
Ketiga saham ini memiliki masalah yang berbeda-beda hingga kita pikir mungkin mereka tidak akan bagi dividen. Namun, ternyata ketiganya masih bagikan dividen, meski dari tiga saham ini, hanya satu yang kami rekomendasikan bisa untuk investasi, yakni SRTG.
Kalau kamu, ada yang hold salah satu dari 3 saham ini?
Telah Dirilis Ulasan 31 Saham Dividen Paling Oke untuk Jangka Panjang Periode 2024
Yuk join Mikirdividen sekarang juga, kamu akan mendapatkan semua benefit di bawah ini:
- Update review laporan keuangan saham dividen fundamental bagus hingga full year 2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
- Event online bulanan
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini