4 Pilihan Investasi di Pasar Modal yang Bisa Membuatmu Financial Freedom

Ada banyak pilihan investasi, tapi mana yang terbaik dan bagus untuk dipilih? kami akan ulas semuanya dan memberikan gambaran mana yang terbaik.

4 Pilihan Investasi di Pasar Modal yang Bisa Membuatmu Financial Freedom

Kenapa harus mulai investasi di instrumen pasar modal? Alasannya, instrumen pasar modal memiliki kelebihan bisa dimulai dari modal kecil, sehingga siapapun bisa berinvestasi tanpa menunggu punya modal besar. Sehingga, kamu bisa meningkatkan aset secara berkala untuk tujuan keuangan di masa depan termasuk menuju financial freedom

Pertanyaan selanjutnya, apa saja pilihan investasi di pasar modal dan mana yang cocok sesuai dengan kebutuhan?

Secara umum, ada empat pilihan aset investasi di pasar modal, yang keempatnya memiliki karakter, potensi keuntungan, serta risiko yang berbeda-beda. Setiap karakter itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan keuangan dengan time frame atau waktu penggunaan yang berbeda-beda. 

Berikut ini, penjelasan 4 pilihan investasi di pasar modal yang bisa membuatmu financial freedom.

Reksa dana

Reksa dana adalah tempat untuk menghimpun dana dari investor yang akan dikelola oleh profesional, yakni oleh manajer investasi, ke aset keuangan seperti saham, obligasi, dan deposito perbankan. Reksa dana yang legal adalah yang dikelola oleh manajer investasi dengan lisensi dan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan.

investasi reksa dana

Dengan strategi pengelolaan dana di tangan profesional seperti manajer investasi, reksa dana sering dianggap cocok untuk pemula. Kelebihan reksa dana lainnya adalah investor bisa berinvestasi dengan modal kecil di aset yang membutuhkan minimal modal besar seperti obligasi negara atau korporasi. Investasi reksa dana bisa mulai dari Rp10.000 (sesuai dengan jenis produk) yang bisa dibeli di agen penjual reksa dana (APERD) atau bank.

Keuntungan reksa dana diperoleh dari keuntungan pengelolaan dana di aset seperti deposito, obligasi, dan saham yang diakumulasikan ke dalam dana kelolaan. Sehingga dana kelolaan bisa meningkat. Dengan begitu, nilai aset reksa dana (NAV) per unit bisa naik.

Secara umum, ada empat jenis reksa dana, yakni:

  • Reksa dana Pasar Uang: penempatan dana 100% di aset pasar uang seperti, deposito dan obligasi kurang dari 1 tahun. Dengan tingkat risiko fluktuasi harga aset yang rendah, reksa dana pasar uang cocok untuk investasi dengan tujuan keuangan hingga 1 tahun ke depan. Serta, cocok untuk menyimpan dana darurat karena sifatnya sangat mudah dicairkan.
  • Reksa dana Pendapatan Tetap: penempatan dana minimal 80% di obligasi negara dan korporasi, maksimal 20% di aset pasar uang seperti deposito. Tingkat risiko moderat (ada risiko fluktuasi harga, tapi tidak terlalu besar). Dengan risiko fluktuasi yang tidak terlalu tinggi, Aset ini cocok untuk tujuan keuangan sekitar 1-3 tahun ke depan.
  • Reksa dana Saham: penempatan dana minimal 80% di saham dan maksimal 20% di aset pasar uang seperti deposito. Dengan risiko fluktuasi harga saham yang tinggi, reksa dana saham cocok untuk tujuan keuangan yang jangka panjang sekitar 5-10 tahun.
  • Reksa dana Campuran: penempatan dana maksimal 79% di salah satu aset seperti, saham, obligasi, atau pasar uang. Tingkat risiko cukup tinggi. Dengan penempatan dana yang dikombinasikan dengan beberapa aset tersebut, tingkat risiko reksa dana campuran lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan tetap, tapi lebih rendah dibandingkan dengan saham. Untuk itu, reksa dana campuran cocok untuk tujuan keuangan jangka menengah 3-5 tahun.

Obligasi

Obligasi adalah aset investasi yang karakternya berupa utang atau pinjaman. Jadi, penerbit obligasi akan menerima dana dari investor, sedangkan investornya akan mendapatkan keuntungan dengan pemberian kupon (seperti bunga deposito) yang dibagikan sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh penerbit.

investasi obligasi

Obligasi terdiri dari dua jenis, yakni obligasi yang diterbitkan oleh negara sering disebut SBN serta obligasi yang diterbitkan oleh korporasi. 

Perbedaan antara obligasi negara dengan korporasi adalah tingkat risikonya. Obligasi negara dijamin oleh pemerintah sehingga tingkat risikonya lebih rendah dibandingkan dengan obligasi korporasi.  

Untuk obligasi korporasi, tingkat risikonya adalah terjadi gagal bayar kupon dan pokok pinjaman. Untuk mengantisipasi risiko tersebut, investor bisa memilih obligasi korporasi yang memiliki rating bagus dari lembaga rating. 

Selain itu, keuntungan dan risiko obligasi lainnya adalah terkait fluktuasi harga di pasar sekunder. Beberapa hal yang bisa membuat harga obligasi, terutama untuk obligasi negara, naik dan turun adalah kebijakan suku bunga bank sentral.

Saat suku bunga naik, harga obligasi akan turun.

Saat suku bunga turun, harga obligasi akan naik

Dengan karakternya itu, obligasi cocok untuk untuk tujuan keuangan 3-5 tahun ke depan.

Exchange Traded Fund (ETF)

ETF adalah reksa dana, tapi diperdagangkan di bursa efek seperti saham. Jadi, ETF ini adalah kontrak kolektif yang mengacu ke indeks tertentu, seperti indeks saham LQ45, IDX30, HIDIV 20, dan sebagainya.

investasi ETF

Nantinya, pergerakan ETF akan sesuai dengan pergerakan indeks tersebut. Soalnya, pengelolaan dana ETF dilakukan secara pasif, yakni hanya mengikuti perkembangan partisipan di indeks yang menjadi acuannya. 

Berhubung mayoritas aset ETF adalah saham, jadi aset ini memiliki risiko serupa, yakni penurunan dan kenaikan nilai aset sesuai pergerakan harga saham yang ada di indeks acuannya. 

Dengan karakter itu, ETF juga bisa jadi alternatif pilihan untuk tujuan keuangan lebih dari 5 tahun

Saham

Saham adalah instrumen investasi yang underlying asetnya berupa perusahaan yang sudah listing di bursa efek. Investor yang membeli saham berarti telah menjadi salah satu pemegang saham dengan porsi kepemilikan sesuai dengan jumlah yang dibelinya.

Investasi saham

Dengan menjadi pemegang saham berapa pun kepemilikannya, berarti investor akan mendapatkan beberapa benefit seperti, memiliki hak suara di Rapat Umum Pemegang Saham hingga mendapatkan hak dividen, yakni keuntungan yang diberikan ke pemegang saham perusahaan  dari hasil laba bersih perusahaan. 

Lalu, ada dua strategi yang bisa digunakan untuk bisa mendorong pertumbuhan aset di saham. Dua strategi itu antara lain, dengan cara investasi dan trading. Investasi cocok untuk kamu yang ingin menumbuhkan aset dalam jangka panjang, sedangkan trading cocok untuk kamu yang punya waktu memantau pergerakan harga saham sehingga bisa mengambil keuntungan dalam jangka pendek. 

Investasi dengan trading saham memiliki tujuan dan cara memilih saham yang berbeda. Berikut ini perbedaan antara investasi dengan trading saham:

Investasi saham memiliki tujuan untuk keuntungan dalam jangka panjang dari kenaikan harga dan dividen, yakni keuntungan yang diberikan oleh perusahaan dari pencapaian laba bersih dalam periode tertentu. Dengan tujuan itu, investor harus membeli saham saat valuasi harga cukup murah. Untuk itu, investor saham harus menganalisis fundamental saham yang mau dibeli.

Misalnya, sebagai investor, kamu akan tertarik melihat saham $SIDO saat mengalami penurunan ke level Rp490 per saham di akhir 2023 kemarin. Alasannya, harga saham $SIDO bisa dibilang cukup murah dengan asumsi prospek pertumbuhan kinerja di 2024 kembali positif, apalagi perusahaan ini juga rutin bagi dividen. Hasilnya, saham $SIDO sudah naik sebesar 34 persen sejak akhir 2023 hingga 13 September 2024 seiring dengan kinerja keuangan yang kembali tumbuh positif.

Sementara itu, untuk trading saham, trader mengincar kenaikan harga saham dalam jangka pendek. Sehingga, trader akan mencari saham yang lagi memiliki tingkat permintaan beli tinggi dan dianggap punya potensi kenaikan dalam jangka pendek. Caranya bisa menggunakan analisis teknikal.

Misalnya, saham $MAPI sempat menguat cukup signifikan pada 10 September 2024. Dengan kenaikan yang diikuti tingkat volume beli tinggi, trader akan mencari titik terbaik untuk beli seperti, menunggu ada retracement atau Penurunan sementara sebelum kembali naik sesuai dengan analisis teknikal masing-masing.

perbedaan investasi dan trading saham

Meski begitu, saham juga punya risiko tinggi, terutama dalam fluktuasi harga sahamnya. Dengan risiko itu, saham lebih cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang lebih dari 5 tahun.

daftar kiwoom
More info: https://welcome.kiwoom.co.id/

Adapun, aktivitas trading memang bisa memberikan keuntungan dalam jangka pendek, tapi sifatnya tidak pasti. Soalnya, trader juga harus disiplin melakukan stop loss jika harga saham mengalami penurunan. Sehingga ada risiko dalam jangka pendek kamu mengalami kerugian karena stop loss. 

Untuk itu, aktivitas trading saham tidak disarankan untuk mengejar tujuan keuangan jangka pendek, melainkan bisa untuk membantu pertumbuhan aset jangka panjang dengan cara kombinasi dengan investasi. 

Seperti, alokasi untuk trading 30% dan investasi 70%. Lalu, setiap keuntungan trading akan ditempatkan ke saham dengan tujuan investasi sehingga keuntungannya bisa terus bergulung menjadi lebih besar. 

Catatan Akhir

Dalam memilih aset investasi harus disesuaikan dengan tujuan keuangan. Semakin pendek periode penggunaan dana, berarti kamu harus mencari aset investasi yang mudah diperjual-belikan dan memiliki risiko fluktuasi nilai aset yang rendah. 

Namun, semakin panjang time frame tujuan keuanganmu, berarti bisa mencari aset investasi yang berisiko tinggi dengan harapan bisa dapat keuntungan optimal, seperti di saham. Dengan pola tersebut, kamu diharapkan bisa mencapai tujuan keuangan yang telah direncanakan. 

Bicara investasi saham, keuntungan dan risikonya bukan cuma dari kenaikan dan penurunan harga saham lho. Apalagi, ada banyak perkembangan yang harus dipahami dan jadi peritmbangan investasimu.

Lalu, apa saja keuntungan dan risiko yang harus dihadapi oleh investor saham? 🤔 Kami akan mengupas tuntas semua jawabannya minggu depan! Jadi, tetap pantau terus ya! Stay tuned! 😊

Mau belajar saham? coba kamu isi dulu form di sini, agar kami tahu apa kebutuhanmu untuk bisa menjadi investor saham yang expert. KLIK DI SINI YA!

5 Checklist Wajib Sebelum Mulai Investasi Saham
Investasi saham memang harus dimulai sedini mungkin, tapi kamu tetap harus punya checklist yang wajib dipenuhi sehingga bisa investasi dengan aman dan santai. Berikut 5 checklist wajib sebelum mulai investasi saham.