4 Saham yang Net Profit Marginnya Berpotensi Naik
Salah satu kunci saham oke adalah tren net profit marginnya selalu bertumbuh secara konsisten. Berikut ini 4 saham yang tren net profit marginnya lagi terus naik.
Mikirduit – Salah satu indikator yang sering jadi perhatian investor dalam menilai sebuah saham adalah tren kinerja net profit marginnya. Untuk itu, kami merangkum sekitar 5 saham yang hingga 2 Januari 2024 ini memiliki tren net profit margin yang mulai menanjak. Siapa saja mereka? dan bagaimana prospeknya?
Seberapa Penting Net Profit Margin?
Net profit margin adalah metriks yang membagi antara laba bersih dengan pendapatan. Artinya, net profit margin akan menggambarkan seberapa besar bagian pendapatan yang menjadi keuntungan setelah dikurangi semua biaya-biaya.
Net profit margin yang bagus itu adalah net profit margin yang konsisten naik, serta net profit margin yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata industrinya. Jika net profit margin terus naik konsisten, berarti sebuah emiten secara operasional tetap efisien, tapi bisa terus meningkatkan pendapatannya. Lalu, jika net profit sebuah emiten lebih tinggi dari rata-rata industri, berarti secara operasional lebih efisien dan bisa menghasilkan omzet lebih besar dibandingkan kompetitor.
Bagaimana net profit margin bisa naik dan turun? ada beberapa skema yang bisa membuat net profit margin naik dan turun. (istilah kategori ini dibuat oleh tim kami jadi bukan teori secara khusus)
- Net profit margin naik ekspansif: kenaikan terjadi karena pertumbuhan pendapatan naik diiringi oleh pertumbuhan biaya pokok, operasional, dan lainnya yang stagnan atau turun.
- Net profit margin naik non-ekspansif: kenaikan terjadi karena adanya efisiensi yang lebih besar seperti penurunan bunga utang, biaya operasional, dan sebagainya, serta pendapatan lainnya seperti selisih kurs, penjualan aset, dan sebagainya. Sementara, dari segi pendapatan sedang stagnan atau mengalami penurunan.
- Net profit margin turun ekspansif: penurunan terjadi ketika pendapatan naik, tapi biaya naik lebih besar. Hal ini biasanya disebabkan oleh siklus biaya seperti harga komoditas dan suku bunga tinggi yang membuat beban utang maupun beban bunga bagi emiten bank meningkat.
- Net profit margin turun non-ekspansif: penurunan terjadi saat pendapatan turun dan biaya mengalami kenaikan.
Dari sini, ada dua tipe net profit margin yang bagus, yakni net profit margin naik ekspansif dan net profit margin turun ekspansif. Meski, penurunan net profit margin perlu dilihat disebabkan oleh faktor apa. Jika bukan faktor yang terjadi secara sektoral, berarti itu secara bisnis perusahaannya juga kurang menarik.
Selain itu, kami menilai saham yang punya net profit bertumbuh serta cukup tebal, dengan indikator minimal 10 persen, cenderung royal dalam membagikan dividen.
Lalu, apa saja emiten di BEI yang punya tren net profit margin yang terus meningkat hingga ekspektasi di tahun depan? kami akan ulas 4 saham dengan market cap di atas Rp25 triliun yang punya tren net profit margin yang meningkat ini.
Saham MLBI
MLBI adalah saham di sektor minuman beralkohol. Menariknya, tren pertumbuhan margin keuntungan bersih MLBI per 2023 diperkirakan mulai pulih seperti periode sebelum pandemi Covid-19.
Sebelum pandemi Covid-19 di 2020, net profit margin MLBI sekitar 32,49 persen. Lalu, hingga per 2022 sudah terus naik hingga menjadi 29,69 persen. Terakhir, dari ekspektasi kami dengan asumsi pendapatan MLBI tumbuh 3,76 persen menjadi Rp3,2 triliun, sedangkan laba bersih tumbuh 12,97 persen menjadi Rp1,04 triliun. Tingkat net profit margin MLBI bisa tembus 32,33 persen.
Adapun, selain kenaikan pendapatan, ada beberapa poin yang membuat laba bersih MLBI bisa tumbuh lebih tinggi seperti, adanya posisi keuntungan pemulihan nilai piutang menjadi Rp1,31 miliar dibandingkan dengan rugi Rp7,37 miliar pada periode sebelumnya. Lalu, pendapatan keuangan MLBI juga naik 25 persen menjadi Rp10,68 miliar.
Dari segi risiko utang, MLBI tidak terlalu signifikan juga dan cenderung aman, serta termasuk saham yang rutin dividen dengan rata-rata tingkat yield-nya sekitar 4-5 persen per tahun. Satu-satunya kekurangan saham ini adalah tingkat likuiditasnya yang kurang menarik.
Saham MTEL
Secara sektoral, saham menara telekomunikasi dengan net profit margin tertinggi adalah TOWR. Namun, untuk saham yang memiliki tren net profit margin yang terus meningkat justru ada di MTEL.
Posisi net profit margin MTEL tembus 20 persen sejak anak usaha TLKM itu IPO di 2021. Waktu itu, MTEL memang banyak mengakuisisi menara dari Telkomsel. Setelah akuisisi banyak menara itu, MTEL mencatatkan kenaikan net profit margin menjadi sekitar 20 persen dibandingkan dengan periode 2018-2020 yang cuma 9 persen.
Mengutip riset NH Korindo pada 22 November 2023, MTEL diperkirakan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10,6 persen menjadi Rp8,64 triliun, dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 24,6 persen menjadi Rp2,22 triliun. Secara pertumbuhan pendapatan dan laba bersih mulai menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan 2022, tetapi secara net profit margin justru diperkirakan bisa naik hingga 25,7 persen. Bahkan, dari estimasinya, tren net profit margin MTEL bisa terus naik hingga 27,3 persen di 2025.
Adapun, tren kenaikan net profit margin MTEL terjadi karena kenaikan pendapatan dan laba bersih perseroan lebih tinggi dibandingkan dengan beban yang cukup besar, terutama di beban pokok pendapatan. Sampai kuartal III/2023, beban pokok pendapatan MTEL hanya tumbuh 7 persen di saat pendapatan naik 12 persen.
Tantangan bagi MTEL untuk pengembangan bisnisnya adalah mengejar keterlembatan ekspansi ke segmen fiber optik yang kini dikuasai oleh TOWR. Di mana, prospek pendapatan terbesar saham menara telekomunikasi ke depannya adalah dari integrasi fiber optik dengan menara telekomunikasi untuk menyambut era 5G tersebut.
Saham AVIA
AVIA, emiten produsen cat miliki Hermanto Tanoko, menjadi salah satu saham yang berpotensi mencatatkan net profit terus bertumbuh. Dari riset BRI Danareksa Sekuritas per 31 Oktober 2023, AVIA diperkirakan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 4,94 persen menjadi Rp7 triliun sepanjang 2023. Lalu, laba bersihnya naik 9,27 persen menjadi Rp1,5 triliun.
Dengan begitu, net profit margin AVIA menjadi 21,79 persen. Posisi net profit margin ini menjadi yang tertinggi pada periode 2018-2023. Secara umum, rata-rata net profit margin AVIA di sekitar 20 persen.
Kenaikan net profit margin AVIA didorong oleh penurunan beban pokok pendapatan sebesar 3,19 persen menjadi Rp2,88 triliun hingga kuartal III/2023.
Secara umum, saham AVIA memang cukup menarik, meski tidak semua produk perseroan berposisi sebagai pemimpin pasar (tercatat hanya No Drop), tapi jika tren suku bunga turun ditambah sentimen insentif properti bisa meningkatkan potensi permintaan cat juga.
Saham SMSM
SMSM menjadi salah satu saham yang berpotensi mencatatkan tren kenaikan net profit margin. Menurut analisis kami, SMSM berpotensi mencatatkan pertumbuhan pendapatan sepanjang 2023 sebesar 1,32 persen menjadi Rp4,95 triliun. Lalu, laba bersihnya berpotensi tumbuh 6,83 persen menjadi Rp907 miliar. Dengan begitu, tingkat net profit margin SMSM menjadi 18,28 persen.
Tren net profit margin SMSM itu bakal memecahkan rekor tertinggi dalam periode 2007-2023.
Jika dilihat secara rinci dalam laporan keuangan kuartal III/2023, SMSM bisa mencatatkan kenaikan net profit margin karena adanya penurunan beban pokok pendapatan sebesar 0,4 persen ketika pendapatan perseroan lagi naik.
Kinerja SMSM bisa lebih moncer lagi jika ekonomi global pulih. Hal itu bisa meningkatkan permintaan produk ekspor onderdil otomotif yang memiliki kontribusi terbesar ke pendapatan perseroan.
Kesimpulan
Dari saham market cap di atas Rp25 triliun, kami menyeleksi dengan mengesampingkan sektor bank, batu bara, dan properti. Alasannya, sektor bank memiliki net profit margin paling besar sehingga jika dimasukkan membuat saham-saham sektor lainnya akan tertutup.
Lalu, tren net profit margin sektor batu bara pasti besar dan berpotensi turun karena sempat ada booming harga batu bara di 2022. Lalu, sektor properti memiliki konsep pendapatan yang tidak pasti sesuai dengan tingkat penjualan. Sehingga net profit marginnya disesuaikan seberapa banyak proyek yang siap dijual di tahun tersebut.
Hasilnya, ternyata hanya ada 4 saham yang memiliki tren net profit terus bertumbuh hingga proyeksi di full year 2023. Dari keempat saham itu, ada beberapa penyebab kenapa net profit marginnya bisa terus bertumbuh:
- Adanya pemulihan permintaan setelah pandemi Covid-19 usai
- Adanya aksi akuisisi aset yang membuat keuntungan emiten bisa tumbuh lebih cepat dengan biaya yang masih bisa terukur
- Serta, adanya penurunan beban pokok pendapatan serta beban lainnya, ketika pendapatan meningkat
Dari keempat emiten ini, ada yang kamu hold atau menjadi target watchlistmu?
Mau dapat guideline saham dividen 2024-2025?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini