5 Cara Pilih Saham yang Berpotensi Tumbuh Konsisten di Masa Depan
Mau cari saham yang berpotensi tumbuh konsisten di masa depan atau bisa untuk growth investing? simak 5 indikatornya di sini
Sebagai investor, kita berharap bisa membeli saham yang punya prospek bagus di masa depan. Biasanya, istilah bagus ini merujuk ke pertumbuhan bisnis yang konsisten. Kami mencatat ada 6 cara untuk memastikan sebuah saham punya potensi pertumbuhan yang konsisten di masa depan.
Catatan, 6 cara ini saya gunakan untuk analisis saham yang ada di Indonesia. Secara teori sebenarnya ini umum, tapi secara culture bisnis mungkin bisa jadi ada yang berbeda dengan beberapa negara tertentu. Nanti bisa disesuaikan dengan atmosfer bisnis di negara masing-masing.
Pertama, Memperhatikan Bisnis Model
Secara umum ada beberapa bisnis model dalam sebuah perusahaan:
- Bisnis jual aset putus seperti developer properti jual rumah dari aset land banknya.
- Bisnis dengan recurring income: seperti bisnis pembangkit listrik, jasa pelabuhan, sewa gedung, dan bisnis lainnya yang bisa mendapatkan pendapatan secara rutin dari optimalisasi aset yang dimiliki
- Bisnis perdagangan: bisnis yang membeli barang dari pihak lain dan menjualnya lagi ke pihak lainnya. Jadi, perusahaan dengan model bisnis tidak memiliki aset, hanya jasa distribusi atau pengolahan. Sehingga margin keuntungannya cenderung tipis.
- Bisnis Pertambangan: bisnis yang menggali hasil alam dan dijual ke negara lain atau negaranya sendiri atau bisnis hulu. Karakter bisnis ini memiliki margin keuntungan yang besar, tapi biasanya dipengaruhi siklus harga jual komoditasnya yang sangat fluktuatif.
- Bisnis yang memproduksi barang dan menjualnya ke pasar ritel: karakter bisnis ini sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, inflasi, hingga biaya bahan baku produksi.
- Bisnis yang memproduksi barang dan jasa untuk dijual ke perusahaan lainnya: karakter bisnis ini lebih stabil karena biasanya sudah punya kontrak pembelian dan mendapatkan kas untuk lumayan besar untuk ekspansi lagi.
- Bisnis keuangan: bisnis yang melayani jasa keuangan seperti bank, asuransi, dan perusahaan pembiayaan. Dari beberapa kategori perusahaan di bisnis ini, bisnis bank paling bagus karena menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi sehingga bank yang skala bisnisnya besar bakal bisa tumbuh lebih konsisten.
- Bisnis jasa: biasanya menawarkan jasa dari konsultan IT, marketing, dan lainnya. Bisnis ini memiliki potensi pertumbuhan revenue yang besar, tapi margin keuntungan bersihnya sangat tipis karena operasionalnya cenderung tinggi. Lalu, bisnis ini juga ada potensi fluktuasi kinerja jika ada kontrak klien besar yang putus.
Dari kedelapan model bisnis tersebut, kami menilai yang punya potensi pertumbuhan konsisten ada di bisnis yang memproduksi barang dan jual ke pasar ritel, serta jual ke perusahaan lainnya. Alasannya, mereka bisa mendapatkan pendapatan yang terus bertumbuh jika memperluas marketnya. Apalagi, jika bisnisnya tidak memiliki korelasi yang sangat positif terhadap siklus harga komoditas.
Selain itu, bisnis keuangan yang fokus di bank, terutama skalanya besar (karena dalam bisnis bank, semakin besar modal maka semakin bisa menguasai market dalam jangka panjang) juga bisa mencatatkan pertumbuhan bisnis yang lebih konsisten.
Sementara itu, bisnis jual aset putus seperti developer properti ada potensi pasang surut saat landbank sudah tinggal sedikit atau adanya siklus kenaikan suku bunga bank sentral.
Untuk bisnis dengan pendapatan berulang biasanya memiliki pertumbuhan bisnis yang moderat, kecuali mereka ekspansi menambah asetnya yang bisa meningkatkan recurring income di masa depan. Hanya saja, ketika mereka ekspansi biasanya berdampak terhadap tingkat utang dan mempengaruhi pertumbuhan dalam jangka pendek.
Untuk bisnis perdagangan sebenarnya bisa juga tumbuh secara konsisten. Hanya saja, itu akan tergantung dengan target segmen produk yang dijual. Dalam kasus di Indonesia ada saham ritel (perdagangan) yang target segmennya menengah ke atas, yakni $MAPI (MAP Adi Perkasa). Dengan target segmen menengah ke atas, pertumbuhan bisnis MAPI lebih konsisten dibandingkan dengan kompetitornya yang menargetkan segmen menengah ke bawah seperti $RALS (Ramayana Department Store) dan $LPPF (Matahari Departement Store).
Pasalnya, segmen menengah ke atas cenderung kebal terhadap risiko inflasi dan perlambatan ekonomi, sedangkan tingkat daya beli segmen menengah ke bawah terlalu banyak disrupsi dari diskon e-commerce hingga inflasi dan perlambatan ekonomi.
Kedua, Rencana Ekspansi Bisnis
Untuk poin kedua bisa jadi penguat kepastian pertumbuhan bisnis bisa lebih konsisten. Dengan melakukan ekspansi, berarti peluang pertumbuhan yang lebih tinggi bisa terjadi di masa depan.
Ekspansi pun bisa dilakukan dengan dua cara:
- Organik: ekspansi menggunakan hasil laba bersih atau digabung dengan pinjaman untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga jumlah aset yang diharapkan bisa menghasilkan pendapatan lebih besar di masa depan. Cara ini biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun dan konsisten dilakukan sehingga berdampak signifikan ke kinerja sebuah emiten.
- Anorganik: ekspansi dengan mengakuisisi perusahaan lainnya untuk dimerger atau dijadikan anak usaha. Dengan strategi anorganik biasanya perusahaan bisa bertumbuh lebih cepat.
Untuk contoh di emiten yang mampu bertumbuh organik adalah CLEO. Bisnis CLEO adalah menjual seluruh produk yang terkait air mineral kemasan. Fakta menariknya, CLEO terus menambah kapasitas pabrik air mineralnya sejak 2004 sampai 2024. Hal itu membuat pertumbuhan bisnis CLEO cukup konsisten dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sejak 2019 di atas 10 persen.
Untuk emiten anorganik ini meski bisa dibilang cepat bertumbuh, tapi proses aksi korporasinya bisa makan waktu lama. Teranyar PYFA yang baru mengakuisisi perusahaan asal Australia Probiotec, setelahnya PYFA berencana melakukan aksi akuisisi yang cukup banyak. Namun, rencana itu belum akan terlihat ke kinerja hingga aksi korporasi rampung. Lalu, setelah aksi korporasi biasanya butuh setahunan untuk melihat efek konsolidasi secara penuh.
Ketiga, Emiten mencatatkan Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih yang Konsisten minimal 5 tahun terakhir
jika dua poin pertama adalah hal kualitatif, untuk poin ketiga mulai masuk ke angka atau kuantitatif. Kita bisa screening saham-saham yang punya potensi pertumbuhan konsisten dengan melihat historisnya. Sepanjang historisnya, apakah pertumbuhan pendapatan maupun laba bersih naik-turun atau tidak.
Sebenarnya, hal ini berhubungan erat dengan model bisnis. Tapi, ada juga perusahaan dengan model bisnis yang sama, tapi hasilnya berbeda. Satu perusahaan konsisten, tapi perusahaan lainnya tidak konsisten.
Bagaimana cara tahunya? kita bisa ambil data 5 tahun terakhir dan melihat persentase pertumbuhannya. Konsisten naik atau malah fluktuatif. Jika naik terus, apakah angka persentasenya terus naik atau tetap mengalami naik turun, atau malah turun terus.
Nantinya setiap hasil cek bisa dianalisis apa penyebabnya. Misalnya, pada 2020, rata-rata kinerja emiten turun karena disebabkan black Swan pandemi Covid-19. Kita bisa mengecualikan itu dan melihat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebelum Covid-19 dan bagaimana pencapaian saat ini, apakah sudah normal di atas periode sebelum covid-19 atau masih belum. Jika sudah, berarti emiten tersebut sudah berada di jalan yang lebih baik.
Dalam menganalisis pertumbuhan yang konsisten, kita bisa menoleransi perlambatan dan penurunan jika hal itu disebabkan faktor eksternal seperti ekonomi makro, tingkat suku bunga, dan sebagainya. Sehingga perlambatan dan penurunan sementara masih bisa ditoleransi bahkan bisa jadi titik menarik untuk berinvestasi di sana.
Kecuali, penurunan kinerja diiringi dengan masalah kesulitan bayar cicilan utang hingga masalah hukum lainnya. Itu sudah menjadi gejala pertanda buruk.
Keempat, Margin profit yang bagus
Kami menilai perusahaan yang bisa bertumbuh pasti punya margin profit yang bagus. Apa tanda margin profit yang bagus?
- Tren margin profit terus naik secara bertahap (tidak langsung besar, tapi sedikit-sedikit) minimal 5 tahun terakhir
- Tren margin profit (gross dan net) cukup tebal dan konsisten (tidak naik dan turun). Indikator tebal biasanya gross profit margin di atas 15 persen dan net profit margin di atas 10 persen. Minimal 5 tahun terakhir
- Margin profit sebuah perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan bisnis sejenisnya. Minimal 5 tahun terakhir
Kenapa margin profit menandakan perusahaan bisa tumbuh lebih konsisten? karena dengan margin profit yang lebih tebal, biasanya perusahaan punya ruang lebih besar untuk ekspansi.
Catatannya, angka margin ini bisa berubah signifikan jika ada sumber pendapatan non-operasional yang muncul seperti jual aset atau floating profit dari hasil investasi. Untuk itu, kami menyarankan untuk melihat pergerakan margin keuntungan secara historis minimal 5 tahun terakhir.
Kelima, Tingkat utang yang rendah
Salah satu poin pelengkap lainnya, saham yang bisa bertumbuh secara konsisten rata-rata memiliki tingkat utang yang rendah. Indikator tingkat utang yang rendah antara lain debt to equity ratio (DER) di bawah 1 kali dan Interest Coverage Ratio (ICR) di atas 3 kali.
Dengan tingkat utang yang rendah, emiten punya ruang ekspansi yang lebih konsisten di masa depan. Sementara itu, jika utang tinggi, berarti ada potensi ke depannya bakal sibuk ngurusin refinancing dan pengaturan pembayaran utang. Sehingga emiten bisa kurang leluasa melakukan ekspansi secara konsisten.
Namun, ada beberapa jenis emiten yang tidak bisa diukur dengan poin tingkat utang yang rendah ini. Salah satunya emiten bank, serta emiten yang butuh modal besar untuk ekspansi seperti telekomunikasi.
Kesimpulan
Jadi, kelima poin ini bisa dijadikan dasar acuan mencari saham yang punya potensi pertumbuhan bisnis secara konsisten di masa depan. Harapannya, dengan potensi pertumbuhan bisnis yang konsisten bisa terepresentasi ke harga saham.
Namun, untuk membeli saham dengan 5 karakter ini, kamu juga harus melihat dari segi valuasi apakah saat ini waktu yang bagus untuk beli atau tidak. Karena meski saham bertumbuh terus, tapi jika harga saham sudah terlalu tinggi berarti tingkat risikonya menjadi sangat tinggi.
Nah, kira-kira, apa saja saham yang cocok dengan 5 indikator ini?
Yuk Join Grup Mikirdividen untuk Dapat Pilihan Saham Investasi Jangka Panjang Serta Diskusi dan Update Saham Eksklusif Bersama Ratusan Investor Saham Lainnya
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini . Ada promo spesial diskon langsung Rp200.000 untuk langganan setahun! CUMA SAMPAI 31 Desember 2024 dan Kuota terbatas!
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini