5 Saham Dengan Laba Selalu Naik Selama Setengah Dekade

Salah satu saham yang bagus untuk investasi adalah yang memiliki pertumbuhan kinerja keuangan dan bisnis konsisten. Apakah ada saham seperti itu di Indonesia? berikut list-nya nih.

5 Saham Dengan Laba Selalu Naik Selama Setengah Dekade

Mikirduit – Salah satu saham yang paling menarik untuk investasi jangka panjang adalah yang saham yang memiliki kinerja pertumbuhan yang konsisten naik selama beberapa tahun terakhir. Pertanyaannya, memang ada saham di Indonesia yang laba bersihnya konsisten naik berturut-turut? berikut ini 5 saham yang tren kinerja laba bersihnya terus naik lebih dari 5 tahun berturut-turut. 

Di sini, kita akan melihat juga bagaimana korelasi pertumbuhan harga saham dengan tren kinerja laba bersih yang terus bertumbuh secara konsisten selama beberapa tahun berturut-turut, serta tren kebijakan dividennya. 

Berikut ini 5 saham yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih beberapa tahun berturut-turut:

5. Saham TOWR

Saham TOWR sempat mencatatkan kenaikan laba bersih selama 6 periode berturut-turut di 2017-2022. Namun, kinerja cemerlang itu berpotensi dipatahkan pada 2023 karena laba bersih TOWR diproyeksikan turun sebesar 2,15 persen menjadi Rp3,36 triliun. 

Penurunan kinerja ini dialami satu sektor menara telekominikasi, termasuk TBIG, karena ada konsolidasi ISAT dengan Tri Hutchinson sehingga mereka bisa lebih hemat dalam penyewaan menara telekomunikasi. Artinya, penurunan ini terjadi akibat suatu kejadian di sektoral. Sektor ini masih punya ruang pertumbuhan kinerja jika penetrasi 5G di Indonesia oke. 

Jika dilihat, dalam periode 2017 sampai 2022, rata-rata kenaikan laba bersih TOWR dalam periode itu sekitar 8,58 persen per tahun. Dengan rata-rata pertumbuhan laba bersih per tahun itu, harga saham TOWR secara akumulasi mencatatkan kenaikan sekitar 35 persen pada periode akhir Desember 2017 hingga akhir Desember 2022.

Setelah itu, tren harga saham TOWR juga cenderung turun selaras dengan posisi laba bersih perseroan yang sedikit tergerus tersebut. 

Dari segi dividen, jika mengecualikan kejadian stock split dengan rasio 1:5 pada 2018, berarti dividen TOWR mencatatkan rata-rata kenaikan pada periode 2017-2022 sekitar 6,07 persen per tahun.

Menariknya, harga saham TOWR bisa dibilang sudha sangat murah. Secara price to earning ratio, TOWR menjadi saham menara telekomunikasi dengan PE terendah sebesar 13,49 kali. Secara historis 5 tahun terakhir, valuasi PE TOWR ini sudah mendekati standard deviasi -2-nya yang berada di 12,46 kali.

Peluang Saham Menara di Tengah Tekanan Sewa dan Potensi Fiber Optik
Saham menara TOWR, MTEL, dan TBIG sudah turun sekitar 10 persen sepanjang tahun ini. Apakah ada peluang ketiganya untuk bangkit?

4. Saham PSGO

PSGO adalah saham sektor perkebunan sawit yang baru IPO di 25 November 2019. Saat IPO, perseroan menawarkan harga perdananya di Rp105 per saham. Hingga 18 Maret 2024, harga saham PSGO berada di level Rp158 per saham. 

Jika dilihat secara historis periode 2018-2022, PSGO mencatatkan kinerja yang oke banget. Dari rugi Rp183 miliar pada 2018 hingga mencatatkan laba bersih Rp258 miliar pada 2022. Tren kinerja bottom line (bagian laba rugi bersih) terus bergerak naik positif. Meski, di 2023 ada potensi kinerjanya mengalami penurunan. 

Hingga kuartal III/2023, kinerja laba bersih PSGO mencatatkan penurunan 7,36 persen menjadi Rp130,16 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Namun, hal ini disebabkan kenaikan beban pokok pendapatan, serta beban operasional yang naik cukup signifikan.

Kinerja PSGO pun masih selaras dengan emiten CPO lainnya yang juga tertekan dengan berbagai beban penjualan dan operasional saat tren pertumbuhan pendapatan naik lebih lambat. 

Meski ada tren kinerja yang baik, kami mencatat tingkat risiko kredit dari PSGO juga cukup tinggi sebagai emiten di sektor sawit. PSGO mencatatkan tingkat debt to equity ratio (DER) sekitar 1,06 kali. Posisi ini hanya kalah dari MGRO yang punya DER 3,43 kali dan TBLA dengan DER 1,61 kali. Sisanya, rata-rata emiten sawit punya DER di bawah 1 kali. 

Dengan tingkat utang yang tinggi itu juga, PSGO kurang fleksibel untuk bagikan dividen dari hasil keuntungannya. 

Valuasi saham PSGO secara historis PE 3 tahunnya masih cukup murah. Dengan PE di 12,04 kali, valuasi saham PSGO masih di bawah rata-rata 3 tahunnya. Namun, jika dibandingkan dengan emiten sawit lainnya, ada emiten yang lebih oke dengan harga lebih murah seperti TAPG, DSNG, dan LSIP.

Prospek 5 Saham CPO di Tengah Risiko Pasokan Menipis
Saham CPO bisa dibilang terus lesu sejak pandemi Covid-19. Lalu, apakah 2024 akan jadi momen pulih saham CPO? simak penjelasan lengkapnya di sini

3. Saham BBMD

BBMD adalah salah satu bank kecil dengan modal inti sekitar Rp4,4 triliun. Bank asal Sumatra Utara ini bisa dibilang salah satu bank kecil yang cukup sehat. Bahkan, BBMD sempat mencatatkan kenaikan laba bersih secara konsisten dari periode 2019-2022 dengan rata-rata kenaikan tahunan sekitar 11,58 persen per tahun. 

Namun, laba bersih BBMD di 2023 diperkirakan turun 17,97 persen menjadi Rp429 miliar. Namun, penurunan ini juga masih hal wajar karena secara sektoral bank menengah dan kecil cenderung tertekan saat suku bunga tinggi. Belum lagi, laba bersih juga tergerus oleh kenaikan pencadangan. 

Hingga kuartal III/2023, BBMD mencatatkan kenaikan pencadangan sebesar 391 persen menjadi Rp52,89 miliar. 

Meski begitu, kondisi BBMD masih cukup sehat dengan rasio kecukupan modal sebesar 49,26 persen, tingkat kredit bermasalah kotor naik ke 1,95 persen dibandingkan dengan 1,35 persen pada periode sama tahun sebelumnya, serta kredit bermasalah bersih sebesar 1,08 persen dibandingkan dengan 0,69 persen pada periode sama tahun sebelumnya.

Tingkat net interest margin (NIM) BBMD sedikit turun menjadi 6,52 persen dibandingkan degan 6,79 persen pada periode sebelumnya. Menariknya, dari segi cost to income ratio (CIR), BBMDcukup efisien setelah hanya mencatatkan sebesar 45,93 persen. Meski, di 2023 ada kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 40,21 persen. Dari segi likuiditas, BBMD juga masih punya ruang ekspansi kredit dengan tingkat loan to deposit ratio (LDR) sebesar 82,49 persen.

Dari segi dividen, BBMD ini salah satu rutin bagi dividen sejak setahun setelah IPO di 2013 (Rata-rata tingkat dividen yield-nya sekitar 1 persen per tahun), meski sempat absen bagi dividen pada medio 2019-2020. Kami menduga hal ini dilakukan untuk menyesuaikan modal inti dan antisipasi risiko pandemi Covid-19 di 2020. Lalu, BBMD lanjut bagi dividen pada 2021 hingga 2023. Jika ditotal rata-rata pertumbuhan dividennya pada medio 2021-2023 itu sekitar 4,78 persen per tahun.

Secara valuasi, BBMD memiliki PBV sebesar 1,72 kali. Jika dibandingkan dengan bank menengah, posisi ini memang terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan BBTN, NISP, BDMN, dan BJBR. Namun, secara historis, valuasi BBMD sudah berada di bawah rata-rata 5 tahunnya yang sebesar 1,81 kali.

Saham Bank Menengah BNGA vs BDMN, Mana yang Oke?
Saham BNGA lagi jadi sorotan setelah sepanjang 2024 ini naik 20-an persen. Namun, apakah saham BNGA masih menarik? Di sini, kami coba bandingkan BNGA dengan kompetitornya, yakni BDMN.

2. Saham HRTA

HRTA menjadi salah satu saham yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih secara konsisten dalam 7 tahun terakhir, dan belum putus hingga 2023. Jika dihitung, rata-rata kenaikan laba bersih HRTA dari periode 2017 hingga 2023 sekitar 15,79 persen per tahun. Angka ini menggunakan proyeksi kinerja laba bersih HRTA di 2023 naik 20,87 persen menjadi Rp307 miliar. 

Secara akumulasi, harga saham HRTA sejak akhir 2017 hingga 18 Maret 2024 pun sudah naik 25,68 persen.

Meski begitu, HRTA baru mulai bagi dividen sejak 2018 higga saat ini tanpa pernah absen sekalipun. Jika dihitung pembagian dividen sejak 2018 hingga 2013, rata-rata kenaikan dividennya sekitar 12 persen per tahun. Rata-rata tingkat dividen yield per tahunnya sekitar 3-4 persen.

Di sisi lain, peforma HRTA yang oke karena perseroan melakukan ekspansi ekspor emas ke India dalam beberapa tahun terakhir. Di Negeri Bollywood, HRTA bekerja sama dengan Bright Metal Refiners. Kinerja HRTA bisa makin bertumbuh jika ada ruang ekspor ke negara lain ke depannya.

Namun, ada satu yang harus diperhatikan, sejalan dengan pertumbuhan kinerjanya yang signifikan, tingkat debt to equity ratio (DER) HRTA juga cukup tinggi sebesar 1,47 kali. 

Secara valuasi, saham HRTA bisa dibilang cukup murah jika melihat PE dalam 5 tahun terakhir. Saat ini, PE HRTA ada di 5,76 kali di bawah rata-rata 5 tahunnya yang sebesar 6,57 kali.

Efek Harga Emas All Time High ke Saham Emas
Harga emas mencatatkan level all time high, tapi kenapa harga saham emas begitu-begitu saja ya? baca penjelasan lengkapnya di sini.

1. Saham ADES

ADES menjadi salah satu saham yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih paling konsisten dan signifikan sejak 2017 hingga diproyeksikan sampai 2023. Dengan menggunakan proyeksi laba bersih ADES di 2023 naik sebesar 13,97 persen menjadi Rp416 miliar, berarti tingkat kenaikan rata-rata tahunan laba bersih ADES sejak 2017 hingga 2023 sekitar 40,76 persen per tahun. 

Harga saham consumer goods untuk produk seperti Nestle Pure life, Vica, Mujigae, Pureal, dan Makarizo ini sudah naik 910 persen sejak akhir 2017 hingga 18 Maret 2024. Bahkan, jika dihitung rata-rata kenaikan harga saham tahunan dalam periode itu, ADES mencatatkan kenaikan 39,15 persen per tahun. Namun, saham ADES sudah puasa bagi dividen sejak 2003.  

Perseroan berdalih tidak membagikan dividen agar seluruh laba bersih digunakan untuk pertumbuhan bisnisnya.

Sementara itu, ruang ekspansi bisnis ADES masih terbuka lebar, perseroan berencana melakukan ekspansi ke segmen snack, sereal, teh dan kopi yang diminta persetujuan dalam RUPSLB pada 2023.

Namun, secara valuasi, harga ADES saat ini cukup tinggi dengan tingkat PE sebesar 13,47 kali. Angka ini sudah di atas PE standard deviasi _1 5 tahunnya. Meski, secara PE, posisi ADES masih lebih murah daripada CLEO. 

Jika dikasih kesempatan harga di sekitar Rp6.741 per saham atau di bawahnya mungkin akan lebih menarik. 

Di sisi lain, ADES baru saja dapat notasi khusus dari BEI, yakni notasi X, yang berarti saham dalam pemantauan khusus. Penyebabnya masih belum diketahui.

Kesimpulan

Dari kelima saham ini, kita bisa melihat ciri-ciri saham yang punya potensi pertumbuhan bisnis konsisten naik sekitar 5 tahun, seperti: 

  • Sektor bisnis defensif seperti menara telekomunikasi dan perbankan sehingga pertumbuhan bisnis moderat secara konsisten bisa terjadi
  • Saham yang baru IPO dan mampu mengoptimalkan dana IPO untuk mendorong pertumbuhan bisnisnya menjadi lebih positif
  • Saham yang rutin melakukan ekspansi, meski harus meningkatkan tingkat utang signifikan dan hasilnya sukses mendorong laba bersih secara konsisten
  • Saham yang tidak memiliki utang dan mengoptimalkan seluruh modalnya untuk pertumbuhan bisnis. 

Lalu, antara kenaikan kinerja laba bersih secara konsisten terhadap harga saham kadang juga tidak berbanding lurus. Berbeda jika saham yang kinerjanya konsisten naik dan rutin bagi dividen, hal itu juga bisa berpengaruh terhadap pembagian dividennya. Serta, catatannya saham yang memiliki kinerja bertumbuh secara konsisten juga sering diiringi dengan saham yang kurang likuid.

Dari kelima saham ini, ada yang sudah kamu hold?

MEMBURU DIVIDEN DI MUSIM RUPS TAHUNAN? YUK BELAJAR DAN DAPATKAN PILIHAN SAHAM DIVIDEN TERBAIK DI MIKIRDIVIDEN

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi bundling ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan (HINGGA Maret 2025)
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini