5 Saham Ini Mau Disuntik Dana Investor, Calon Multibagger?
Berikut ini adal 5 dari total sekitar hampir 10 emiten yang mau melakukan aksi right issue maupun private placement. Kira-kira, mana yang bakal bisa jadi multibagger ya?
Mikirduit – Ada sekitar lima emiten yang berniat menggalang dana segar dari aksi penerbitan saham baru dalam bentuk private placement maupun right issue. Kira-kira, bagaimana efeknya terhadap harga saham emiten terkait ke depannya?
Salah satu cara emiten memanfaatkan pasar modal adalah dengan menggalang dana segar lewat penerbitan saham baru. Kelebihan dari aksi korporasi ini, emiten bisa dapat dana segar tanpa perlu pusing mikirin cicilan bank, tapi risikonya kepemilikan pengendali berkurang jika tidak ikut setor modal dari saham baru yang diterbitkan.
Ada dua skema penghimpunan dana dengan penerbitan saham baru, pertama lewat right issue atau sering disebut dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dulu. Skema ini mengizinkan investor eksisting juga berpartisipasi untuk setor modal dengan membeli saham baru. Kedua, private placement atau sering disebut tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dulu. Jadi, seluruh saham baru akan diborong oleh pemegang saham pengendali hingga investor strategis yang mau masuk. Sehingga, investor publik berpotensi mengalami dilusi persentase kepemilikan. Namun, biasanya efek private placement tidak membuat harga teoritis lebih rendah karena rata-rata harga pelaksanaannya di atas harga pasar.
Lalu, apa saja kelima emiten yang mau himpun dana itu, gimana prospeknya?
Saham MDKA
MDKA merilis keterbukaan informasi pada 19 Maret 2024 yang berisi perseroan berencana melaksanakan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dulu Tahap I. Jadi, sesuai hasil RUPS Luar Biasa pada 10 Juni 2022, perseroan berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 362.133.000 lembar yang akan dilakukan di Akhir Maret 2024.
Jika merujuk ke RUPS Luar Biasa Juni 2022, MDKA memang sempat mendapatkan persetujuan untuk private placement paling banyak sekitar 2,29 miliar lembar saham. Namun, setelah itu tidak ada kabar implementasi aksi private placement tersebut.
Jelang dua tahun sejak persetujuan RUPS itu, MDKA kembali mengungkapkan rencananya. Namun, kali ini hanya melepas 15 persen dari rencana maksimal saham baru yang diterbitkan. Jika dihitung dengan harga pasar 19 Maret 2024, berarti MDKA berpotensi mendapatkan dana segar sekitar Rp811,17 miliar.
Untuk apa dana tersebut? detailnya masih belum jelas. Namun, rencana ini bisa jadi pelipur lara dari kinerja MDKA hingga kuartal III/2023 yang tengah terpuruk mengalami kerugian 23,77 juta dolar AS.
Sebenarnya, MDKA mencatatkan kinerja pendapatan naik 86,92 persen menjadi 1,17 miliar dolar AS. Namun, gross profit margin MDKA turun drastis menjadi 10,13 persen dibandingkan dengan 23 persen pada periode sama tahun sebelumnya.
Jika dilihat lonjakan pendapatan MDKA itu didorong oleh proyek nikel dalam hal ini adalah MBMA. Pendapatan MDKA dari MBMA itu berkontribusi sebesar 74,67 persen dari total pendapatan perseroan secara keseluruhan. Sementara, bisnis tambang emas dan tembaganya malah lagi lesu.
Sayangnya, proyek nikel yang berkontribusi besar ke omzet itu hanya mencatatkan margin keuntungan dari laba sebelum pajak sebesar 3,11 persen.
Jadi, apakah MDKA masih punya prospek masa depan? jawabannya tergantung rencana perseroan selanjutnya ditambah dengan rencana private placement saat ini.
Secara valuasi, MDKA memiliki price to book value (PBV) sebesar 3,79 kali. Posisi itu cenderung mahal jika dibandingkan dengan ANTM, ARCI, maupun BRMS yang berada di bawah 3 kali. Namun, masih lebih murah jika dibandingkan dengan AMMN yang sebesar 9,78 kali.
Saham DGNS
DGNS berencana menerbitkan saham baru sebanyak 921 juta lembar dengan harga pelaksanaan Rp505 per saham. Berarti, DGNS akan menghimpun dana sekitar Rp465,1 miliar. Mayoritas penggunaan dana untuk akuisisi saham mayoritas Asa Ren Pte., Ltd, sebuah perusahaan penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran, salah satunya terkait data DNA berbasis AI.
Total biaya akuisisi Asa Ren ini sekitar Rp357 miliar. Di mana, skema transaksi right issue terbagi menjadi dua, yakni inbreng dan pembelian saham.
Inbreng adalah skema penyuntikkan modal dalam bentuk aset non-tunai, seperti kepemilikan saham perusahaan. Dalam transaksi itu, mayoritas aksi DGNS akuisisi Asa Ren menggunakan skema inbreng senilai Rp322 miliar. Artinya, pemegang saham Asa Ren akan menjadi pembeli saham baru DGNS dengan modalnya adalah aset Asa Ren. Apalagi, BMHS tidak akan melaksanakan hak saham barunya di sini.
Lalu, DGNS akan mengakuisisi transaksi sisanya senilai Rp35 miliar dalam bentuk tunai dari hasil right issue tersebut.
Nantinya,konsorsium pemegang saham Asa Ren akan menjadi pemegang saham terbesar DGNS sebesar 37 persen. Namun, apakah akan dihitung sebagai pengendali atau tidak sesuai kesepakatan nanti. Pasalnya, konsorsium dari pemegang saham Asa Ren yang akan masuk ke DGNS ini mencapai 21 pihak.
Bagaimana nasib DGNS dari hasil aksi ini? menurut kami aksi korporasi ini selaras dengan model bisnis DGNS. Soalnya, salah satu bisnis unggulan DGNS adalah bayi tabung dan pemeriksaan genomik. Dengan kemampuan Asa Ren di bidang DNA dengan bantuan AI, harusnya bisa memperkuat bisnisnya.
Kinerja DGNS yang mencatatkan kerugian senilai Rp13,65 miliar pada 2023. Hal itu disebabkan adanya normalisasi pendapatan pasca pandemi Covid-19.
Adapun, aksi right issue dengan tujuan akuisisi Asa Ren ini bisa mengejar target perseroan yang ingin fokus di layanan pemeriksaan genetik.
Secara valuasi, posisi DGNS saat ini memiliki PBV sebesar 2,19 kali. Posisi itu lebih tinggi dari PRDA sebesar 1,66 kali. Secara historis, posisi saham DGNS sudah agak murah, meski tidak sangat murah. Posisinya, masih berada di PBV rata-rata 3 tahun yang sebesar 3,12 kali.
Saham BSML
BSML, emiten pelayaran, mengumumkan rencana right issue dan bakal menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 400 juta lembar saham. BSML belum mengumumkan harga pelaksanaannya, tapi jika dihitung dengan harga per 19 Maret 2024, berarti dana yang dihimpun hanya Rp59,2 miliar.
Secara detail, perseroan melakukan aksi right issue ini untuk membayar utang, menambah aset produktif dalam hal ini seperti kapal, dan juga modal kerja.
Aksi right issue BSML ini tergolong mini sehingga kami ekspektasikan efeknya tidak terlalu signifikan.
Sampai kuartal III/2023, kinerja BSML masih positif dengan pendapatan naik 8,67 persen menjadi Rp232,77 miliar didorong dari permintaan kapal charter. Lalu, laba bersih perseroan naik 12,92 persen menjadi Rp12,19 miliar.
Dari segi utang berbunga, BSML mencatatkan penurunan utang sekitar 11,51 persen menjadi Rp100,2 miliar. Dengan begitu, tingkat debt to equity ratio (DER) BSML turun menjadi 0,85 kali. Jika dana hasil right issue digunakan untuk melunasi utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam 1 tahun, berarti total utang BSML berpotensi turun menjadi Rp80,85 miliar. Dengan begitu tingkat DER-nya menjadi lebih oke sebesar 0,69 kali.
Saham NCKL
NCKL berencana melakukan private placement dengan menerbitkan sekitar 6,3 miliar lembar saham baru. Jika dihitung dengan harga saham per 19 Maret 2024, berarti NCKL bisa menghimpun dana sekitar Rp5,55 triliun. Jumlah yang cukup jumbo.
Dari catatan Stockbit Snips pada 28 Februari 2024, Presiden Direktur NCKL Roy Arman Arfandy yang didampingi Lukito Gozali sebagai Head of Investor Relation mengungkapkan rencana aksi korporasi itu untuk mengakomodasi minat investor strategis dan mengejar eksposur ke target pasar baru.
NCKL disebut masih dalam proses negosiasi dengan investor strategis. Kabarnya, NCKL memiliki 3 calon investor strategis yang terdiri dari perusahaan asal Eropa, Perusahaan asal Asia non-China, dan perusahaan asal Indonesia. Namun, nantinya posisi investor strategis itu tidak akan mengubah pengendalian NCKL yang dipegang oleh Grup Harita.
Nantinya, salah satu penggunaan dana hasil private placement itu akan digunakan untuk menambah kepemilikan saham di perusahaan HPAL eksisting, serta rencana akuisis tambang dan meningkatkan kapasitas produksi HPAL.
Saham INCO
INCO juga berencana melakukan right issue dengan menerbitkan 603,44 juta lembar saham baru. Aksi korporasi ini dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan divestasi Vale Canada dan Sumitomo ke MIND ID. Artinya, INCO akan mendapatkan dana segar sekitar Rp1,85 triliun dari aksi right issue tersebut.
Dalam hal ini, Vale Canada, Sumitomo Metal Mining, dan Vale Japan Ltd tidak akan melaksanakan hak saham barunya dan akan dieksekusi oleh MIND ID sebagai salah satu kesepakatan divestasi. Dengan begitu, MIND ID akan memegang saham INCO sebesar 34 persen.
Nantinya, MIND ID bersama Vale Canada akan menjadi pengendali bersama.
Dengan begitu, kami menilai prospek INCO ke depan juga akan supply kebutuhan nikel ke MIND ID, serta lebih rutin bagi dividen. Tantangannya, ketika harga nikel naik tinggi, apakah ada rencana pemerintah intervensi agar INCO jual di harga murah seperti kejadian DMO batu bara? itu menjadi salah satu risiko bisnis INCO setelah BUMN menjadi pengendalinya.
Detail tentang saham nikel NCKL dan INCO bisa dibaca di artikel ini:
Kesimpulan
Salah satu yang berpotensi membuat harga saham bergerak anomali hingga naik menjadi multibagger antara lain, aktivitas transaksi pengendali, aksi korporasi yang membuat terjadinya perubahan pengendali, aksi ekspansi besar-besaran atau ke bisnis yang lagi tren, serta lonjakan kinerja yang luar biasa.
Lalu, apakah dari kelima saham ini ada yang berpotensi menjadi multibagger? untuk itu tidak ada yang bisa prediksi 100 persen. Namun, menurut kami yang pasti sulit jadi multibagger itu adalah INCO karena statusnya ada perubahan pengendali ke pihak BUMN.
Sementaraitu, untuk BSML tampaknya hanya aksi right issue biasa yang tidak akan memberikan dampak signifikan. Pasalnya tujuan right issuenya hanya untuk membayar utang. Di sisi lain, ketiga saham lainnya bisa saja menjadi anomali harga hingga multibagger jika aksi korporasinya sesuai dengan tren dan dianggap cukup signifikan mengubah kondisi bisnisnya.
Dari keempat saham itu, mana yang sudah kamu hold saat ini?
Mau Ikut Ngopdar Online Mikirduit Bahas Dividend Investing Till Multibagger?
Event ini khusus untuk kamu yang sudah jadi member Mikirdividen, bagi kamu yang belum dan mau ikutan event (yang bakal jadi rutin) secara FREE, yuk join Mikirdividen. Kamu akan mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan (HINGGA Maret 2025)
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini