5 Saham Papan Pengembangan dengan Proyeksi Dividen dan Kinerja 2024 yang Menarik

Selain saham di papan utama, saham-saham di papan pengembangan juga banyak yang memberikan dividen dengan tingkat yield menarik lho. Siapa saja mereka dan bagaimana dengan risikonua?

5 Saham Papan Pengembangan dengan Proyeksi Dividen dan Kinerja 2024 yang Menarik

Mikirduit – Selain saham di papan utama, ada juga saham-saham di papan pengembangan yang memiliki pertumbuhan kinerja menarik, dengan pertumbuhan kinerja yang positif. Ada siapa saja mereka? berikut kami ulas terkait 5 saham papan pengembangan dengan dividen menarik serta kinerja bertumbuh positif.

Saham AMAG

Saham AMAG bergerak di bidang asuransi umum dan kesehatan seperti mobil, kesehatan, properti, perjalanan wisata, dan lainnya. 

Jika merujuk ke laporan bulanan perseroan per Desember 2024, AMAG mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 52,7 persen menjadi Rp226 miliar. 

Perseroan juga mendekati target premi 2024 senilai Rp2,5 triliun. Sampai Desember 2024, tingkat pendapatan Premi tembus Rp2,65 triliun di luar komisi senilai Rp222 miliar. 

Dari segi risiko bisnis, AMAG menjadi salah satu perusahaan asuransi yang cukup stabil dengan tingkat Rasio Pencapaian Solvabilitas per Desember 2024 sebesar 363 persen di atas batas minimal 120 persen.

Kami proyeksikan AMAG berpotensi bagikan dividen 75 persen (kami nilai angka konservatif karena secara historis tingkat dividend payout ratio AMAG sangat fluktuatif, bahkan sempat di atas 100 persen). 

Dengan asumsi tersebut, AMAG berpotensi bagikan dividen sekitar Rp33,75 per saham. Jika dihitung dengan harga saham per 14 Februari 2025, tingkat dividend yield sekitar 9,85 persen. Periode pembagian dividen AMAG sekitar Mei-Juli.

Catatannya, saham AMAG memiliki risiko likuiditas yang sangat rendah, sehingga jika ingin mengejar dividen jangan masuk dengan modal besar. Apalagi, target jual dalam jangka pendek juga. 

Saham ASDM

Saham ASDM juga merupakan perusahaan asuransi umum seperti AMAG, tapi skalanya lebih kecil. ASDM menjadi salah satu saham pilihan mikirdividen. 

Dari laporan bulanan per Desember 2024, saham ASDM mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 25,86 persen menjadi Rp26,47 miliar sepanjang 2024. Dari segi rasio pencapaian solvabilitas, posisi ASDM juga cukup aman sebesar 375 persen dari batas minimal 120 persen. 

Dengan realisasi kinerja tersebut, kami ekspektasikan ASDM membagikan dividen sebesar 75 persen. (secara historis ASDM sering bagikan dividen di atas 100 persen laba bersih). 

Dengan asumsi itu, potensi dividen per saham ASDM sekitar RP51 per saham. Jika dihitung dengan tingkat harga saham per 14 Februari 2025, tingkat dividend yield-nya sekitar 10,66 persen. Periode dividen ASDM sekitar Juni sampai Agustus. 

Namun, catatannya, risiko saham ASDM sama seperti AMAG, yakni terkait likuiditas yang sangat rendah. Jadi, jangan terlalu besar masuk ke sini, jika ingin keluar dalam jangka pendek.

Deretan Mimpi Saham WIFI, Penjual Kopi yang Kini Bisnis Internet
Saham WIFI masih terus berfluktuasi sesuai dengan mimpi hingga rumor mau akuisisi ISAT. Pertanyaannya, seberapa mungkin semua mimpi dan rumor itu bisa tercapai?

Saham LPIN

Saham LPIN adalah emiten bagian Grup Lippo yang bergerak di sektor komponen otomotif. Bisnis LPIN adalah penjualan busi dengan merek Champion. 

LPIN diproyeksikan bisa mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 52,63 persen menjadi Rp29 miliar di sepanjang 2024. Proyeksi kinerja ini lebih baik dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang turun di 29,63 persen menjadi Rp19 miliar. 

Kami proyeksikan LPIN membagikan dividen dengan tingkat payout ratio 45 persen (angka konservatif). Catatannya, LPIN baru mulai bagikan dividen sejak 2021. Sejak saat itu, rata-rata payout ratio LPIN cukup fluktuatif mulai dari sempat 780 persen, sekitar 25 persen, dan terakhir di 2024 kemarin sebesar 55 persen. 

Dengan asumsi payout ratio 45 persen, saham LPIN bisa bagikan dividen sekitar Rp31 per saham. Dengan menggunakan harga saham per 14 Februari 2025, tingkat dividend yield sekitar 7,82 persen. Periode dividen LPIN sekitar Mei sampai Juni. 

Risiko LPIN juga terkait likuiditas yang sangat rendah dan kebijakan dividen yang baru terjadi dalam 4 tahun terakhir sehingga belum bisa dikatakan konsisten. 

Saham CEKA

CEKA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan minyak nabati alias minyak goreng dari Grup Wilmar. 

Saham CEKA diproyeksikan mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 62,34 persen menjadi Rp250 miliar. Tren kenaikan ini bisa dibilang pembalikkan arah dari penurunan pada 2023 sebesar 30,32 persen. 

Dalam 5 tahun terakhir, CEKA membagikan tingkat dividen per saham yang stagnan di Rp100 per saham. Dari situ, tingkat payout ratio CEKA fluktuatif dari 27 persen sampai 38 persen. 

Jika CEKA tetap membagikan dividen senilai Rp100 per saham di 2025, berarti tingkat dividend yield-nya dengan harga per 14 Februari 2025 sekitar 5 persen. 

Namun, jika CEKA memutuskan bagikan dividen 30 persen dari laba bersih, berarti total dividen per saham sekitar Rp125 dengan tingkat yield sekitar 6,25 persen. Periode pembagian dividen CEKA sekitar Juni sampai Agustus. 

Risiko saham CEKA sama seperti tiga saham dividen di papan pengembangan lainnya, yakni likuiditas yang sangat rendah. Jika masuk modal besar, nanti keluarnya agak susah.

Saham DVLA

DVLA menjadi salah satu saham farmasi yang dimiliki United Laboratories Inc. (Unilab) yang memiliki jaringan afiliasi di Asia seperti Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, Laos, Kamboja, dan China. Produk DVLA antara lain, Nature-E, Enervon-C, Neozep, Forte, New Diatabs, dan VICEE. 

DVLA menjadi salah satu saham di papan pengembangan yang berpotensi mencatatkan pertumbuhan laba bersih 2024 sekitar 32,88 persen menjadi Rp194 miliar. Tren kinerja itu cukup positif dibandingkan penurunan laba bersih pada 2023 sebesar 2 persen menjadi Rp146 miliar. 

Kami proyeksikan DVLA membagikan dividen sektiar 85 persen dari laba bersih. Dengan begitu, potensi dividen per saham perseroan sekitar Rp147 per saham. Pada tahun buku 2024, perseroan sudah bagikan dividen interim sekitar Rp43 per saham, berarti sisa dividen final sekitar Rp104 per saham. 

Dengan menggunakan harga saham per 14 Februari 2025, tingkat dividen yield khusus final DVLA sekitar 6,15 persen. Periode pembagian dividen DVLA sekitar Oktober-November untuk interim, serta Juni-juli untuk dividen final. 

Namun, risiko dari saham DVLA adalah sangat tidak likuid. Bahkan, lebih tidak likuid dari empat saham lainnya.

Lalu, apakah kelima saham ini sudah ada di valuasi yang menarik untuk dibeli? informasi lebih lengkap bisa join Mikirdividen untuk bisa konsultasi langsung  dengan founder Mikirduit serta berdiskusi dengan ratusan investor lainnya.

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru yang sedang disiapkan:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini