5 Saham yang Diburu Investor Ritel Sepanjang September, Dikejar atau Hindari?

Ada mitos saham yang diburu investor ritel itu berisiko turun. Nah, kira-kira apa saja saham yang diburu ritel sebulan terakhir dan gimana prospeknya?

5 Saham yang Diburu Investor Ritel Sepanjang September, Dikejar atau Hindari?

Mikirduit – Ada pepatah pasar modal yang bilang jika saham sudah dibeli oleh banyak ritel, berarti potensi risiko mengalami penurunan lebih besar, sebaliknya saham yang dilepas ritel justru ada potensi menguat. Lalu, apa saja saham yang lagi diburu ritel dalam sebulan terakhir? 

Pepatah tersebut sebenarnya cukup logis jika melihat perilaku investor ritel yang sering baru bergerak ketika harga naik, dan mulai melepas saat harga turun. Perilaku ini lebih ke aksi para trader juga. Namun, seringnya jadi batu loncatan big fund untuk mulai take profit. Untuk itu, muncul pepatah tersebut. 

Dalam data yang tersaji di RTI atau keterbukaan informasi memang tidak menunjukkan yang masuk 100 persen investor ritel. Namun, secara angka-angka jika ada kenaika puluhan ribu hingga ratusan ribu dalam sebulan, angka itu adalah investor ritel.Toh, investor institusi tidak akan sebanyak itu.

Untuk itu, kami coba mengulas 5 saham yang lagi mencatatkan kenaikan jumlah investor per September paling tinggi. Apakah berpotensi turun lebih murah atau malah bisa naik?

Saham yang Diburu Investor Ritel

Berikut ini, ada beberapa saham yang mencatatkan kenaikan jumlah investor paling signifikan di 20 big caps IDX per 7 Oktober 2024. Jika dilihat ada kenaikan jumlah pemegang saham dalam beberapa saham yang kategori kurang likuid, atau yang pergerakan harga sahamnya tidak sesuai dengan fundamentalnya. Berikut ini list sahamnya. 

Saham BYAN

Emiten batu bara Low Tuck Kwong ini mencatatkan pertambangan investor saham sebanyak 242 pihak dalam sebulan terakhir pada September menjadi 4.394 pihak. Angka itu berarti ada kenaikan sebesar 5,83 persen. Sepanjang 2024, pertambahan jumlah investor BYAN sudah naik 30,31 persen. 

Selaras dengan kenaikan jumlah investor itu, harga saham BYAN turun 16,64 persen sepanjang 2024 hingga 7 Oktober 2024. 

Lalu, apakah saham BYAN cukup menarik dengan kenaikan porsi investor ritel tersebut? 

Kinerja BYAN pun tengah mengalami penurunan per semester I/2024. Pendapatan perseroan turun 24,77 persen menjadi 1,53 miliar dolar AS, sedangkan laba bersih turun 47,93 persen menjadi 377 juta dolar AS. 

Penurunan itu sesuai dengan tren sektoral batu bara karena ada normalisasi harga setelah booming di 2022. Meski begitu, manajemen BYAN masih optimistis dengan pasang target pendapatan 2024 sekitar 3,3 miliar sampai 3,6 miliar dolar AS. 

Artinya, kinerja pendapatan sepanjang 2024 diperkirakan tidak jauh berbeda dengan 2023 yang sekitar 3,5 miliar dolar AS. 

Jika dilihat dari sisi harga wajar dengan PE Justified, harga saham BYAN masih cukup murah dengan asumsi wajar di Rp17.072 per saham. Hanya saja, catatannya saham BYAN ini kurang likuid.  

Saham PANI

Saham PANI mencatatkan pertumbuhan jumlah investor sebesar 11,47 persen menjadi 1.463 pihak dalam sebulan pada September 2024. Sepanjang 2024, tren pergerakan investor PANI cenderung stagnan di 0,94 persen. Selaras dengan itu, harga saham PANI sudah naik 123 persen sepanjang 2024 (hingga 7 Oktober 2024)

PANI sempat meroket setelah merampungkan right issue dengan menghimpun dana segar Rp6,5 triliun. Dana segar itu digunakan untuk membeli land bank seluas 232 hektar. Saat ini, perseroan sudah memiliki land bank seluas 1850 hektar. 

Kinerja PANI hingga semester I/2024 cukup positif. Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 10,63 persen menjadi Rp1,37 triliun, sedangkan laba bersih naik 35,07 persen menjadi Rp285 miliar. 

Secara keseluruhan, PANI telah mencapai 60 persen dari target marketing sales senilai Rp5,5 triliun pada paruh pertama tahun ini. 

Adapun, jika menghitung harga saham PANI dengan PBV Justified, posisi harga sahamnya saat ini sudah cukup mahal dengan asumsi wajar di Rp2.970 per saham.

Jangan Ditunda Lagi! Ini Alasan Pentingnya Investasi Saham
Banyak yang bilang kalau investasi itu enaknya menunggu modal besar, tapi asumsi itu salah besar. Berikut ini alasan kenapa kamu harus mulai investasi sejak dini.

Saham AMMN

Saham AMMN mencatatkan pertumbuhan jumlah investor sebesar 39,71 persen sepanjang sebulan selama Agustus 2024 menjadi 18.284 pihak. Sepanjang 2024 hingga Agustus, jumlah investor AMMN sudah naik 60,78 persen. Selaras dengan kenaikan jumlah investor, sepanjang tahun ini harga saham AMMN sudah naik sebesar 35 persen.

Saham AMMN memang lagi mencatatkan pertumbuhan kinerja yang solid hingga semester I/2024. AMMN mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 300 persen menjadi 475,24 juta dolar AS. Kenaikan laba bersih itu didorong kenaikan pendapatan sebesar 166,9 persen menjadi 1,54 miliar dolar AS. 

Kenaikan itu didorong setelah kinerja AMMN di 2023 sempat turun karena tidak bisa ekspor pada periode Januari-Juni 2023. AMMN baru dapat tambahan ekspor tembaga pada Juli 2023 hingga 31 Mei 2024. Untungnya, untuk kinerja AMMN 2024 sudah tidak terganggu oleh masalah ekspor tembaga lagi. Pasalnya, perseroan sudah mendapatkan tambahan perpanjangan periode ekspor tembaga hingga 31 Desember 2024. 

Secara fundamental, kinerja saham AMMN memang terlihat melonjak dan membuat kita bisa mewajarkan kenaikan harga sahamnya. Namun, kenaikan harga saham AMMN sudah melebihi dari pertumbuhan kinerja yang telah terjadi. 

Dengan asumsi wajar sektoral, kami perkirakan area wajar harga saham AMMN ada di Rp4.000 sampai Rp5.000 per saham. Namun, apakah harga saham AMMN mungkin ke level tersebut? ya mungkin saja jika perputaran supply and demand sudah mengalami normalisasi sehingga posisi harga saham perseroan bergerak ke arah fundamentalnya

Saham TPIA

Saham TPIA mencatatkan pertumbuhan investor bulanan terbesar kedua sepanjang September 2024. Jumlah investor TPIA naik 85,36 persen menjadi 10.252 pihak per September 2024. Sepanjang 2024 hingga September, jumlah investor TPIA juga naik 62,37 persen. Kenaikan jumlah investor itu selaras dengan tren kenaikan harga saham perseroan sepanjang 2024 sebesar Rp54,82 persen (hingga 7 Oktober 2024)

Untuk kinerja keuangan per semester I/2024, TPIA masih mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 19,37 persen menjadi 866 juta dolar AS, sedangkan posisi rugi bersih makin tinggi menjadi 47 juta dolar AS dibandingkan dengan 1 juta dolar AS pada periode sama tahun sebelumnya. 

Secara aksi korporasi, TPIA baru saja mengumumkan kemitraan dengan Glencore Plc lewat akuisisi Shell Energy and Chemicals Park di Singapura. 

Shell Energi and Chemical Park ini adalah salah satu kilang minyak dan pusat perdagangan di dunia. Nantinya, dengan akuisisi ini, TPIA akan menyediakan produk minyak mentah seperti bensin, bahan bakar jet, gas oil, dan bitumen untuk mendukung berbagai industri di  Indonesia. 

Lalu, TPIA juga bakal mengisi kekurangan pasokan produk kimia seperti MEG, Polyol, dan Ethlene, Propylene, dan Styrene Monomers. 

Saham BREN

Saham BREN mencatatkan pertumbuhan investor terbesar sepanjang September. Jika dibandingkan dengan Agustus 2024, jumlah investor BREN naik 163 persen menjadi 43.193 pihak, sedangkan jika dilihat sepanjang 2024 hingga September, kenaikannya sudah mencapai 260 persen. Kenaikan jumlah investor BREN ini juga selaras dengan kenaikan harga saham sepanjang 2024 (hingga 7 Oktober 2024) yang sebesar 55,26 persen. 

Secara kinerja keuangan per semester I/2024, kinerja BREN cenderung turun tipis. Dari segi pendapatan turun 2,36 persen menjadi 290 juta dolar AS, sedangkan dari segi laba bersih stagnan di level 58 juta dolar AS. 

Posisi harga saham BREN juga terbilang mahal karena pergerakan saham BREN bukan dilandasi oleh basis fundamentalnya. 

Kami menggunakan beberapa metriks yang digunakan untuk mencari harga wajar BREN. 

  • Laba bersih per saham twelve trailing months (TTM) 2024 senilai Rp13,03 per saham
  • Proyeksi dividen BREN dari EPS TTM dengan asumsi dividend payout rasio 50 persen dari EPS. Hasilnya, Rp6,51 per saham
  • Growth Rate Dividend wajar untuk BREN. Dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih di 8 persen, kami asumsikan pertumbuhan dividen wajar BREN ada di level moderat 5 persen
  • Cost of Equity: menggambarkan tingkat return yang dibutuhkan oleh investor dari sebuah saham dengan mempertimbangkan risikonya. Rumusnya dengan membagi dividen per saham tahun depan dibagi harga saham saat ini dan ditambah rata-rata pertumbuhan dividen wajar. Hasilnya, 5 persen. 
  • ROE (Return on Equity) TTM: 21,94 persen
  • Expected Return: bisa dipasang di bawah tingkat ROE, dalam hal ini kami memasang 15 persen. 
  • Book value per share BREN per semester I/2024: Rp59,41 per saham.

Sayangnya, dengan kondisi growth dividend dan cost of Equity yang sama, saham BREN tidak bisa dihitung dengan metode PE justified. Lalu, jika menggunakan PBV Justified, tingkat PBV wajar BREN ada di 1,72 kali. Dengan begitu, harga wajarnya ada di Rp102,3 per saham.

Hasil perhitungan PBV wajar BREN ini pun cukup logis karena masih lebih tinggi dibandingkan PBV PGEO saat ini yang sebesar 1,47 kali. 

Selanjutnya, kami akan menggunakan perbandingan sektoral. Dari segi aset, BREN memiliki total aset senilai Rp60,71 triliun, sedangkan PGEO memiliki aset sekitar Rp47 triliun. Dengan asumsi perbedaan nilai aset sekitar 30 persen, kita pasang asumsi paling mahalnya, PBV BREN ada di 2 kalinya PBV PGEO. 

Dengan PBV PGEO terakhir ada di 1,47 kali. Berarti, kita bisa anggap PBV BREN ada di 3 kali. Hasilnya, harga wajar BREN ada di Rp178,23 per saham.

Kesimpulan

Secara umum, saham-saham yang mencatatkan kenaikan jumlah investor tertinggi ini sudah berada di harga yang cukup mahal. Serta, karakter pergerakan harga saham yang tidak selaras dengan fundamentalnya. 

Dengan kondisi itu, saham-saham yang lagi mencatatkan kenaikan jumlah investor ini cocok untuk trading ketika ada potensi fluktuasi tinggi yang bagus. Misalnya, saat jumlah investor mulai berkurang dan big fund masuk. Mungkin bisa membuat volatilitas saham tersebut menjadi lebih menarik. 

Dari kelima saham ini mana yang kamu hold atau pantau?

Mulai Langkah Investasi Saham-mu Bersama Mikirdividen

Kamu bisa mengetahui gambaran benefit jadi member mikirdividen dengan klik di sini.

Secara umum, kamu akan mendapatkan beberapa benefit dengan menjadi member mikirdividen seperti:

  • Analisis 31 Saham Dividen yang Cocok untuk Investasi Jangka Panjang (Di-update fundamentalnya per 3 bulan dan harga wajar secara real-time)
  • 24 Digest, Publikasi bulanan yang bisa memandumu investasi saham dengan fenomena yang bakal terjadi di bulan selanjutnya
  • Grup Diskusi di Whatsapp
  • Event Online Bulanan

Kamu bisa jadi member Mikirdividen dengan Harga Diskon 33% menjadi Rp400.000 per tahun. Untuk join jadi member bisa klik di sini. | Promo Paket Ini Berlaku Hingga 31 Desember 2024

Selain itu ada promo lainnya seperti:

  • Paket Lengkap Mikirdividen 1 Tahun + Paket e-Book Saham Pertama: DISKON 44% menjadi Rp500.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket ini hanya berlaku hingga 30 September 2024
  • Paket e-Book Saham Pertama dengan Benefit (e-Book Saham Pertama, Rekaman Event Saham Pertama, Kalkulator Harga Wajar): DISKON 33% menjadi Rp200.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket Ini Berlaku hingga 31 Desember 2024

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini