8 Saham yang Diuntungkan dari Penguatan Rupiah

Rupiah akhirnya bisa bangkit ke bawah Rp15.500 lagi setelah sekitar 4 bulan bertengger di atas Rp16.000. Berikut 8 saham potensial saat penguatan rupiah

8 Saham yang Diuntungkan dari Penguatan Rupiah
saham rupiah kuat

Mikirduit – Saat penguatan rupiah, ada beberapa saham yang bisa mendapatkan berkah. Saham-saham tersebut punya karakter bisnisnya yang butuh impor bahan baku hingga produk dari luar negeri. Dengan begitu, biaya impor akan lebih terjangkau dengan posisi rupiah yang menguat. Kira-kira, saham apa saja itu?

Kami menilai ada 5 saham yang berpotensi diuntungkan dari penguatan rupiah. Meski, penguatan rupiah kali ini dinilai karena pelemahan dolar AS. Apalagi, dalam sebulan terakhir indeks dolar AS sudah turun 2,8 persen.

Berikut 5 kelompok saham yang berpotensi diuntungkan dari penguatan rupiah: 

Saham Alat Berat

Dua saham alat berat yang cukup besar antara lain, PT United Tractor Tbk. (UNTR) dan PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA). Harga kedua saham ini dari periode penguatan rupiah pada 6 Agustus 2024 hingga 21 Agustus 2024 sudah naik sekitar 3-4 persen.

Dalam hal ini, HEXA yang fokus di alat berat lebih diuntungkan, sedangkan UNTR cukup banyak kombinasi bisnis yang berlawanan. Misalnya, saat rupiah menguat, bisnis alat berat diuntungkan, tapi bisnis pertambangannya justru cukup menantang. Pasalnya, nilai ekspor komoditas dari Indonesia bisa jadi kurang kompetitif. 

Soalnya, skema bisnis alat berat ini adalah impor barang. Misalnya, HEXA impor produk Hitachi, sedangkan UNTR impor produk Komatsu. Jika rupiah menguat, biaya impor akan lebih rendah sehingga bisa membuat harga jual di dalam negeri menjadi lebih baik. Jika diiringi dengan kenaikan permintaan dari proyek atau penambang, kinerja HEXA maupun UNTR bisa lebih baik lagi, khususnya untuk divisi bisnis alat beratnya. 

Dari laporan keuangan kinerja semester I/2024, HEXA mencatatkan tingkat kurs rupiah senilai Rp16.666, sedangkan di periode sama tahun sebelumnya senilai Rp15.873. 

Meski, posisi acuan rupiah di semester I/2023 lebih baik, tapi beban pokok HEXA untuk alat berat di semester I/2024 turun 46 persen menjadi 43,82 juta dolar AS. Namun, kondisi itu selaras dengan penurunan penjualan alat berat HEXA yang susut 48 persen menjadi 47 juta dolar AS. 

Untuk UNTR, acuan kurs rupiah di semester I/2024 senilai Rp16.421 per dolar AS. Posisi itu lebih tinggi dari periode sama di akhir 2023 yang sebesar Rp15.416 per dolar AS. Sayangnya, tidak ada data detail terkait beban di divisi alat berat perseroan.

Harapannya penguatan rupiah bisa membantu meningkatkan penjualan alat beratnya karena jadi momen bagus untuk membeli alat berat serta bisa mendapatkan margin keuntungan yang lebih bagus.

Namun, posisi harga saham UNTR dan HEXA saat ini tidak dalam posisi terbaik beli. (bukan berarti tidak boleh beli, tapi harus hitung tingkat risikonya). Harga wajar UNTR ada di area sekitar Rp25.100, sedangkan HEXA ada di Rp5.430.

Saham Pakan Ternak

Dua saham pakan ternak yang kami nilai juga diuntungkan dari penguatan rupiah antara lain PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Tbk. (JPFA). Pasalnya, bahan baku pakan ternak yang berupa kedelai dan jagung itu mayoritas masih diimpor. Sehingga penguatan rupiah bisa menurunkan beban impor pakan ternak dari segi kurs mata uang. 

Berbeda dengan UNTR dan HEXA, pergerakan harga saham CPIN dan JPFA masih cenderung sideways dengan kenaikan sejak periode penguatan rupiah di 6 Agustus 2024 hingga 21 Agustus 2024 hanya 0,5 - 0,8 persen. 

Sepanjang semester I/2024, CPIN mencatatkan kurs acuan rupiah di Rp16.421 per dolar AS, sedangkan pada periode sama tahun sebelumnya sekitar Rp15.416. 

Dengan menggunakan asumsi itu, biaya bahan baku CPIN pada semester I/2024 lebih besar 3,35 persen menjadi Rp23,03 triliun dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Berarti, jika posisi rupiah bertahan di Rp15.400 - Rp15.500 sampai akhir tahun, beban bahan baku CPIN bisa kembali turun rata-rata 3 persen.

Untuk JPFA, dengan acuan kurs rupiah yang sama dengan CPIN (nilainya sama di laporan keuangan JPFA), perseroan mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan untuk bahan baku sebesar 9 persen menjadi Rp18,19 triliun. Artinya, jika posisi rupiah lebih baik diharapkan beban bahan baku bisa turun sebesar itu juga dengan asumsi volume yang sama, atau jika volume berbeda bisa mendorong pendapatan naik lebih tinggi dan margin tetap lebih bagus. 

Apalagi, posisi kinerja kedua saham pakan ternak ini tengah bagus dan berpotensi berlanjut untuk sepanjang tahun ini. Laba bersih JPFA di semester I/2024 naik 1.725 persen menjadi Rp1,47 triliun, sedangkan CPIN naik sebesar 28,3 persen menjadi Rp1,76 triliun. 

Harapannya, jika posisi rupiah menguat secara stabil bisa membuat margin keuntungan CPIN dan JPFA lebih baik sehingga laba bersih bisa bertumbuh lebih tinggi. 

Apalagi dari segi harga saham, CPIN dan JPFA masih sedikit di bawah asumsi harga wajarnya. CPIN senilai Rp5.347 per saham, sedangkan JPFA sennilai Rp1.633 per saham.

Saham ACES

ACES menjadi salah satu emiten yang diuntungkan dari penguatan rupiah. Pasalnya, mayoritas produk yang dijual perseroan itu sifatnya impor. Meski, transaksi-nya bisa adi ada dengan yuan karena beberapa barang diproduksi dari China. Meski, pergerakan harga saham ACES saat periode penguatan rupiah cenderung masih stagnan atau sideways.

Adapun, tingkat kurs rupiah ACES di semester I/2024 senilai Rp16.412 per dolar AS, sedangkan untuk 2023 senilai Rp15.416 per dolar AS. 

Meski tidak valid 100 persen karena jumlah pembelian bisa berbeda, tapi beban pokok pendapatan untuk pembelian persedian ACES naik 23,32 persen menjadi Rp2,21 triliun pada semester I/2024.

Dengan kenaikan pendapatan per semester I/2024 sebesar 13,94 persen menjadi Rp4,05 triliun. Ekspektasinya, ACES bisa membeli persediaan yang potensial laku dalam 1 tahun ke depan dengan harga yang lebih baik sehingga margin keuntungannya menjadi lebih bagus. 

Untuk kinerja ACES di 2024 juga lagi cukup baik. Sampai semester I/2024, ACES mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 20,86 persen menjadi Rp365 miliar.

Posisi harga saham ACES juga masih sedikit di bawah asumsi wajar di Rp790 per saham.

3 Saham Big Caps Diskon, PE di Bawah 10 dan PBV di Bawah 1, Tanda Sudah Murah?
Meski IHSG sudah menuju all time high lagi, tapi ada 3 saham big caps yang masih diskon dengan asumsi PE di bawah 10 dan PBV di bawah 1. Siapa saja mereka?

INDF

PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) juga menjadi salah satu yang diuntungkan dari segi segmen Bogasarinya. Pasalnya, dengan penguatan rupiah, pembelian bahan baku gandum perseroan bisa lebih hemat. Sejak terjadi penguatan rupiah hingga 21 Agustus 2024, INDF sudah menguat sebesar 9,16 persen. 

Apalagi, divisi Bogasari INDF berkontribusi 26,8 persen terhadap pendapatan perseroan, serta 11 persen ke laba usaha. Harapannya sih, dengan penguatan rupiah porsi kontribusi Bogasari ke laba usaha bisa lebih besar lagi. Untuk detail biaya, INDF tidak memberikan rincian per segmen sehingga tercampur dengan biaya dari produksi di ICBP dan SIMP.

Apalagi, harga gandum lagi berada di level terendah sehingga diharapkan bisa makin meningkatkan margin keuntungan bisnis Bogasari INDF menjadi lebih baik. 

Dengan tingkat kenaikan yang cukup drastis, harga saham INDF masih bisa diasumsikan murah dengan asumsi harga wajar di Rp6.873 per saham.

Saham Sektor Kesehatan

Saham yang paling diuntungkan dari penguatan rupiah adalah yang berhubungan dengan sektor kesehatan. Pasalnya, emiten sektor kesehatan punya korelasi kuat dengan produk impor dari bahan baku obat hingga berbagai peralatan dan perlengkapan kesehatan. 

Kami akan mengambil sample dua saham yang berhubungan dengan sektor kesehatan, yakni PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) dengan PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC). Kedua saham ini, sejak sebulan terakhir mencatatkan kenaikan harga saham yang cukup signifikan, yakni KLBF sebesar 9,84 persen, sedangkan TSPC sebesar 32,5 persen.

Namun, setelah kami cek langsung, tidak bisa memisahkan perincian antara bahan baku berbasis impor dengan lokal. Sehingga tidak bisa tergambar pasti. 

Namun, momen ini bisa membantu pertumbuhan kinerja keuangan keduanya bisa lebih baik lagi. 

Apalagi, KLBF lagi berpotensi turnaround story setelah sepanjang semester I/2024 mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 18,06 persen menjadi Rp1,8 triliun. TSPC juga mencatatkan kenaikan serupa sebesar 18 persen menjadi Rp821 miliar. 

Dari segi harga saham, jika mengacu ke bisnis yang kembali bertumbuh, harga saham KLBF masih berada di bawah wajarnya yang senilai Rp1.934 per saham. Untuk saham TSPC sudah agak tinggi dari wajarnya senilai Rp1.571.

Kesimpulan

Dari deretan saham yang terpengaruh dari penguatan rupiah ini, yang masih menarik dipantau antara lain, CPIN, JPFA, ACES, INDF, dan KLBF. Asumsi ini menggunakan harga wajar, tapi beli di harga saat ini juga riskan turun. Untuk itu, jika tertarik, kamu bisa titip sendal atau masuk dengan alokasi modal kecil di bawah 50 persen dulu. Sehingga jika ada koreksi sementara, kamu bisa masuk lagi. 

Dari kedelapan saham ini, mana yang menurutmu paling menarik?

Event Perdana Mikirduit: Saham Pertama, step by step investasi saham hingga bisa taking profit

Mikirduit bakal mengadakan event online secara umum pada 31 Agustus 2024 pukul 10:00 Wib sampai dengan selesai. Event ini terbatas hanya untuk 150 peserta.

Sesuai saran dan permintaan beberapa subscriber dan followers, harga pre-sale harga Rp150.000 (dari harga normal Rp300.000) di-perpanjang sampai 28 Agustus 2024 (jadi pas gajian masih bisa ikut dengan harga spesial, kalau masih kebagian)

Benefit join event:

  • Harga tiket event termasuk e-Book panduan investasi saham ala Mikirduit bertajuk Saham Pertama
  • Review 10 saham untuk investing jangka panjang yang ada dalam e-Book
  • Grup belajar dan diskusi (bukan grup rekomendasi saham) after event selama sebulan

Beli tiket harga pre-sale di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini