Adu 3 Saham Telekomunikasi, Siapa yang Punya Prospek Terbaik?
Dari ketiga saham telekomunikasi, ISAT dan EXCL mencatatkan pertumbuhan laba bersih positif dua digit, sedangkan TLKM malah turun. Dari ketiga itu, mana saham yang menarik?
Mikirduit – Saham telekomunikasi sempat mengalami koreksi cukup dalam setelah muncul isu Starlink mau rilis fitur direct to cell yang dianggap bisa mendisrupsi operator telekomunikasi. Meski, kenyataan tidak karena Starlink tetap berkolaborasi dengan operator telekomunikasi dalam uji cobanya. Lalu, setelah rilis laporan keuangan semester I/2024, kira-kira saham operator telekomunikasi mana yang sudah murah dengan kinerja cemerlang?
Jika dilihat, emiten operator telekomunikasi seperti ISAT dan EXCL sebenarnya mencatatkan kinerjanya yang positif. Berbeda dengan TLKM sebagai perusahaan holding telekomunikasi yang cenderung mencatatkan penurunan laba bersih.
Dengan perbandingan kondisi kinerja terkini, proyeksi 2024, hingga posisi valuasi, siapa saham telekomunikasi yang paling menarik?
Saham TLKM
Ada dua hal yang jadi perhatian PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dari hasil kinerja semester I/2024, yakni penurunan laba bersih dan penurunan average revenue per user (ARPU).
Poin pertama, kinerja laba bersih TLKM turun 7,8 persen menjadi Rp11,76 triliun karena adanya kenaikan beban karyawan sebesar 20,92 persen menjadi Rp9,48 triliun. Kenaikan beban karyawan itu lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 2,47 persen.
Kenaikan beban karyawan dipicu oleh program pensiun dini senilai Rp1,24 triliun yang mana sebelumnya tidak da pos tersebut, serta kenaikan gaji dan tunjangan sebesar 5,6 persen menjadi Rp5,27 triliun. Lalu, kenaikan beban cuti, dan insentif juga naik sebesar 5,11 persen menjadi Rp1,87 triliun. Rata-rata kenaikan di biaya sumber daya manusia itu jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pendapatan perseroan.
Poin Kedua, penurunan ARPU sebesar 4,26 persen menjadi Rp45.000. Penurunan ARPU itu menandakan akuisisi pelanggan TLKM kurang produktif. Artinya, transaksi pembelian pulsa dan paket datanya cenderung rendah.
Penurunan ini diindikasi dari perilisan produk Telkomsel Lite yang menawarkan harga produk lebih murah di beberapa kota-kota tertentu. Hal itu memicu penurunan ARPU sementara. Seharusnya, setelah penetrasi produk lebih meningkat, tingkat ARPU bisa kembali naik.
Untuk proyeksi kinerja TLKM, meski sampai semester I/2024 mencatatkan penurunan, tapi konsensus 16 analis memproyeksikan laba bersih TLKM bisa naik 3,6 persen menjadi Rp25,44 triliun pada akhir tahun 2024 nanti.
Dengan asumsi proyeksi laba bersih itu, kami asumsikan TLKM membagikan 70 persen laba bersih sebagai dividen. Artinya, tingkat dividen per sahamnya menjadi Rp180 per saham. Jika dihitung dengan harga per 8 Agustus 2024, tingkat dividend yield-nya sekitar 6,38 persen.
Saham ISAT
PT Indosat Ooredo Hutchinson Tbk. (ISAT) mencatatkan pertumbuhan laba bersih cukup agresif sebesar 43,29 persen menjadi Rp2,73 triliun. Kenaikan laba bersih ISAT didorong oleh beberapa faktor seperti:
Pertama, pendapatan naik sebesar 13,38 persen menjadi Rp27,97 triliun. Dua lini bisnis terbesar ISAT, yakni Seluler dan Multimedia, komunikasi data, internet (MIDI) kompak mencatatkan pertumbuhan positif.
Kedua, beban operasional mencatatkan kenaikan yang lebih rendah dibandingkan pendapatan. Total beban operasional ISAT naik 11,63 persen menjadi Rp22,22 triliun. Artinya, secara operasional ISAT juga lebih efisien.
Ketiga, beban terkait keuangan mencatatkan penurunan sebesar 13,4 persen menjadi Rp2,03 triliun. Hal ini membantu mendorong net profit margin ISAT yang naik menjadi 9,77 persen dibandingkan dengan 7,73 persen pada periode sama tahun sebelumnya.
Selain laba bersih, ISAT juga mencatatkan kenaikan ARPU sebesar 11,76 persen menjadi Rp38.000. Kenaikan ARPU ISAT menjadi yang terbesar dibandingkan dengan TLKM maupun EXCL. Kenaikan ARPU itu berarti penambahan jumlah pengguna rata-rata cukup berkualitas sehingga bisa mencatatkan kenaikan rata-rata penjualan per pengguna perseroan.
Untuk proyeksi kinerja ISAT di 2024, dari konsensus 18 analis memperkirakan laba bersihnya naik 14,29 persen menjadi Rp5,15 triliun.
Dengan asumsi laba bersih dan dividend payout rasio sebesar 48 persen, tingkat dividen ISAT berpotensi menjadi Rp306 per saham. Jika dihitung dengan harga per 8 Agustus 2024, berarti tingkat dividend yield sekitar 2,87 persen.
Saham EXCL
PT XL Axiata Tbk. (EXCL) juga menjadi emiten yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih agresif setelah sepanjang semester I/2024 naik 57,52 persen menjadi Rp1,02 triliun.
Kenaikan laba bersih EXCL didorong beberapa faktor seperti:
Pertama, pendapatan perseroan naik 8,16 persen menjadi Rp17,05 triliun.
Kedua, beban operasional EXCL hanya naik 4,32 persen menjadi Rp14,1 triliun alias di bawah kenaikan pendapatan. Artinya, operasional EXCL cukup efisien untuk mendorong pendapatan.
Apalagi, menariknya adalah ketika beban penjualan dan pemasaran EXCL turun 8,44 persen, tapi perseroan mampu mencatatkan kenaikan pendapatan 8,16 persen juga. Artinya, perseroan mampu mengelola biaya pemasaran dan penjualan agar efektif dan efisien untuk drive pertumbuhan pendapatan.
Tren kinerja ARPU EXCL juga mencatatkan kenaikan sebesar 4,76 persen menjadi Rp44.000. Tren kenaikan ARPU EXCL ini menunjukkan pertumbuhan pelanggannya berkorelasi positif dengan kenaikan penjualan produk perseroan.
Salah satu batu sandungan EXCL adalah kontribusi bagian atas rugi bersih dari entitas asosiasi, yakni LINK. Sampai semester I/2024, kontribusi rugi dari LINK ini naik menjadi Rp101,96 miliar dibandingkan dengan Rp77,47 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Di sini, kita perlu menunggu strategi EXCL mengonsolidasikan bisnisnya dengan LINK agar bisa mendorong pertumbuhan kinerja lebih agresif. Apalagi, sejak awal tahun, EXCL sudah berencana memperluas bisnisnya untuk bisa mengkonsolidasikan dengan bisnis LINK.
Selain itu, rencana akuisisi merger EXCL dengan FREN juga patut dipantau untuk skemanya. Beberapa yang jadi perhatian adalah siapa nantinya pengendali, posisi utang FREN diselesaikan seperti apa, dan apa rencana konsolidasi bisnisnya. Meski, kami menilai proses akuisisi merger masih berjalan cukup panjang, mungkin hingga 2025 baru rampung. (tapi bisa jadi akhir tahun ini kalau semuanya berjalan lebih cepat)
Untuk proyeksi kinerja EXCL di 2024, konsensus 15 analis memproyeksikan laba bersih EXCL naik sebesar 48,07 persen menjadi Rp1,88 triliun pada 2024.
Dengan menggunakan proyeksi laba bersih dan asumsi dividend payout rasio 50 persen, tingkat dividen per saham EXCL sekitar Rp71,67 per saham. Jika dihitung dengan harga saham per 8 Agustus 2024, tingkat dividend yield EXCL sekitar 3,27 persen.
Kesimpulan
Jika dibandingkan secara valuasi sahamnya, ketiga harga saham telekomunikasi ini sudah berada di level yang cukup murah. (data bisa lihat di tabel)
Namun, dengan pertimbangan prospek pertumbuhan bisnis yang lebih menarik, kami menilai saham EXCL bisa jadi pilihan yang menarik. Lalu, opsi kedua ISAT.
Lalu, apakah TLKM tidak menarik? jawabannya TLKM tetap menarik sebagai saham big caps yang punya bobot besar ke IHSG. Artinya, jika ada penyesuaian saham di fund manager, mereka pasti akan memasukkan opsi TLKM untuk menyeimbangkan portofolionya. Sehingga saham TLKM tetap punya prospek menarik dari sisi pergerakan harga selama berada di bawah Rp3.300 per saham.
Kalau kamu lebih pilih yang mana dari ketiga emiten telekomunikasi ini?
Mau Belajar Saham Langsung Praktek dan Bisa Diskusi Langsung? Dapat Pilihan Saham Dividen untuk Jangka Panjang Serta Strategi Investasinya Lagi!
Join Mikirdividen sekarang untuk mendapatkan banyak benefit serta strategi investasi dan diskusi dengan para investor saham. Berikut benefit gabung mikirdividen:
- Update review laporan keuangan saham dividen fundamental bagus hingga full year 2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
- Event online bulanan
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini