Adu Saham Air Mineral, CLEO vs ADES, Mana yang Cocok untuk Growth Investing?

Saham air mineral menjadi pilihan untuk growth investing di Indonesia. Lalu, jika disuruh pilih antara CLEO dengan ADES, kamu pilih mana?

Adu Saham Air Mineral, CLEO vs ADES, Mana yang Cocok untuk Growth Investing?

Mikirduit – Bisnis air mineral bisa dibilang menjadi yang cukup defensif. Apalagi, dua saham produsen air mineral di Indonesia memiliki tren kinerja keuangan maupun harga saham yang cukup fantastis. Kalau begitu, siapa yang terbaik antara keduanya? 

Dua saham air mineral yang masih ada di IDX antara lain, ADES dan CLEO. Kedua saham ini juga menjadi emiten dengan tren kinerja keuangan yang terus bertumbuh. Untuk itu, kami akan menganalisis mana saham yang masih possible untuk menjadi aset investasi jangka panjang saat ini. 

Apalagi, ADES juga sudah lepas dari papan notasi khusus sehingga kini harga sahamnya sudah bisa diperdagangkan secara normal. Sebelumnya, ADES masuk notasi khusus karena belum memenuhi ketentuan free float. Kini, tingkat free float ADES sudah sebesar 8,48 persen. Nah,kalau dibandingkan antara ADES dan CLEO mana yang lebih menarik?

Saham ADES

 Sebenarnya ADES tidak 100 persen bisnis air mineral. Secara keseluruhan, ADES memiliki 3 produk utama, yakni produk minuman, Beauty care, food & beverage, hingga bisnis layanan khusus untuk packaging makanan dan lainnya. 

Secara rinci beberapa produk utama ADES antara lain Nestle Pure Life dan Vica untuk air mineral, produk Mujigae siap makan dan minum, serta Wonhae untuk food & beverage, serta Makarizo untuk produk kecantikan. 

Secara umum, pendapatan utama ADES berasal dari penjualan makanan dan minuman (termasuk air mineral) tersebut. 

Adapun, kinerja ADES per semester I/2024 masih tumbuh positif. Pendapatan perseroan naik 18,59 persen menjadi Rp867 miliar, sedangkan laba bersih perseroan naik 26,25 persen menjadi Rp234,03 miliar. ADES juga mampu menjaga tingkat gross profit maupun net profit marginnya terus naik secara bertahap. 

Gross profit margin ADES naik menjadi 51,22 persen dibandingkan dengan 51,13 persen, sedangkan net profit margin ADES naik menjadi 26,98 persen dibandingkan dengan 25,34 persen. 

Dari paparan publik pada Juni 2024, manajemen ADES berencana mengembangkan bisnis air mineral ke kemasan galon dalam jangka dekat. Jika hal itu terjadi, ADES membuka ruang pertumbuhan yang lebih besar lagi ke depannya. Meski, bisnis air minuman galon ini persaingannya cukup ketat juga dengan pemimpin pasarnya ada di Aqua, serta skema bisnis air galon yang berbeda dari Le Minerale (Galon sekali pakai). 

Sepanjang 2024, ADES sudah menyiapkan belanja modal sekitar Rp300 miliar hingga Rp350 miliar. Nantinya, anggaran belanja modal itu digunakan untuk pengembangan usaha di segmen air mineral maupun unit bisnis lainnya, termasuk distribusi. 

Apalagi, kapasitas produksi air mineral perseroan juga sudah hampir maksimal. Soalnya, selain produksi Nestle Pure Life dan VICA, ADES juga melakukan maklon (penjualan air mineral tanpa merek) ke pihak ketiga untuk meningkatkan produktivitas. 

Selain rencana ekspansi masuk ke kemasan galon, manajemen juga mengungkapkan punya rencana pengembangan usaha untuk akuisisi brand baru atau ekspansi pabrik. Namun, manajemen tidak memberikan detailnya hanya memberikan rencana ekspansi itu akan diukur skala prioritas perseroan.

4 Pilihan Investasi di Pasar Modal yang Bisa Membuatmu Financial Freedom
Ada banyak pilihan investasi, tapi mana yang terbaik dan bagus untuk dipilih? kami akan ulas semuanya dan memberikan gambaran mana yang terbaik.

Saham CLEO

Berbeda dengan ADES, CLEO menjadi emiten yang 100 persen fokus di bisnis air mineral. Bentuk diversifikasi CLEO dari segi jenis ukuran produk seperti botol CLEO dan CLEO Classic, Galon, Cleo Platine (botol kaca), Cleo Eco Green (Botol kaca hijau), dan Cleo Smart (botol plastik kecil).

Perjalanan CLEO sendiri berawal dari 2003 ketika perseroan akuisisi produsen air minum dalam kemasan dan Teh Anda. Sejak 2004, CLEO terus melakukan ekspansi penambahan pabrik di setiap daerah sampai 2023. 

Kinerja semester I/2024 CLEO juga sangat positif. Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 32,88 persen menjadi Rp1,29 triliun, serta laba bersih naik 70,97 persen menjadi Rp220 miliar. 

Dari hasil kinerja per semester I/2024 itu, CLEO bisa dibilang menjalankan operasional yang cukup efisien terlihat dari kinerja gross profit dan net profit margin yang lebih efisien. Gross profit margin CLEO mencatatkan kenaikan menjadi 58,55 persen dibandingkan dengan 54,15 persen pada periode tahun sebelumnya, sedangkan net profit margin CLEO naik menjadi 16,99 persen dibandingkan dengan 13,2 persen pada periode tahun sebelumnya.

Ada beberapa rencana ekspansi perseroan sepanjang tahun ini. 

Pertama, CLEO berencana membangun 3 pabrik baru yang berada di luar pulau Jawa seperti, Palu (Sulawesi Tengah), Pontianak (Kalimantan Barat), dan Pekanbaru (Riau). 

Kedua, perseroan juga berencana untuk mengembangkan pabrik dan memperluas jaringan distribusi. 

Terkait dua rencana itu, perseroan telah menyiapkan anggaran belanja modal sekitar Rp450 miliar. 

Secara total, CLEO telah memiliki sekitar 32 pabrik hingga sepanjang 2024. Salah satu pabrik teranyar CLEO ada di Ibu kota negara Nusantara. 

Total kapasitas pabrik air minum dalam kemasan CLEO saat ini sekitar 5 miliar liter. Perseroan menargetkan bisa meningkatkan kapasitas terpasang menjadi 5,5 miliar liter dengan adanya pabrik baru.

Sepanjang 2023, CLEO juga meluncurkan beberapa produk baru seperti, gallon recyclable Cleo Nusantara dengan kapasitas 12,8 liter dan Cleo Platine Sparkling Water.

5 Hal yang Harus Dilakukan Dalam Pilih Saham untuk Investasi
Urusan investasi saham bukan cuma bicara punya modal atau nggak, tapi kamu juga harus tahu bagaimana cara pilih saham yang cocok untuk investasi. Berikut spill 5 hal yang harus dilakukan dalam pilih saham untuk investasi

Kesimpulan

Jika membandingkan antara ADES dengan CLEO, berarti mana yang terbaik? kami akan memberikan perbandingan dari beberapa sisi seperti valuasi, pertumbuhan kinerja, posisi gross dan net profit margin, hingga dividen.

Pertama, dari segi valuasi, saham ADES dan CLEO sama-sama mahal jika dilihat dari sisi PE maupun PBV-nya. Jika membandingkan PE dan PBV antara ADES dan CLEO. Saham ADES terlihat lebih murah dengan PE 14,04 kali dan PBV 3,18 kali, sedangkan CLEO terlihat mahal karena PE 36,45 kali dan PBV 9,36 kali. Menariknya, jika dilihat dengan Price to earning growth (PEG) rasio, saham CLEO justru lebih murah dibandingkan dengan ADES.

PEG CLEO sekitar 0,55 kali atau masih di bawah 1 kali, sedangkan PEG ADES sebesar 1,69 kali. Artinya, kenaikan harga saham ADES sudah lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kinerja bisnisnya, sedangkan saham CLEO secara PE dan PBV memang mahal, tapi kenaikan harga sahamnya masih sesuai dengan tren pertumbuhan bisnis karena PEG-nya masih kurang dari 1 kali.

Kedua, dari sisi pertumbuhan bisnis. Jika dibandingkan dari kinerja kuartal II/2024 maupun dalam 10 tahun terakhir, CLEO mencatatkan pertumbuhan lebih agresif. 

Rata-rata pertumbuhan pendapatan tahunan CLEO pada periode 2015-2024 (twelve trailing months dari laporan keuangan kuartal II/2024) sebesar 21,82 persen, sedangkan ADES hanya 9,5 persen. Lalu, pertumbuhan laba kotor CLEO sebesar 35,57 persen, sedangkan laba kotor ADES sebesar 9,99 persen, dan laba bersih CLEO tumbuh 55,68 persen dibandingkan dengan ADES naik sebesar 29,68 persen.

Ketiga, dari sisi gross dan net profit margin. CLEO masih unggul dari sisi gross profit margin yang konsisten terus bertumbuh sejak 2015, tercatat hanya turun sekali pada 2018 menjadi 32,37 persen dan kini per 2024 (secara twelve trailing month) sudah tembus 62,11 persen. Sementara itu, gross profit ADES di periode sama sekitar 53,04 persen. 

Namun, dari sisi net profit margin, ADES yang lebih unggul sebesar 26,73 persen, sedangkan CLEO ada di 15,87 persen. Penyebab net profit margin CLEO lebih rendah daripada ADES adalah karena CLEO punya utang berbunga sehingga menggerus margin keuntungan bersih lebih dalam dibandingkan dengan ADES yang zero debt. 

Keempat, dari sisi risiko utang, ADES menjadi salah satu emiten zero debt, sedangkan CLEO punya utang dengan tingkat debt to Equity rasio (DER) cenderung rendah di angka 0,28 kali. Lalu, tingkat interest coverage rasio (ICR) twelve trailing month (TTM) CLEO juga ada di  20,91 kali, artinya dari laba usaha yang disetahunkan dengan TTM, CLEO bisa bayar cicilan sampai 20 tahun ke depan. 

Kelima, efek dari ADES yang zero debt adalah perseroan tidak membagikan dividen dengan alasan hasil laba digunakan untuk ekspansi bisnis. Sementara itu, CLEO masih bagi dividen meski cukup rendah hanya sekitar 10-20 persen dari laba bersih. Kami proyeksikan laba bersih CLEO di 2024 bisa sekitar 6,8 per saham. Jika dihitung dengan harga saham CLEO per 17 Oktober 2024, tingkat yield-nya hanya 0,54 persen.

Dari sisi kami melihat ruang pertumbuhan ADES sudah terbatas (terutama untuk air mineral jika tidak dikebut ekspansi tambah pabrik), sedangkan CLEO terus meningkatkan jumlah pabrik di daerah-daerah untuk menekan ongkos distribusi ke pasar. Sehingga dari segi ruang pertumbuhan CLEO masih ada hingga nanti mereka sudah mulai menekan laju ekspansi penambahan pabrik barunya.

Namun, bukan berarti ADES sudah stuck karena perseroan juga punya ambisi untuk akuisisi brand baru lagi. Jika ini dilakukan bisa membantu pertumbuhan bisnis ADES kembali naik tinggi seperti sebelumnya.

Nah, dari pilihan itu semua, mana yang lebih menarik menurutmu, CLEO atau ADES?

Mulai Langkah Investasi Saham-mu Bersama Mikirdividen

Kamu bisa mengetahui gambaran benefit jadi member mikirdividen dengan klik di sini.

Secara umum, kamu akan mendapatkan beberapa benefit dengan menjadi member mikirdividen seperti:

  • Analisis 31 Saham Dividen yang Cocok untuk Investasi Jangka Panjang (Di-update fundamentalnya per 3 bulan dan harga wajar secara real-time)
  • 24 Digest, Publikasi bulanan yang bisa memandumu investasi saham dengan fenomena yang bakal terjadi di bulan selanjutnya
  • Grup Diskusi di Whatsapp
  • Event Online Bulanan

Kamu bisa jadi member Mikirdividen dengan Harga Diskon 33% menjadi Rp400.000 per tahun. Untuk join jadi member bisa klik di sini. | Promo Paket Ini Berlaku Hingga 31 Desember 2024

Selain itu ada promo lainnya seperti:

  • Paket Lengkap Mikirdividen 1 Tahun + Paket e-Book Saham Pertama: DISKON 44% menjadi Rp500.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket ini hanya berlaku hingga 30 September 2024
  • Paket e-Book Saham Pertama dengan Benefit (e-Book Saham Pertama, Rekaman Event Saham Pertama, Kalkulator Harga Wajar): DISKON 33% menjadi Rp200.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket Ini Berlaku hingga 31 Desember 2024

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini