Adu Saham Bank Daerah BJBR vs BJTM, Mana yang Oke?
Dua saham bank daerah terbesar ini menjadi salah satu dividen investing andalan karena konsistensinya. Namun, mana yang terbaik? BJTM atau BJBR?
Mikirduit – Ada dua saham bank daerah yang besar dan juga berstatus dividen investing, yakni BJBR dan BJTM. Kira-kira, dari kedua saham ini, mana yang lebih oke ya? kami akan ulas dalam head to head kali ini.
Kedua saham bank daerah ini punya potensi kenaikan kinerja keuangan di 2024-2025. Faktornya adalah diselesaikannya proses Kelompok Usaha Bank (KUB) yang lagi diproses keduanya. Ditambah, jika suku bunga bank sentral turun, net interest margin keduanya akan kembali menarik.
Namun, pertanyaanya, mana yang lebih menarik, BJBR atau BJTM ya?
Saham BJBR
Kinerja BJBR sepanjang kuartal III/2023 dalam tekanan akibat tingkat suku bunga yang cukup tinggi. Sebenarnya, dari pertumbuhan kredit masih tumbuh 10,21 persen, tapi dana pihak ketiganya turun tipis 0,21 persen. Penurunan dana pihak ketiga ini memicu kenaikan beban bunga agar tidak ada peralihan dana signifikan. Apalagi, loan to deposit ratio (LDR) BJBR juga cukup tinggi di 92 persen.
Hasilnya, pendapatan bunga bersih BJBR turun sebesar 15,45 persen. Hal itu didorong pendapatan bunga yang cuma naik 6,37 persen, sedangkan beban bunga naik 43 persen. Artinya, ada kenaikan suku bunga deposito signifikan di BJBR. Hal ini lazim saat suku bunga tinggi.
Hal ini membuat tingkat net interest margin BJBR juga turun menjadi 4,86 persen dibandingkan dengan 5,83 persen pada periode sama tahun lalu.
Untungnya, dari sisi pendapatan komisi juga naik 22 persen, meski secara nominal belum signifikan baru sekitar 10 persen dari pendapatan bunganya.
Di tengah tekanan pendapatan bunga bersih, laba bersih BJBR makin tergerus akibat kenaikan pencadangan sebesar 22,92 persen menjadi Rp357 miliar. Kenaikan pencadangan ini sebagai antisipasi untuk potensi kredit macet ke depannya.
Tingkat non performing loan (NPL) gross alias kredit bermasalah gross BJBR memang naik menjadi 1,26 persen dibandingkan dengan 1,07 persen pada periode sama tahun sebelumnya. Meski naik, kami menilai tingkat NPL gross BJBR masih terkendali.
Beberapa perhatian kami di kinerja BJBR lainnya adalah tingkat CIR yang naik menjadi 69,43 persen dibandingkan dengan 66,76 persen. Artinya, ada kenaikan beban operasional dalam proses mendapatkan pendapatan BJBR.
Sementara itu, di tengah tekanan kinerja, BJBR juga telah memproses KUB dengan 4 BPD lainnya, yakni Bank Bengkulu, Bank Sultra, Bank Maluku Malut, dan Bank Jambi. Aksi ini untuk membantu bank BPD yang kecil-kecil agar bisa menyesuaikan modal inti sesuai dengan aturan OJK.
Berdasarkan POJK 12/2020 tentang konsolidasi bank umum, BPD wajib meningkatkan modal inti minimal Rp3 triliun paling lambat 31 Desember 2024, atau cukup memiliki Rp1 triliun sepanjang BPD itu tergantung menjadi anggota KUB. Jika tidak dapat memenuhi salah satunya, BPD itu akan turun kasta menjadi BPR.
BJBR telah ditunjuk oleh OJK sebagai salah satu anchor bank untuk induk KUB bagi BPD lainnya. Dalam kondisi ini, BJBR pun memilih anggota KUB dengan kualitas aset yang tetap terjaga.
Kelebihan dari KUB ini akan membuat kinerja anggota KUB dikonsolidasikan sebagian (sesuai porsi kepemilikan BJBR) ke kinerja BJBR. Belum lagi dengan tambahan pendapatan dividen dari BPD kecil tersebut. Artinya, ada potensi kenaikan pendapatan dari skema KUB tersebut, meski nominanya tidak akan terlalu signifikan.
Namun, hal itu bisa menjadi spektakuler jika terjadi bersamaan dengan pemulihan kinerja jika suku bunga jadi diturunkan, di mana kami ekspektasikan BI bisa menurunkan suku bunga di semester II/2024.
Saham BJBR memiliki PBV 0,82 kali. Posisi valuasi ini cukup murah secara historis 5 tahunnya yang ada di 1,11 kali. Meski, secara sektoral masih di atas rata-rata yang sebesar 0,71 kali.
Jika melihat perhitungan discounted cashflow dari Simply Wallstreet, harga wajar BJBR dipatok di level Rp1.443 per saham. Artinya, posisi saat ini di Rp1.165 per saham masih cukup murah 19 persen dari harga wajarnya.
Sementara itu, target harga dari konsensus analis lebih optimistis dengan rata-rata mematok di level Rp1.429 per saham. Hal itu juga diperkirakan sesuai dengan ekspektasi kinerja laba bersih BJBR di 2024 bisa tumbuh 12 persen menjadi Rp2,18 triliu dibandingkand engan Rp1,94 triliun dari ekspektasi kinerja 2023.
Saham BJTM
BJTM menjadi saham bank pertama yang sudah rilis kinerja tahunan di 2023. Hasilnya, BJTM mencatatkan pertumbuhan kredit yang cukup agresif di 2023 setelah tumbuh 18,54 persen, meski dana pihak ketiga turun 5,1 persen.
Efeknya, pendapatan bunga BJTM naik 6,9 persen, tapi beban bunga naik 17,84 persen. Untungnya, pendapatan bunga bersih BJTM masih naik 2,52 persen.
Sayangnya, kenaikan pendapatan bunga bersih itu tidak mampu meningkatkan laba bersih BJTM di sepanjang 2023. Pasalnya, ada kenaikan pencadangan untuk antisipasi kredit macet sebesar 71,54 persen menjadi Rp694 miliar. Hasilnya, laba bersih BJTM turun 4,71 persen.
Dengan pencapaian laba bersih per saham 2023 di Rp97 per saham. Jika diasumsikan dividen payout ratio di 50 persen, berarti tingkat dividen di 2023 berpotensi di Rp48 per saham, seperti pada medio 2020. Dengan asumsi menggunakan harga 25 Januari 2024, tingkat dividen yield BJTM sekitar 7,38 persen.
Salah satu fokus kami adalah tingkat non peforming loan (NPL) gross BJTM cukup tinggi di atas 2 persen jika dibandingkan dengan BJBR. Meski, per 2023 NPL-nya susut menjadi 2,49 persen dibandingkan dengan 2,83 persen pada tahun sebelumnya.
Untuk ekspansi di skema KUB, BJTM belum se-ekspansif BJBR. Sejauh ini, BJTM baru mengurus KUB dengan Bank NTB Syariah, lalu juga melirik kemungkinan KUB dengan Bank Lampung.
Secara valuasi, BJTM memiliki PBV 0,84 kali. Angka itu masih lebih tinggi dibandingkan dengan BJBR maupun sektoral bank menengah, tapi secara historis rata-rata 5 tahunnya masih menarik karena di bawah 1,02 kali.
Di sisi lain, dengan hitungan discounted cashflow Simply Wallstreet, harga BJTM saat ini sudah mahal 12 persen dari wajarnya. Hitungan DCF harga wajar BJTM di angka Rp576 per saham, sedangkan harga saham BJTM ada di Rp650 per saham.
Kesimpulan
Jika dibandingkan adu kinerja BJBR vs BJTM, sebenarnya keduanya hampir imbang.
BJBR ini menang dalam posisi pengelolaan kredit bermasalah yang lebih baik, serta posisi harga yang murah jika dibandingkan dengan hitungan harga wajar dengan DCF. Namun, dari sisi kinerja 2023 turunnya cukup dalam. BJBR diperkirakan mencatatkan penurunan laba bersih per saham sekitar 16 persen. Hal itu diperkirakan berimbas kepada penurunan tingkat dividen yield BJBR di 2024. (7,42 persen vs 7,54 persen)
Di sisi lain, BJTM mencatatkan kinerja yang lebih oke dengan penurunan laba bersih per saham actualnya per 2023 hanya 5,82 persen. Ditambah, dari sisi tingkat dividen yield 2024 dengan asumsi dividen payout ratio 50 persen mencatatkan kenaikan dibandingkan dengan 2023. (7,38 persen vs 7,35 persen).
Namun, BJTM ada catatan dari sisi kredit bermasalah gross yang mencapai 2,49 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan BJBR. Lalu, posisi harga BJTM saat ini di atas dari hitungan harga wajar dengan menggunakan DCF.
Di sini, kamu tinggal pilih mau yang potensi growth sahamnya oke di 2024 atau yang potensi dividen yieldnya naik di 2024?
Kamu mau dapat pilihan saham dividen serta update outlook setiap bulan hingga 2024 atau 2025?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini