Aksi Akuisisi Lawson, Lebih Menarik AMRT atau MIDI?

AMRT dan MIDI diperkirakan mulai melakukan akuisisi Lawson pada Mei 2025. Kira-kira, dari aksi korporasi terafiliasi ini, mana yang lebih diuntungkan?

aksi akuisisi terafiliasi AMRT dan MIDI

Mikirduit – Saham AMRT dan MIDI masih berada di area terdiskon setelah mengumumkan rencana restrukturisasi anak usaha MIDI, yakni Lawson, yang bakal diambil alih oleh AMRT. Dengan aksi korporasi tersebut, bagaimana prospek saham AMRT dan MIDI yang masih berada di area cukup murah saat ini?

AMRT mengumumkan akan melakukan aksi akuisisi bersifat afiliasi dengan mengambil alih 70 persen kepemilikan Lawson dari MIDI. Dalam transaksi itu, AMRT akan menggelontorkan dana Rp200,45 miliar. 

Dalam transaksi tersebut, AMRT mengungkapkan berencana memperkuat pengembangan bisnis produk ready to eat yang saat ini dijalankan oleh Bean Spot milik perseroan. Melihat adanya kesamaan bisnis dengan Lawson, yang juga menjual produk ready to eat, AMRT memutuskan restrukturisasi posisi Lawson dari cucu usaha di bawah MIDI, menjadi langsung anak usaha di bawah AMRT. 

AMRT menilai aksi itu dilakukan untuk bisa mendorong pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dari sisi AMRT maupun Lawson.

Prabowo Resmi Ubah Royalti Batu Bara IUPK, 3 Saham Ini Ngacir?
Prabowo resmi ubah royalti untuk kontrak tambang batu bara IUPK. Lalu, apakah 3 saham batu bara yang diuntungkan masih bisa dikejar? begini cara action-nya

Nasib MIDI Tanpa Lawson

MIDI mulai menjalankan Lawson sejak 6 Juni 2018. Kala itu, perseroan menandatangani Master License Agreement (MLA) dengan Lawson Inc. Jepang untuk hak eksklusif bagi entitas anak MIDI menjadi sub-franchisor di Indonesia selama 18 tahun.  Artinya, berlaku hingga 2036. 

Jika melihat perkembangannya, pertumbuhan jumlah gerai Lawson mulai menanjak sejak 2022. Kala itu, gerai Lawson bertumbuh 195 persen menjadi 192 gerai. Tren pertumbuhan lanjut agresif di 2023 setelah naik 251 persen menjadi 674 gerai. 

Namun, lonjakan jumlah gerai Lawson itu pada 2023 itu didorong dengan skema membuat Lawson di dalam gerai Alfa Midi. Ada 45 persen gerai Lawson dengan konsep tersebut dari total 674 gerai pada 2023. 

Lalu, gerai Lawson pada 2024 menjadi hanya 374 gerai. Hal itu disebabkan, skema gerai Lawson di dalam Alfa Midi mulai dikurangi hingga tidak ada sama sekali. Meski terlihat turun, tapi jika melihat pertumbuhan gerai mandiri Lawson pada 2024 bertambah sebesar 1,3 persen. 

Di sisi lain, kontribusi Lawson terhadap pendapatan MIDI tercatat menjadi yang terbesar kedua, meski selisih dengan bisnis Alfamidi sangat jauh. Lawson berkontribusi sebesar 6,8 persen pendapatan MIDI pada 2024. Angka itu terhitung rendah karena mayoritas pendapatan MIDI berasal dari gerai Alfamidi sebesar 88,3 persen. 

Sisanya, pendapatan MIDI berasal dari Alfamidi Super sebesar 5,2 persen, sedangkan Midi Fresh baru sebesar 0,1 persen.

Namun, meski Lawson adalah kontributor pendapatan terbesar kedua untuk MIDI, tapi posisi bottom line Lawson masih mengalami kerugian Rp236 miliar. Angka itu setara 23 persen laba bersih MIDI dengan mengecualikan kinerja Lawson.

Dari segi peluang, MIDI berencana membuka 200 gerai Alfamidi baru dengan 70 persen gerai berada di luar Jawa. Keputusan ekspansi ke luar Jawa itu selaras dengan data yang menunjukkan margin keuntungan bisnisnya di luar Jawa lebih besar daripada di Jawa dan Jabodetabek. Sampai 2024, rata-rata margin keuntungan gerai di luar Jawa sekitar 7,02 persen, sedangkan di Jawa sekitar 3,64 persen, serta di Jabodetabek sekitar 4,52 persen. 

Dengan begitu, ekspektasi pertumbuhan penjualan per toko sekitar 5-7 persen, sedangkan pertumbuhan penjualan bisa mencapai 8-9 persen. 

Salah satu rencana MIDI lainnya adalah memindahkan dua pusat distribusi pada kuartal II/2025 dengan belanja modal Rp200 miliar. Harapannya, perpindahan dua pusat distribusi itu bisa membuat operasional MIDI menjadi lebih efisien.

Dari segi catatan keuangan, MIDI berpotensi mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang lebih menarik di 2025 dengan dihapusnya catatan kerugian Lawson. Apalagi, MIDI juga tidak akan mencatatkan kerugian penurunan nilai dari divestasi Lawson. Nantinya, MIDI hanya akan menyerap kerugian Lawson selama 4,5 bulan pertama 2025 dengan asumsi transaksi tersebut rampung pada Mei 2025.

Nasib AMRT Dengan Lawson

Dalam jangka pendek selama satu periode ini, AMRT menjadi pihak yang kurang diuntungkan dari transaksi ini. Pasalnya, AMRT harus menanggung kerugian Lawson setelah diakuisisi. 

Namun, harapannya AMRT bisa mengembangkan Lawson menjadi lebih menguntungkan dengan sinergi bisnsi ready to eat perseroan yang telah berjalan. 

Dengan begitu, operasional Lawson bisa lebih efisien sehingga secara bisnis bisa menguntungkan untuk AMRT dalam jangka menengah panjang. 

Di sisi lain, tantangan AMRT bukan cuma membenahi Lawson yang masih rugi, tapi juga membenahi bisnsinya yang mulai melambat di area Jabodetabek.

AMRT masih mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 10,55 persen sepanjang 2024. Pertumbuhan itu lebih tinggi daripada 2023 yang cuma 10,34 persen. 

Namun, laba bersih AMRT mengalami penurunan sebesar 7,52 persen. Ini menjadi penurunan laba bersih pertama AMRT dalam 5 tahun terakhir.

Penurunan laba bersih AMRT disebabkan oleh tingkat margin keuntungan yang mulai turun. Mayoritas margin keuntungan wilayah gerai AMRT di Jabodetabek, Jawa, dan Non-jawa sepanjang 2024 mengalami penurunan. 

Margin keuntungan di jabodetabek turun menjadi 2,58 persen dari 3,02 persen, margin di Jawa turun menjadi 6,29 persen dari 6,31 persen, serta margin di luar Jawa turun menjadi 5,46 persen dibandingkan dengan 5,76 persen pada periode tahun sebelumnya. 

Untuk itu, restrukturisasi bisnis ready to eat ini menjadi cara AMRT untuk membuka ruang pertumbuhan bisnis yang lebih agresif lagi, meski harus membenahi dari segi kerugian Lawson dan integrasi bisnisnya. 

Sepanjang tahun ini, AMRT menargetkan bisa menambah 1.000 gerai baru. Lalu, perseroan juga meningkatkan layanan pesan antar Alfagift untuk mendorong penjualan. 

Dari konsensus analis (sebelum memasukkan risiko konsolidasi kerugian Lawson), pendapatan AMRT diperkirakan tumbuh 9,96 persen menjadi Rp130 triliun, sedangkanlaba bersih naik 19,31 persen menjadi Rp3,75 triliun. 

Adapun, dari perkiraan terburuk, laba bersih AMRT berpotensi hanya tumbuh 8 persen. Namun, perkiraan terburuk ini masih lebih baik daripada kinerja 2024 yang mengalami penurunan laba bersih.

Kesimpulan

Dalam kondisi ini MIDI memang cenderung lebih diuntungkan karena bebannya lebih ringan, sedangkan AMRT harus menanggung beban kerugian Lawson yang siap dikonsolidasikan dengan bisnis ready to eatnya. Namun, transaksi ini sebenarnya lebih bersifat netral untuk AMRT karena perbaikan kinerja MIDI juga akan terkonsolidasi terhadap kinerja AMRT. 

Jadi, mana yang lebih menarik untuk dipilih sebagai investasi jangka menengah panjang? berapa harga wajar dan target harga kedua saham tersebut?

Kamu Bisa Diskusikan dan Dapatkan Data Terkini Terkait Prospek Saham Tersebut dengan Join Mikirdividen

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini