Akulaku Mau Divestasi, Sejauh Apa Saham BBYB Bisa Bergerak?
Akulaku rencana divestasi saham BBYB, bagiamana prospek ke depannya? begini selengkapnya.
Mikirduit – Pemegang saham pengendali BBYB, yakni PT Akulaku Silvrr Indonesia bersama Rockcore Finansial Technology (Grup Akulaku) yang saling terafiliasi berencana melakukan divestasi di saham bank digital tersebut. Setelah terus menyuntik modal BBYB, apakah ini menjadi sinyal Grup Akulaku angkat bendera putih di bisnis bank digital?
Dalam RUPS pada 14 November 2024, RUPS Luar Biasa menyetujui keputusan Grup Akulaku untuk melakukan divestasi minimal 2 persen per tahun hingga maksimal 5 tahun ke depan. Targetnya, kepemilikan Grup Akulaku di saham BBYB menyusut menjadi paling tinggi 30 persen.
Per 21 November 2024, komposisi kepemilikan Grup Akulaku di BBYB mencapai 39,97 persen melalui Akulaku Silvrr Indonesia dan Rockcore Finansial Technology Co. Ltd. Artinya, Grup Akulaku mencoba cari investor strategis pendukung dengan berbagi kepemilikan minimal 10 persen dari total saham yang dimilikinya.
Dengan posisi ini, Grup Akulaku masih menjadi pengendali karena sebagai pemilik terbesar. Kecuali, jika investor strategis menggarap 20 persen saham BBYB, karena minimal Grup Akulaku melepas 9,97 persen.
Lalu, bagaimana dengan prospek BBYB ke depannya?
BBYB Menjadi Emiten yang Hampir Right Issue Setiap Tahun
Secara historis, BBYB telah melakukan 6 right issue dalam 6 tahun terakhir. Aksi right issue BBYB mulai dilakukan pada 2019 ketika Grup Akulaku mulai masuk menggantikan Group Gotzco secara bertahap.
Jika dari perhitungan right issue dan private placement yang kami catat, total selama 6 tahun itu, Grup Akulaku telah menyuntik modal perseroan sekitar Rp1,65 triliun secara bertahap.
Namun, dalam perhitungan kami menggunakan angka right issue dan private placement tercatat masih ada missmatch dalam jumlah saham. Dari perhitungan kami, jumlah saham Akulaku sekitar 3,53 miliar lembar, sedangkan saat ini jumlahnya sekitar 4,6 miliar lembar.
Artinya, ada transaksi di periode 2019-2022 yang membuat jumlah saham Akulaku menjadi lebih besar dari perhitungan kami. Namun, dengan perhitungan asumsi kami ini, harga rata-rata saham BBYB yang dipegang Akulaku sekitar Rp467 per saham. Dengan memperkirakan harga rata-rata kepemilikan BBYB oleh Akulaku tidak jauh dari angka tersebut, artinya, posisi saat ini jauh di bawah asumsi beli perseroan.
Lalu, apakah BBYB masih punya prospek cerah ke depannya?
Prospek BBYB
Sejatinya, BBYB adalah bank digital yang dulunya merupakan Bank Yudha Bhakti yang mengurus kredit pensiunan. Namun, saat jelang diakuisisi oleh BBYB, kondisi perseroan tidak begitu bagus dari segi kualitas kredit. Sehingga, Grup Akulaku bisa dibilang penyelamat BBYB saat kondisinya sedang sulit.
Secara kondisi kinerja keuangan, kondisi BBYB belum begitu baik, tapi sudah lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
Beberapa perbaikan BBYB antara lain dari sisi rasio kredit bermasalah yang sudah menciut ke angka lebih bagus. NPL gross per kuartal III/2024 sebesar 3,72 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 3,89 persen pada periode sama tahun lalu. Kemudian, NPL net juga lebih baik dengan turun ke level 0,99 persen dibandingkan dengan 1,51 persen pada periode sama tahun sebelumnya.
Dari segi cost to income rasio (CIR), BBYB juga menjadi lebih baik dan bisa dibilang bank kecil paling efisien. Tingkat CIR BBYB sebesar 33,47 persen dibandingkan dengan 44,67 persen pada periode sebelumnya.
Masalah dari BBYB hanya ada di Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional yang masih di angka 99,88 persen. Tapi, posisi itu juga sudah lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya yang tembus 116 persen.
Kondisi itu membuat BBYB mulai mencatatkan laba bersih senilai Rp4 miliar per kuartal III/2024. Meski, dari segi pendapatan bunga masih menurun, dan laba bersih diselamatkan oleh penurunan pencadangan menjadi Rp1,74 triliun dibandingkan dengan Rp1,89 triliun pada periode sebelumnya.
Jika BBYB mampu menjaga kondisinya tetap baik, kami menilai dalam 1-2 tahun lagi kinerja perseroan akan lebih konsisten mencatatkan laba bersih. Lalu, dengan kondisi yang membaik itu, kenapa Grup Akulaku malah pilih divestasi?
Kesimpulan
Kami menilai momen perbaikan kinerja BBYB ini justru dijadikan waktu terbaik untuk melepas BBYB secara bertahap. Jika dilihat arahnya, Grup Akulaku tampaknya lagi mencari investor strategis baru yang bisa jadi pelengkap atau malah menggantikan mereka nantinya.
Beberapa alasannya, Grup Akulaku sudah berinvestasi hampir sekitar Rp2 triliun (atau lebih, karena dari hitungan masuk via right issue saja sudah Rp1,65 triliun) dalam 5 tahun terakhir. Sehingga, mereka ingin memetik cash secara instan dengan melakukan divestasi.
Jika harga rata-rata BBYB sekitar Rp467 per saham, berarti mereka akan menargetkan nilai jual di atas angka tersebut. Entah berhubungan atau tidak, hal itu juga berkaitan dengan kenaikan harga saham BBYB pada penutupan 21 November 2024 menjadi ke Rp300 per saham.
Lalu, bagaimana prospek ke depannya?
Dengan ada rencana divestasi ini, kami menilai tingkat fluktuasi harga saham BBYB akan meningkat dan harusnya cenderung positif jika mendapatkan pemegang saham baru yang memiliki ekosistem lebih baik dibandingkan dengan Akulaku untuk menyokong bisnis banknya.
Apalagi, dengan kinerja yang lebih baik, meski yang harus diperhatikan adalah semoga saja perbaikan kinerja ini bukan sekadar window dressing jelang rencana Akulaku divestasi BBYB minimal 9,97 persen dalam 5 tahun ke depan.
Bagi yang sudah punya BBYB dan dalam posisi nyangkut, bisa keluar ketika untung. Kami tidak menyarankan untuk hold panjang saham BBYB. Kecuali ada sinyal pengendalinya adalah sosok yang cukup kuat.
Yuk Join Grup Mikirdividen untuk Dapat Pilihan Saham Investasi Jangka Panjang Serta Diskusi dan Update Saham Eksklusif Bersama Ratusan Investor Saham Lainnya
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini . Ada promo spesial diskon langsung Rp200.000 untuk langganan setahun! CUMA SAMPAI 31 Desember 2024 dan Kuota terbatas!
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini