ARCI Mau Dijual, Begini Efek Aksi Akuisisi ke Harga Saham
Saham ARCI dikabarkan mau dilepas Peter Sondakh. Calon pembelinya dirumorkan adalah UNTR. Begini pola pergerakan harga saham yang mau diakuisisi
Mikirduit – Saham milik Peter Sondakh lagi banyak yang dilego, setelah PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT) dilepas ke Geo Energy. Kini, Peter Sondakh disebut bakal lego sebagian saham PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI). PT United Tractor Tbk. (UNTR) digadang-gadang bakal jadi pembelinya. Kira-kira, apa saja yang harus diperhatikan jika ingin cuan dari saham yang akan diakuisisi?
Aksi akuisisi merger memang menjadi cerita menarik yang bisa mengerek harga saham. Salah satunya saham milik Peter Sondakh di sektor batu bara, yakni PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT). Kabar saham batu bara itu diakuisisi sudah muncul sejak Maret 2022. Namun, harga saham SMMT sudah naik sejak Februari 2022. Bahkan, naik hingga 500-an persen hingga April 2022.
Setelah isu akuisisi lenyap tanpa kabar, tiba-tiba saham SMMT kembali naik 41 persen di akhir Juli 2022. Kenaikan itu terjadi seiring ada rencana RUPS luar biasa di awal Agustus 2022 yang diekspektasikan membahas soal akuisisi saham SMMT. Namun, setelah itu tak ada kabar pasti soal akuisisi saham batu bara milik Peter Sondakh ini.
Sampai akhirnya, SMMT mengumumkan kalau PT Mutiara Timur Pratama sebagai pemegang saham perseroan telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan PT Geo Energy Investama untuk transaksi pengalihan 58,65 persen saham perseroan. Setelah transaksi selesai, pengendali SMMT akan beralih menjadi Geo Energy.
Namun, harga saham SMMT sudah bergerak naik sejak 5 Juni 2023 hingga pengumuman tanda tangan perjanjian jual beli pada 27 Juli 2023 sebesar 71 persen. Setelah itu, harga saham SMMT sempat sideways di Rp1.100-an hingga 15 September 2023.
Menariknya, dalam transaksi itu, Geo Energy sempat disebut bakal melakukan penawaran tender wajib di harga Rp1.255 per saham. Di mana, posisi itu sudah lebih rendah dibandingkan dengan harga pasar 16 Oktober 2023 yang senilai Rp1.285 per saham.
Total dana yang disiapkan Geo Energy, termasuk untuk tender offer, disebut sekitar 200 juta dolar AS atau Rp3 triliun. Nominal itu setara dengan 65,21 persen kapitalisasi pasar SMMT per 16 Oktober 2023.
Sampai 30 September 2023, PT Mutiara Timur masih menjadi pengendali perseroan dengan kepemilikan sebesar 83,65 persen. Sisanya, dipegang oleh publik. Harga saham SMMT sendiri sudah mulai naik di pucuk dan berpotensi sideways hingga koreksi.
Jika transaksi sudah beres, apakah harga saham bisa kembali naik? kita bisa melihat dari cerita MUFG mengakuisisi PT Bank Danamon Tbk. (BDMN). Meski, perbedaannya, MUFG masuk secara bertahap di BDMN.
BACA JUGA: ADMF dengan Induk Usahanya Mau Akuisisi MFIN, Begini Prospeknya
Nasib Harga Saham Setelah Diakuisisi
Sepanjang 2017, harga saham BDMN mencatatkan kenaikan hingga 113 persen dari Rp3.316 per saham menjadi Rp7.065 per saham. Kenaikan harga saham BDMN itu muncul setelah ada rumor Temasek ingin lepas kepemilikan sahamnya. Lalu, pihak OJK mengumumkan kalau MUFG siap masuk secara bertahap dari posisi minoritas terlebih dulu di awal 2018.
Namun pergerakan harga saham BDMN cenderung sideways sepanjang 2018, meski ada transaksi akuisisi 40 persen saham BDMN oleh MUFG dari tangan Temasek di Agustus 2018.
Walaupun, jika diukur dari penruunan harga saham pada periode akhir Desember 2017 sampai 22 Mei 2018 sebesar 22 persen, harga BDMN telah naik 36 persen hingga setelah pengumuman akuisisi 40 persen sahamnya tersebut.
Harga saham BDMN pun sempat melejit hingga Rp9.970 per saham. Kenaikan itu didorong oleh rencana MUFG melakukan tender offer saham publik BDMN di harga Rp9.590 per saham.
Namun, setelah transaksi merger BDMN dengan PT Bank Nasional Parahyangan Tbk. (BBNP) senilai Rp52 triliun pada 29 April 2019, harga saham BDMN langsung rontok.
BBNP adalah bank yang dikendalikan oleh MUFG. Sesuai dengan aturan OJK terkait single presence policy, tidak boleh ada satu pengendali asing yang sama di dua bank, maka bank itu harus dimerger.
Saham BDMN rontok hampir 58 persen dalam tiga bulan. Beberapa analis menilai itu efek BDMN didepak dari indeks MSCI. Namun, setelah beberapa bulan kemudian, harga saham BDMN terus turun 60 persen hingga akhir Desember 2019 dibandingkan harga tertingginya di 2019.
Kami menilai penurunan harga saham BDMN itu sebagai pola normalisasi setelah lonjakan abnormal karena diakuisisi oleh MUFG sepanjang 2017-2019.
Kini, harga saham BDMN terjebak di kisaran Rp2.600-an per saham. Hanya beberapa kali, saham BDMN sempat kembali melejit ke Rp3.000-an hingga Rp4.000-an per saham.
BACA JUGA: Mimpi Besar MNC dan Kabar Rencana Merger BABP dengan NOBU
Bagaimana Nasib ARCI Nantinya?
Saham ARCI sudah naik sekitar 37,18 persen dalam tiga hari terakhir sejak 12 oktober sampai 16 Oktober 2023. Hal itu didorong oleh pemberitaan yang mengabarkan kalau Peter Sondakh berencana menjual sebagian saham ARCI.
Dalam pemberitaan Bloomberg pada 13 Oktober 2023 itu, ada anonim yang mengungkapkan Peter Sondakh sedang mempertimbangkan untuk menjual saham mayoritasnya di ARCI.
Kabarnya, Peter Sondakh sudah bekerja sama dengan penasihat keuangan terkait potensi divestasi saham tersebut. Ada kemungkinan, Peter akan mempertahankan sebagian sahamnya di ARCI.
Saat ini, Rajawali, grup yang dipimpin Peter memegang sekitar 85 persen saham di perusahaan tambang tersebut. Peter dikabarkan mematok nilai ARCI sekitar 1 miliar dolar AS atau setara Rp15 triliun. Angka itu jelas sangat premium jika dibandingkan dengan kapitalisasi pasar ARCI per 16 Oktober 2023 senilai Rp10,48 triliun.
Di tengah isu itu, PT Astra International Tbk. (ASII) lewat UNTR dikabarkan bakal menjadi pembelinya. Namun, pihak UNTR yang diwakilkan sektraris perusahannya mengaku tidak memiliki informasi terkait rencana tersebut.
Di sisi lain, UNTR memang memiliki bisnis emas juga seperti ARCI. UNTR akuisisi 95 persen saham PT Agincourt Resources pada akhir 2018 senilai Rp17 triliun. Namun, bisnis tambang emas UNTR belakang memang tidak tumbuh signfikan.
Salah satu cara untuk menumbuhkan bisnis emasnya, mungkin saja UNTR memilih jalan akuisisi ARCI yang merupakan produsen emas terbesar di Asia Tenggara.
Sementara itu, jika harga yang diinginkan Peter Sondakh di Rp15 triliun, sebenarnya itu cukup menarik karena di bawah dari harga IPO di Rp750 per saham. Ditotal, dengan harga IPO, berarti nilai ARCI bisa tembus Rp18 triliun.
Namun, dalam dua tahun terakhir, UNTR lagi gencar akuisisi banyak perusahaan. Seperti, akuisisi PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO) hingga rencana akuisisi tambang nikel Stargate di Sulawesi Tenggara yang sudah mencapai tahap perjanjian jual-beli, serta akuisisi 20 persen saham Nickel Industri Ltd senilai 943 juta dolar AS pada tahun ini.
Lalu, UNTR juga baru saja akuisisi salah satu wilayah kerja panas bumi milik Supreme Energy di kawasan Sumatera Selatan pada Agustus 2023.
Apalagi, saldo laba UNTR yang belum dicadangkan atau ditentukan penggunaannya itu tembus Rp59 triliun. Artinya, mengeluarkan uang senilai Rp15 triliun seperti jajan perusahaan.
Walaupun, ada risikonya juga yang jadi pertimbangan UNTR seperti, per semester I/2023 tingkat utang berbunga dibandingkan ekuitas (DER) ARCI tembus 1,22 kali. Bahkan, dengan utang besar itu, beban keuangan yang naik tinggi membuat gross profit margin ARCI tergerus jadi 6,33 persen dibandingkan 11,82 persen pada periode sama tahun lalu.
Untuk kinerja sendiri, ARCI lagi mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 3,56 persen menjadi 115,36 juta dolar AS. Namun, perseroan mampu me-manajemen biaya pokok pendapatan hingga gross profit marginnya naik menjadi 35,88 persen dibandingkan dengan 33,8 persen.
Adapun, salah satu kelebihan ARCI untuk UNTR adalah bisa membuka jaringan klien pembeli emas baru. Pasalnya, pasar ARCI bisa dibilang 50:50 antara ekspor dan domestik. Menariknya, sampai semester I/2023, penjualan ekspornya naik 39 persen.
Ditambah, ARCI yang mulai ekspansi ke panas bumi lewat kolaborasi dengan Ormat. Meski, panas bumi yang dikembangkan ARCI masih tahap eksplorasi, yang artinya butuh modal besar.
Lalu, bagaimana pergerakan harga saham ARCI selanjutnya? menurut kami ada potensi kenaikan jangka pendek sekali mengingat sudah naik hari ketiga. Jika mau masuk, tingkat risikonya sangat tinggi. Apalagi, aksi penjualan saham ARCI oleh Peter masih belum jelas.
Kesimpulan
Ada beberapa poin yang harus diperhatikan saat ada saham yang akan diakuisisi:
- Jejak si penjual. Apakah dia bagus dalam manajemen bisnisnya? kenapa dia menjual bisnis tersebut?
- Jejak si pembeli. Apakah si pembeli ini punya kapabilitas mengembangkan bisnis? apakah bisnis yang dibelinya adalah bisnis baru baginya atau dia sudah berpengalaman di sektor tersebut?
- Besaran akuisisi yang bakal menentukan apakah ada potensi tender offer yang bisa mengerek harga saham menuju tender offer.
- Tingkat kepastian akuisisi. Ini wajib dipantau jangan sampai setelah beli ternyata akuisisi batal seperti terjadi di beberapa bank kecil ketika mereka dikejar deadline tambah modal oleh OJK.
- Jika beli saham yang diakuisisi di level tinggi, jangan hold terlalu lama hingga transaksi beres. Pasalnya, harga saham berpotensi normalisasi lagi saat transaksi akuisisi sudah selesai
Untuk saham ARCI memang terlalu dini, tapi jika tidak ingin ketinggalan bisa lakukan trading jangka pendek saat ada retrace dan potensi rebound lagi. Namun, kami pikir proses akuisisi ARCI bakal membutuhkan waktu lama hingga 2024.
Kita akan tunggu saja kabar baiknya dan apakah ada momen saham ARCI bisa meroket minimal balik ke harga IPO-nya?
Mau dapat guideline saham dividen 2024?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
Tertarik? yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya
Referensi
- Bisnis.com, 27 Juli 2023, Mau Dilepas Grup Rajawali, Saham Batu bara SMMT sudah Naik 71 persen
- CNN Indonesia, 14 Juni 2017, Jadi Pemilik Minoritas MUFG Akuisis Saham BDMN Bertahap
- CNBC Indonesia, 3 Agustus 2018, Resmi, MUFG Jadi Pemegang Saham Pengendali BDMN
- Bloomberg, 13 Oktober 2023, Tycoon’s Group Said to Weigh Selling Gold Miner Archi Indonesia
- CNBC Indonesia, 16 Oktober 2023, Astra Buka Suara Soal Akuisisi Tambang Peter Sondakh ARCI