Berapa Modal yang Ideal untuk Mulai Investasi Saham?
Kita selalu khawatir soal modal investasi saham. Padahal, yang paling penting dalam investasi adalah memahami asetnya dan mulai melangkah. Berikut modal investasi saham yang ideal
Setelah mengetahui cara memilih saham untuk investasi, pertanyaan selanjutnya adalah berapa modal yang ideal untuk investasi saham? lalu, berapa jumlah saham yang ideal dimiliki oleh investor pemula?
Sebelum pandemi Covid-19, investasi saham masih dianggap sebagai aset investasi untuk pemilik modal besar. Padahal, ketentuan untuk bisa transaksi saham itu hanya beli minimal 1 lot saham yang setara 100 lembar saham. Bayangkan, jika ada saham senilai Rp100 per saham, berarti kita cuma cukup mengeluarkan uang sekitar Rp10.000 untuk bisa transaksi.
Meski begitu, tetap ada asumsi investasi saham hanya cocok untuk bermodal besar agar keuntungan optimal. Misalnya, dengan modal Rp1 miliar bisa mendapatkan dividen 7 persen bisa mendapatkan Rp70 juta, nilai yang cukup besar, sedangkan dengan modal Rp10 juta hanya mendapatkan Rp700.000.
Namun, asumsi itu dibuat berdasarkan satu sudut pandang, yakni nilai keuntungan dalam satu waktu. Padahal, aset investasi saham ini memiliki timeframe jangka panjang sehingga tetap cocok bagi pemodal kecil yang ingin mengakumulasi atau menumbuhkan asetnya.
Jadi, bisa dibilang, investasi saham akan tetap menarik bagi investor modal kecil bahkan bisa mulai Rp100.000 per bulan. Dengan catatan, investor saham harus konsisten dan disiplin untuk berinvestasi saham sesuai dengan rencananya.
Dengan begitu, investor tidak perlu membuang peluang untuk masuk ke pasar saham lebih awal agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih optimal.
Salah satu strategi investasi saham yang cocok untuk investor dengan modal kecil adalah Dollar Cost Averaging (DCA).
Mengenal Dollar Cost Averaging dan Simulasinya
Dollar cost averaging (DCA) adalah strategi investasi dengan cara cicil secara konsisten setiap periode tertentu yang sudah ditentukan (misalnya per minggu, per bulan, atau per tahun) dengan maksimal modal yang sama seperti maksimal pembelian Rp1 juta per bulan. Sehingga jumlah pembelian akan menyesuaikan dengan posisi harga yang tinggi atau lagi rendah.
Saat harga tinggi, jumlah lot yang dibeli lebih sedikit, sedangkan saat harga rendah jumlah lot yang dibeli lebih banyak. Dengan begitu, harga rata-rata yang dimiliki bisa berada di angka yang bagus, meski bukan terbaik.
Selain itu, ada beberapa ketentuan tambahan terkait strategi DCA, seperti penentuan kapan sisa modal dari transaksi DCA akan dibelikan saham, serta kapan hasil dividen dire-investasi ke saham yang sama.
Untuk ketentuan ini, investor bisa pilih beberapa jenis ketentuan seperti:
- Dana sisa modal rutin dan dividen akan masuk setiap awal atau akhir tahun
- Dana sisa modal rutin dan dividen akan masuk setiap harga sedang rendah (dengan perhitungan valuasi tertentu atau ketika merasa harga saham berada di level yang cukup rendah tanpa ada risiko perubahan fundamental). Dengan begitu, harapannya saat beli di harga rendah dengan jumlah lot yang lebih besar, posisi harga rata-rata yang dimiliki bisa lebih bagus lagi.
Berikut ini simulasi DCA di saham $PGAS :
Skema pertama:
- Investasi Rp500.000 per bulan di saham $PGAS setiap awal bulan
- Setiap dana sisa modal (yang tidak cukup untuk beli kelipatan 1 lot saham) dan dividen akan diakumulasi sebagai modal masuk di awal tahun
- Skema ini tidak memperhitungkan posisi harga
- Investasi saham $PGAS dilakukan dari November 2021 hingga 4 Oktober 2024.
Hasilnya:
- Total aset yang dimiliki senilai Rp20,28 juta. Tingkat kenaikan nilai aset sebesar 12,71 persen selama hampir 3 tahun
- Posisi harga rata-rata senilai Rp1.418 per saham. Jika dihitung dengan harga saham per 4 Oktober 2024, berarti tingkat floating profit atau keuntungan yang belum direalisasikan sebesar 5,73 persen
Skema Kedua:
- Investasi Rp500.000 per bulan di saham $PGAS setiap awal bulan
- Setiap dana sisa modal (yang tidak cukup untuk beli kelipatan 1 lot saham) dan dividen akan diakumulasikan sebagai modal masuk jika harga saham berada di bawah harga rata-rata yang dimiliki sejak awal
- Skema ini memperhitungkan harga masuk untuk akumulasi sisa modal dan reinvestasi hasil dividen
- Investasi saham $PGAS dilakukan dari November 2021 hingga 4 Oktober 2024
- Sisa dana dan akumulasi dividen yang masih tersisa dioptimalkan di 4 Oktober 2024
Hasilnya:
- Total aset menjadi senilai Rp20,71 juta. Jika dibandingkan dengan total modal yang keluar (di luar dividen) senilai Rp18 juta, berarti aset bertumbuh 15,08 persen selama kurang lebih 3 tahun.
- Harga rata-rata yang dimiliki menjadi Rp1.418 per saham. Dengan begitu, posisinya masih floating profit sekitar 5,73 persen per 4 Oktober 2024.
Kesimpulannya, menggunakan cara DCA ini akan membantumu yang memiliki modal kecil bisa menumbuhkan aset secara bertahap. Nilai pertumbuhan aset bukan cuma dari posisi floating profit karena harga rata-rata yang dimiliki berada di level yang bagus, meski bukan paling murah, tapi juga pertumbuhan nilai aset karena ada akumulasi sisa modal hingga dividen. Dengan begitu, total pertumbuhan aset akan lebih besar dari angka floating profit.
Untuk perbandingan skema I dan II tidak ada perbedaan signifikan. Hanya saja, dengan skema kedua, kamu berkesempatan mendapatkan lebih banyak lot sehingga pertumbuhan total aset terlihat lebih besar. Namun, secara keseluruhan untuk posisi harga rata-rata tidak berbeda jauh. Meski, hal tersebut akan tergantung dari tingkat fluktuasi harga saham yang dibeli.
Catatannya, skema DCA ini memang cocok untuk pemula dan investor modal kecil, tapi jangan lupa strategi ini hanya cocok untuk saham yang rutin bagi dividen serta memiliki fundamental yang bagus.
Pilihan Saham Sesuai dengan Tingkat Modal
Dari simulasi tersebut, berarti investasi saham sangat mungkin dimulai hanya dari modal di bawah Rp1 juta atau mulai Rp100.000-an. Lalu, apa saja saham yang bisa dibeli dengan modal sekitar Rp100.000-an?
- Modal mulai dari Rp100.000-an per bulan berarti bisa cari harga saham maksimal Rp900 per saham
- Modal mulai dari Rp500.000-an per bulan berarti bisa cari harga saham maksimal Rp4.500 per saham
- Modal mulai Rp1 jutaan per bulan, berarti bisa cari harga saham maksimal Rp9.500-an per saham
Berikut ini beberapa saham pilihan untuk tiering modal tersebut:
Catatan Akhir
Dengan minimal investasi di saham hanya 1 lot yang terdiri dari 100 lembar saham, investor saham bisa memulai petualangan investasinya dari modal kecil seperti, Rp100.000 per bulan. Dengan begitu, investor dengan modal kecil tidak perlu kehilangan peluang kenaikan harga saham karena bisa mulai investasi saham sejak dini.
Setelah memahami kalau investasi saham bisa dimulai dari modal kecil, kami akan mengulas topik Lebih untung mana? strategi investasi saham dengan market timing (seperti trading atau investasi yang menunggu harga saham benar-benar murah dulu) atau buy and hold (strategi investasi beli dulu lalu tinggal di-hold dalam jangka panjang atau bisa menggunakan DCA dengan strategi tanpa memikirkan harga masuk). 🤔 Kami akan mengupas tuntas semua jawabannya minggu depan! Jadi, tetap pantau terus ya! Stay tuned! 😊
Mau belajar saham? coba kamu isi dulu form di sini, agar kami tahu apa kebutuhanmu untuk bisa menjadi investor saham yang expert. KLIK DI SINI YA!
Disclaimer: Informasi dalam website ini bukan sebuah rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada Anda dan kami tidak bertanggung jawab atas segala risiko yang mungkin timbul. Selalu lakukan riset Anda sendiri atau konsultasikan dengan ahli sebelum membuat keputusan investasi.