Berkah Elnino untuk Saham Batu bara, Bakal Bangkit atau Tiarap?
Kekeringan yang melanda China dan India menjadi berkah untuk saham batu bara. Kedua negara itu siap mengimpor lebih banyak batu bara lagi untuk kebutuhan listriknya. Jadi, saham batu bara bisa bangkit lagi?
Mikirduit – Saham batu bara sempat memberikan asa bangkit kembali setelah ada potensi kenaikan permintaan yang signifikan dari China dan India. Kira-kira, apakah harga saham batu bara bisa bangkit lagi untuk kedua kalinya?
Namun, apa yang terjadi saat pembukaan pasar 21 September 2023, harga saham sektor batu bara mencatatkan penurunan signifikan pada pembukaan perdagangan hari tersebut. Adapun, hal itu bisa dipengaruhi oleh hasil Federal Open Market Commitee atau FOMC yang menyatakan, tren kenaikan suku bunga sudah mendekati akhirnya. Namun, kolega Powell dalam memimpin Federal Reserve (The Fed) menekankan, tingkat suku bunga tinggi masih akan bertahan cukup lama.
Hal itu langsung berimbas kepada spekulasi permintaan komoditas tidak akan meningkat drastis dalam jangka dekat. Kenaikan suku bunga sangat berhubungan erat dengan permintaan konsumen. Artinya, jika suku bunga berada di level tinggi lebih lama lagi, berarti permintaan atau daya beli masyarakat masih lemah. Di mana ada hubungan erat kebutuhan komoditas termasuk batu bara untuk pembangkit listrik dan produksi lainnya.
Jadi, bagaimana nasib saham batu bara ke depannya? bakal bangkit lagi nih?
BACA JUGA: Fakta Kinerja Emiten Batu Bara, Begini Efek Kebijakan Royalti Terbaru
Saham Batu bara Bakal Tetap di Fase Normalisasi
Kami menilai kinerja keuangan saham batu bara masih akan terus berada di fase normalisasi, meski adanya potensi permintaan dari India dan China. Kami menyebutnya normalisasi karena kejadian di 2022 memang di luar nalar ketika harga batu bara terbang terlampaui tinggi yang membuat kinerja keuangan emiten batu bara meroket.
Akhirnya, ketika harga batu bara mencatatkan normalisasi menjadi 100-an dolar AS per ton lagi, pertumbuhan kinerja keuangan saham batu bara langsung menyusut. Penyebabnya, basis pertumbuhan di 2022 terlampaui tinggi.
Meski, ada beberapa hal yang menjadi pendorong permintaan batu bara yang bisa saja meningkatkan harga komoditas tersebut seperti:
Pertama, China mencatatkan impor 246 juta ton batu bara termal dari Januari hingga pertengahan September 2023. Angka itu 6 persen lebih besar daripada periode sama tahun lalu yang sebesar 232 juta ton.
Kenaikan impor batu bara termal itu disebabkan Elnino yang membuat China Barat Daya mengalami kekeringan. Akhirnya, pembangkit tenaga listrik yang jadi andalan di daerah tersebut menjadi kurang optimal. Untuk itu, pemerintah setempat kembali menggunakan pembangkit listrik batu bara.
Menurut data biro statistik nasional China, pembangkit listrik tenaga air di sana mencatatkan penurunan produksi hingga 18 persen, sedangkan pembangkit listrik tenaga fossil seperti batu bara naik 7 persen.
Namun, sebenarnya, tujuan beli batu bara China kini berasal dari Australia. Terutama, setelah keduanya memperbaiki hubungan pada Januari 2023. Total, China sudah mengimpor sekitar 6 juta ton batu bara dari Australia pada Juli 2023. Lalu, China juga mengimpor sekitar 5 juta ton batu bara Australia pada Agustus 2023.
Organisasi Jepang JOGMEC mencatat produsen batu bara Australia juga mengalihkan produksinya dari batu bara kualitas tinggi menjadi kualitas rendah untuk antisipasi kenaikan permintaan dari China.
Peneliti Senior Institute of Energy Economics Jepang Yoshiaki Takahashi menilai harga batu bara cenderung akan terus naik saat musim dingin.
BACA JUGA: Belum Tamat, Ini Deretan Saham Batu bara yang Punya Prospek Bagus
Kedua, India telah memperpanjang mandat impor batu bara untuk pembangkit listrik hingga Maret 2024, di mana seharusnya mandat itu berakhir di September 2023. Alasannya, India mencatatkan kekeringan sejak Agustus 2023 dan menjadi yang terparah dalam satu abad terakhir. Gara-gara kekeringan, permintaan listrik emningkat karena petani mengoperasikan pompa irigasi untuk mengairi ladangnya. Lalu, permintaan listrik juga naik karena meningkatkan penggunaan AC di kalangan masyarakat.
Pemerintah India telah meminta untuk para pembangkit listrik mengimpor 4 persen dari pasokan bahan bakar hingga Maret 2024 demi menghindari pemadaman listrik.
Di sisi lain, emiten batu bara tampaknya bakal mendapatkan subtitusi berkah permintaan dari China. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan batu Bara Indonesia Hendra Sinadia mengatakan permintaan impor batu bara dari China berpeluang tumbuh lebih tinggi pada tahun ini.
Jadi, untuk periode kuartal ketiga hingga keempat diperkirakan ada kenaikan permintaan hingga 151 juta ton lagi.
Apakah akan memperbaiki kinerja emiten batu bara yang tengah terpuruk sampai semester I/2023?
Jika melihat estimasi kinerja laba bersih emiten batu bara pada tahun ini diperkirakan turun cukup dalam. Lalu, apakah dengan adanya kenaikan permintaan impor batu bara dari China ini bisa menyulapnya menjadi positif?
Kami menilai kehadiran permintaan dari China tidak cukup kuat untuk menyulap ekspektasi penurunan laba bersih menjadi positif. Hanya saja, kemungkinan penurunan laba bersih yang tadinya diperkirakan hingga 40 persenan bisa terpangkas setengahnya.
Kenapa tidak bisa sampai positif? penyebabnya adalah selisih rata-rata harga jual dengan potensi permintaan China masih tinggi penurunan selisih harga jual.
BACA JUGA: Rencana Diversifikasi Bisnis 10 Saham Batu Bara Terbesar
Kesimpulan
Di sisi lain, ada beberapa faktor yang membuat kinerja keuangan saham batu bara belum akan bangkit, meski permintaan meningkat.
Pertama, kenaikan beban pokok penjualan dari skema royalti batu bara terbaru.
Kedua, kenaikan beban dari biaya kontraktor dan pengangkutan yang meningkat. Dengan adanya kenaikan permintaan, justru kami melirik saham pengangkutan dan kontraktor batu bara seperti UNTR maupun DOID.
Di sisi lain, secara valuasi, saham batu bara menurut price to book value-nya mulai agak tinggi. Misalnya, ADRO sudah mencatatkan PBV sebesar 0,98 kali dibandingkan dengan rata-rata 5 tahunnya yang sebesar 0,94 kali. Padahal, ada risiko kinerja keuangannya koreksi karena normalisasi harga batu bara di 2023.
ITMG masih berada di area yang menarik, meski ada risiko penurunan kinerja keuangannya. PBV ITMG sebesar 1,21 kali dan masih di bawah rata-rata 5 tahunnya sebesar 1,39 kali.
Kami menyarankan untuk tidak nekat asal masuk saham sektor batu bara saat ini, kecuali untuk mengambil peluang trading jangka pendek. Alasannya, ada risiko penurunan harga saham batu bara ke depannya.
Mau dapat guideline saham dividen 2024?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Referensi
- Nikkei, 15 September 2023, Coal Prices Jump to 4 Month High on China Power Demand
- Bisnis.com, 4 September 2023, Sinyal Kelegaan Ekspor Batu Bara dari India
- Kontan.co.id, 20 September 2023, Permintaan Ekspor Batu bara Indonesia ke China Diperkirakan Naik Tahun Ini