BRMS vs PSAB, Siapa Saham Emas Paling Fluktuatif yang Terbaik?
BRMS baru rilis laporan keuangan setelah mengajukan audit karena lagi proses rencana pembiayaan bisnis perseroan. Jika dibandingkan dengan PSAB, mana yang lebih bagus ya?
Mikirduit – Saham BRMS sudah merilis kinerja keuangan yang hasilnya sudah sesuai perkiraan masih on the track dengan pertumbuhan fantastis. Jika dilihat dari segi prospek pertumbuhan bisnisnya, siapa yang lebih menarik antara BRMS vs PSAB?
BRMS mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 49,51 persen menjadi 15,65 juta dolar AS. Pendorong laba bersih itu adalah kenaikan pendapatan sebesar 231,27 persen menjadi 108,47 juta dolar AS.
Catatannya, dari segi gross dan net profit margin BRMS kurang bagus. Gross profit margin BRMS turun menjadi 48,29 persen dibandingkan dengan 53,57 persen pada periode sama tahun sebelumnya, sedangkan net profit margin turun sebesar 14,43% dibandingkan dengan 31,97% pada periode sama tahun sebelumnya.
Hal itu dipicu oleh kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 269 persen menjadi 56,09 juta dolar AS atau lebih besar dari kenaikan pendapatan yang sebesar 231 persen. Beban pokok pendapatan BRMS meroket karena adanya kenaikan pembelian bahan baku bijih sebesar 348 persen menjadi 32,82 juta dolar AS.
Selain itu, dari operasional juga mencatatkan kenaikan sebesar 211 persen menjadi 23,82 juta dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan laba kotor yang sebesar 198 persen. 86 persen penyebab kenaikan pos beban operasional antara lain, gaji, pajak dan perizinan, pemeliharaan dan fasilitas, beban kantor, dan perlengkapan kantor serta Mess.
Dengan hasil kinerja yang dari angka persentase masih memuaskan, meski dari segi margin ada beberapa catatan, bagaimana prospek BRMS ke depannya?
Bicara prospek BRMS di 2025, kinerja perseroan masih bisa naik lebih lanjut karena pabrik emas ketiga sudah rampung di akhir 2024. Jika pabrik emas ketiga BRMS sudah bisa rampung di 2024 dan sudah bisa beroperasi penuh di 2025, hal itu bisa meningkatkan kinerja BRMS.
Bahkan, harga emas mau naik dan turun, kinerja BRMS bisa tetap menarik. Pasalnya, ada porsi bijih yang dibeli oleh BRMS sehingga jika harga emas lagi tinggi, kondisi itu bisa menurunkan tingkat margin keuntungan karena harga pembelian juga tinggi.
Jadi, masalah BRMS selanjutnya adalah bagaimana cara untuk meningkatkan margin keuntungan tersebut, terutama saat nanti harga emas ada penurunan.
Angka net profit margin BRMS yang bagus ada di 18-20 persen, jika turun di bawah itu, bisa menjadi catatan tersendiri untuk dilihat apa penyebabnya.
Sementara itu, BRMS juga lagi mencari sumber pembiayaan sehingga harus melakukan audit laporan keuangan kuartal III/2024.
Sumber pembiayaan belum jelas dari bank atau melakukan aksi korporasi, tapi pembiayaan itu bisa jadi dibutuhkan perseroan untuk pengembangan kapasitas produksi sebesar 4.000 ton per hari, serta penambangan bawah tanah yang direncanakan pada 2027 di Citra Palu Mineral.
Saham PSAB
Sepanjang 9 bulan 2024, kinerja PSAB juga tumbuh cukup menarik dengan mencatatkan laba bersih senilai 4,45 juta dolar AS dibandingkan dengan rugi 13,4 juta dolar AS pada periode sama tahun sebelumnya.
Kinerja laba bersih PSAB itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 86,79 persen menjadi 173 juta dolar AS.
Jika dibandingkan, dari segi persentase pertumbuhan, PSAB memang lebih rendah dibandingkan dengan BRMS. Namun, dari segi tingkat gross profit margin, PSAB lebih tebal dengan mencatatkan sebesar 56,48 persen. Bahkan, posisi gross profit margin itu lebih tinggi dibandingkan dengan 52,98% pada periode sama tahun sebelumnya.
Namun, dari segi net profit margin di 2024 (karena di 2023 merugi), PSAB jauh lebih rendah dibandingkan dengan BRMS. Net profit margin PSAB hanya 2,56 persen. Namun, margin PSAB yang tipis itu lebih disebabkan oleh terkait pajak.
Sementara jika menghitung laba sebelum pajak, tingkat margin keuntungan PSAB masih di 16,53 persen.
Dari segi prospek kinerja PSAB ke depannya, perseroan masih berpotensi mencatatkan pertumbuhan dengan asumsi tambang emas Doup mulai produksi penuh di 2025.
Sebenarnya, tambang emas tersebut sudah produksi di 2024, tapi belum dengan kapasitas penuh. Tambang emas Doup diperkirakan bisa produksi emas hingga 50.000 ounces. Angka itu lebih dari 50 persen daripada target produksi emas PSAB secara keseluruhan. Manajemen ekspektasi, dari area tambang Bakan bisa memproduksi lebih dari 80.000 ounce dan Doup di atas 50.000 ounce. Sehingga total target produksi (yang disampaikan dalam public expose akhir 2023), produksi emas PSAB bisa tembus 130.000 ounce.
Meski, kalkulasi pertumbuhan kinerja PSAB akan disesuaikan dengan tren harga emas. Jika harga emas tetap di atas 2.000-an dolar AS per troy ounce, kinerja PSAB bisa lanjut naik.
PSAB mengklaim menemukan beberapa prospek emas baru di area Bakan. Data-data penemuan baru dari hasil eksplorasi PSAB ini bisa jadi titik menarik untuk kinerja perseroan.
Apalagi, PSAB sempat dikabarkan dilirik oleh DOID dan AMMN (Grup Salim). Jika transaksi itu terjadi bisa membuat anomali terhadap harga saham PSAB. Jika PSAB jadi dijual, kami ada ekspektasi perseroan akan membagikan dividen optimal terlebih dulu sebelum nantinya dilepas.
Lalu, lebih bagus pilih BRMS atau PSAB?
Kesimpulan
Jika dilihat, kedua emiten ini memiliki risiko kredit yang rendah. PSAB mencatatkan tingkat DER sebesar 0,57 kali dan Interest Coverage atio (ICR) twelve trailing month di 3,8 kali.
Begitu juga dengan BRMS yang mencatatkan tingkat DER sebesar 0,08 kali dan ICR di 17,7 kali.
Perhatian selanjutnya adalah dalam kemampuan membagikan dividen. BRMS belum bisa bagikan dividen hingga saldo defisit senilai 769 juta dolar AS bisa tergerus dan menjadi positif. Kami ekspektasi untuk menjadi positif butuh waktu lebih dari 10 tahun. Dengan asumsi rata-rata laba bersih BRMS di level 20 juta - 30 juta dolar AS per tahun.
Kecuali, BRMS melakukan kuasi reorganisasi sehingga bisa membagikan dividen lebih cepat.
Di sisi lain, PSAB secara historis jarang bagikan dividen. Terakhir, perseroan membagikan dividen pada 2009 senilai Rp1,36 per saham atau 30 persen dari laba bersih saat itu.
Jika PSAB mengambil momentum saat ini untuk membagikan dividen, dengan menggunakan asumsi payout rasio sebesar 30 persen, berarti potensi dividennya sekitar Rp0,77 per saham atau tingkat dividend yield sekitar 0,25 persen.
Dari segi valuasi, BRMS dan PSAB sama-sama sudah terlalu mahal. Jika menggunakan asumsi PBV wajar dengan menoleransi pertumbuhan kinerja yang bagus sepanjang 2024, harga wajar PSAB ada di Rp223 per saham, sedangkan BRMS ada di Rp217 per saham.
Namun, apakah harga sahamnya akan kembali ke level itu? melihat tingkat fluktuasinya peluang itu ada. Kecuali, jika ada sentimen positif lainnya yang bisa membuat saham PSAB dan BRMS kembali menarik, kedua saham itu bisa kembali naik.
Jadi siapa yang lebih menarik antara PSAB dengan BRMS? kami menilai BRMS masih lebih menarik jika untuk trading jangka menengah pendek dibandingkan dengan PSAB dengan acuan perseroan mampu menjaga kinerja keuangan yang stabil. Perseroan mampu lepas dari kondisi rugi sejak 2019 hingga saat ini.
Sementara itu, kinerja PSAB cenderung kembali merugi sejak pandemi Covid-19 hingga 2023, memecah rekor mencatatkan laba beruntun sejak mengalami kerugian terakhir di 2013.
Tapi, PSAB bisa menjanjikan ruang pertumbuhan kinerja yang lebih agresif. Apalagi, jika PSAB jadi diakuisisi oleh DOID atau Grup Salim, itu bisa membuat PSAB memiliki cerita yang lebih menarik dibandingkan dengan BRMS.
Kalau kamu lebih pilih PSAB atau BRMS?
Yuk Join Grup Mikirdividen untuk Dapat Pilihan Saham Investasi Jangka Panjang Serta Diskusi dan Update Saham Eksklusif Bersama Ratusan Investor Saham Lainnya
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini . Ada promo spesial diskon langsung Rp200.000 untuk langganan setahun! CUMA SAMPAI 31 Desember 2024 dan Kuota terbatas!
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini