Buy The Rumors, Sell on News Bisa Bikin Cuan Luber-luber?
Mikirduit – Ada pepatah yang bilang, buy the rumors, Sell on News, maka niscaya kamu bisa mendapatkan keuntungan. Bagaimana logika pepatah ini bisa valid?
Berita menjadi salah satu cara untuk menilai prospek dan daya tarik sebuah saham. Pemberitaan pun terbagi beberapa jenis, yakni berita makro ekonomi yang mempengaruhi secara sektoral dan seluruh pasar saham, serta berita update emiten, termasuk aksi korporasi.
Misalnya, seperti kabar aksi akuisisi dan merger serta backdoor listing sering dijadikan acuan potensi kenaikan harga saham. Namun, banyak yang merasa masuk ke saham saat berita keluar sudah naik terlalu tinggi dan rentang mengalami kerugian. Jadi, bagaimana dan kapan caranya masuk?
Hal itu disebabkan adanya buy the rumors dan sell on news yang dilakukan pelaku pasar. Namun, pepatah itu tidak selalu terjadi, meski mayoritas bisa terjadi. Untuk itu, kami akan ulas bagaimana buy on rumor dan sell on news bisa tercipta agar kita bisa ambil peluang dari pola tersebut.
Makna buy the rumors
buy the rumors bukan berarti kita mencari gosip dari pihak A1 tentang aksi korporasi. Hal ini jelas cukup sulit jika tidak punya akses ke sana. Lagipula, hal tersebut termasuk insider trading yang belum terjadi.
buy the rumors secara legal bisa dilakukan dari analisis setiap gerak-gerik perusahaan, dan bisa menganalisis prospek makro ekonomi terhadap kinerja emiten, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga bank sentral, dan berbagai kebijakan fiskal pemerintah lainnya. Jadi, kita membuat ekspektasi kemungkinan hal yang terjadi dari beberapa fakta yang tersedia. Soalnya, pasar saham ini kan sifatnya Forward looking.
Misalnya, di Grup Mikirdividen, kami sempat bahas tentang potensi cukai rokok tidak naik atau naik tipis di 2025 nanti. Penentuannya ada di pertemuan nota keuangan 16 Agustus 2024. Asumsi yang dipegang saat itu, kenaikan cukai rokok yang sangat signifikan telah membuat penurunan pendapatan cukai karena perokok pindah haluan ke rokok ilegal atau yang lebih murah.
Sehingga jika mau menaikkan pendapatan cukai rokok, berarti cukai rokok harus ditahan tidak naik dulu agar daya beli minimal tetap terjaga. Serta mencari tambahan sumber cukai lainnya. Informasi ini bisa didapatkan dari kutipan pihak cukai di beberapa berita.
Misalnya dari berita BIsnis.com pada 16 Juli 2024 berjudul: Dirjen Bea Cukai Pelototi Fenomena Rokok Murah, Tarif CHT Bakal Naik?, Dirjen Bea Cukai Askolani sudah memahami kondisi pergeseran konsumsi rokok dari jenis golongan I yang memiliki tarif cukai lebih tinggi ke golongan yang lebih rendah. Meski, tidak ada kepastian di berita itu, tapi ada dua kemungkinan cukai tidak naik atau naik moderat dengan modifikasi per golongan rokoknya.
Namun, kita tidak bisa mendapatkan informasi pasti apakah cukai rokok naik atau tidak, tapi menginterpretasikan dari gerak-gerik informasi yang ada. Tapi,informasi yang didapatkan sebelum nota keuangan bisa jadi pijakan membaca gerak-gerik pemerintah.
Dalam kasus nota keuangan tersebut, nada pemerintah tetap menaikkan pendapatan cukai secara keseluruhan sebesar 5,95 persen. Untuk mencapai target, pemerintah mengandalkan cukai rokok (sebagai kontributor terbesar), serta penambahan cukai seperti cukai minuman berpemanis dalam kemasan.
Saat itu diumumkan, atau simpelnya bisa download nota keuangan 2025 di website Kementerian Keuangan, kamu bisa search cukai hasil tembakau, kita bisa menganalisis kalau ada potensi Jika cukai rokok dinaikkan, kemungkinan moderat (atau lebih rendah dari biasanya).
Dari rumors ini, kita bisa mendapatkan potensi capital gain dalam jangka pendek jika persepsi yang dimiliki sama dengan big fund. Hal ini terjadi dalam kenaikan drastis saham rokok pada 19 Agustus 2024. Meski, kenaikannya cuma sesaat.
Tantangan dari buy the rumors adalah, bisa jadi perkiraan kita tidak jadi kenyataan dalam jangka pendek. Bahkan, jika kamu dapat informasi insider yang tiba-tiba diberikan dari pihak tertentu, dan belum tentu terjadi.
Hal itu sempat terjadi di saham ARCI pada 12 Oktober 2024. Dari situ, muncul berita kalau perusahaan tambang emas Peter Sondakh itu mau dilepas, salah satu peminatnya adalah UNTR. Harga sahamnya langsung naik 37 persen selama tiga hari dan 46 persen dalam tiga bulan. Namun, kabar itu bak cuma gosip yang belum jelas kepastiannya, saham ARCI pun turun dan sideways di harga bawah saat ini.
Sebenarnya, ketika perkiraan tidak sesuai prediksi, kita masih bisa berpeluang tetap cuan jika langsung ambil langkah sigap keluar. Namun, secara psikologis, kadang masuk tahap denial yang membuat ada sedikit keyakinan subjektif yang malah membuat kerugian.
Lalu Kenapa Harus Sell on News?
Kenapa setiap news keluar, harga saham langsung turun, apakah sell on news itu nyata? sebenarnya tidak semua saham saat berita keluar langsung turun. Namun, ada berita-berita saham kecil yang sulit dijangkau dan mudah diangkat harganya yang membuat setelah berita keluar, harga saham malah naik terus.
Misalnya, saham KARW dan LABA, setelah berita resmi dirilis, kedua saham itu masih terus naik. Terakhir, LABA malah kena dua kali suspensi hingga ada risiko masuk papan notasi khusus.
Salah satu risiko sell on news ke depannya adalah terkait penurunan suku bunga The Fed. Banyak ekspektasi menilai saat The Fed ketok palu menurunkan suku bunga, ada potensi aksi sell on news. Kenapa muncul prediksi tersebut?
Alasannya, kabar rencana penurunan suku bunga sudah ramai dibahas sejak akhir 2023. Meski, akhirnya terus diundur, tapi melihat kenaikan indeks saham IHSG dalam sebulan terakhir, pasar sudah mengantisipas kabar tersebut dengan melakukan aksi beli meski posisi saham sudah berada di resisten dan tidak murah lagi.
Sehingga, saat keputusan dirilis, para buyer sepanjang Agustus 2024 ini akan melakukan taking profit atau ambil untung. Kenapa? ya karena likuiditas sudah mentok, jadi mereka berpotensi jualan bertahap.
Apalagi, dengan posisi harga saham yang sudah tidak murah, serta dengan prospek kinerja keuangan masih bisa mengalami perlambatan karena risiko perlambatan ekonomi dan resesi masih menghantui, terutama di AS. (penurunan suku bunga 25 bps tidak bisa langsung menggairahkan sektor riil, dan butuh waktu 3-6 bulan efek penurunan suku bunga ke sektor riil, sehingga ada jeda efek penurunan suku bunga yang bisa berdampak terhadap ekonomi AS, termasuk Indonesia)
DI sini, para big - middle fund melakukan aksi jual untuk menunggu harga saham dengan bobot besar ke IHSG atau secondliner potensial berada di harga yang lebih murah lagi.
Namun, lagi-lagi ini hanya perkiraan yang bisa jadi pijakan untuk menentukan keputusan beli dan jual dalam investasi saham. Namun, keputusan lainnya bisa ditentukan sesuai dengan sistem fundamental atau analisis teknikal yang kamu anut.
Kesimpulan
buy the rumors, Sell on News hanyalah pepatah yang menggambarkan jika ada kenaikan yang signifikan sebelum berita muncul, maka akan terjadi yang namanya Sell on News. Soalnya, likuiditas sudah dikerahkan ke saham tersebut yang membuat harganya naik tinggi dan menjadi mahal. Sehingga daya beli makin berkurang, kecuali ada The Great Fool yang nekat FOMO di harga mahal tersebut. Sehingga terjadilah Sell on News.
Kunci untuk bisa mengikuti pola buy the rumors, Sell on News bisa mengikuti pola bandarmology atau trend following di teknikal (kelemahannya kamu tidak tahu apa isu di baliknya), atau cara lainnya bisa memproyeksikan isu yang ada untuk masuk ke sebuah saham. Nantinya, posisi masuk bisa disesuaikan dengan strategi yang dianut. Lalu, saat harga sudah tinggi saatnya jual.
Buy the rumors, Sell on News adalah pepatah untuk trader yang timeframenya lebih pendek, sedangkan untuk investor tidak perlu pusing-pusing memikirkan buy the rumors, sell on news, cukup beli saham bagus di harga murah dengan cara contrarian, value, growth, atau dividend investing.
Namun, investor bisa mengambil posisi beli atau dan cuan dari pola buy the rumors, sell on news dalam timeframe lebih panjang. Seperti, masuk jauh-jauh hari saat harga masih murah sebelum rumor ada, dan jual ketika harganya sangat tinggi. Jadi, acuannya tetap strategi beli yang sesuai dengan gaya masing-masing tanpa mempedulikan kapan rumor datang. Intinya, mencari saham yang fundamentalnya bagus dan harganya murah.
Event Perdana Mikirduit: Saham Pertama, step by step investasi saham hingga bisa taking profit
Mikirduit bakal mengadakan event online secara umum pada 31 Agustus 2024 pukul 10:00 Wib sampai dengan selesai. Event ini terbatas hanya untuk 150 peserta.
Sesuai saran dan permintaan beberapa subscriber dan followers, harga pre-sale harga Rp150.000 (dari harga normal Rp300.000) di-perpanjang sampai 28 Agustus 2024 (jadi pas gajian masih bisa ikut dengan harga spesial, kalau masih kebagian)
Benefit join event:
- Harga tiket event termasuk e-Book panduan investasi saham ala Mikirduit bertajuk Saham Pertama
- Review 10 saham untuk investing jangka panjang yang ada dalam e-Book
- Grup belajar dan diskusi (bukan grup rekomendasi saham) after event selama sebulan
Beli tiket harga pre-sale di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini