Cara Cari Cuan di Waran, Belajar Studi Kasus CGAS dan SMLE
Cerita di awal tahun bukan diramaikan oleh saham ARA berjilid-jilid, melainkan saham yang warannya melejit ribuan persen. Gimana cara cari cuan di waran?
Mikirduit – Tren pergerakan saham IPO di awal tahun diramaikan oleh lonjakan harga waran yang signifikan. Kenaikan waran hingga ribuan persen dalam beberapa jam, hal itu wajar karena basis nilainya dimulai dari nol. Pertanyaannya, bagaimana cara cuan dari waran IPO?
Waran itu ibaratnya voucher yang diberikan emiten untuk eksekusi harga saham di harga yang telah ditentukan. Jika ada saham IPO yang bagikan waran, berarti si investor yang beli saham IPO tersebut akan dapat voucher secara cuma-cuma untuk eksekusi waran dari harga yang sudah ditentukan.
Lalu, apa fungsinya waran?
Pertama, bagi emiten, waran bisa jadi tambahan instrumen untuk dapat dana segar setelah dari dana IPO. Namun, jumlah dana yang bisa dihimpun emiten dari waran tergantung seberapa banyak investor yang pegang warannya untuk eksekusi waran tersebut menjadi saham biasa.
Kedua, bagi investor, waran juga pemanis karena jika harga eksekusi waran nantinya di bawah harga pasar saham setelah IPO, investor bisa beli di harga saham yang lebih murah.
Ketiga, bagi investor, waran juga bisa memberikan cuan jika waran yang diterbitkan cukup likuid di pasar sekunder.
Sementara itu, secara teori waran dinilai sebagai cara emiten menghimpun dana secara bertahap dengan kondisi penggunaan dana IPO untuk proyek berisiko tinggi atau prospek risiko arus kas emiten juga cukup tinggi. Berikut teorinya:
Pertama, Teori pendanaan bertahap dari Schultz (1993) menyatakan kalau penerbitan waran saat IPO itu dilakukan karena emiten berniat menghimpun dana secara bertahap. Tahap awal saat IPO dan tahap kedua saat eksekusi waran.
Dengan melakukan pendanaan secara bertahap, emiten bisa mengukur penggunaan dananya apakah masih cocok untuk proyek awal atau tidak. Biasanya, penerbitan waran dilakukan untuk investasi di proyek yang berisiko tinggi dan diragukan keberhasilannya.
Kedua, Teori signaling dari Chemmanur dan Fulghieri yang menjelaskan penerbitan waran saat IPO menjadi isyarat tentang prospek perusahaan kepada investor. Kecenderungannya, emiten dengan prospek risiko dan arus kas yang tinggi cenderung memilih IPO dengan waran.
Dari studi Universitas Airlangga itu, mereka melakukan riset untuk saham IPO dari 2010 hingga 2013. Hasilnya, publikasi itu menilai salah satu alasan emiten di BEI IPO pada 2010-2013 dengan waran bertujuan untuk menggunakan pendanaan bertahap daripada memberikan sinyal risiko.
Cara Cuan dari Waran
Trading waran bisa dibilang memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi. Alasannya, dalam trading waran tidak ada ARA dan ARB, tidak ada batasan harga terendah (bisa jatuh jadi Rp1 per waran), serta ada batas waktu periode trading waran. Di mana, harga waran akan cenderung terus turun jika mendekati periode eksekusi waran menjadi saham biasa. Sehingga, trading waran memang hanya bisa dilakukan dalam jangka pendek saat periode booming. Jika ada trader waran nyangkut di pucuk setelah pesta selesai, ya jangan harap ada lonjakan waran lagi kecuali ada yang menggoreng.
Untuk mengetahui cara cuan dari trading waran, ada beberapa logika yang perlu dipahami seperti:
- Jika harga saham lebih rendah dari harga pelaksanaan waran, berarti lebih menarik harga sahamnya ketimbang warannya. Soalnya, jika eksekusi waran bisa jadi mahal dibandingkan harga di pasar.
- Jika harga saham lebih tinggi dari harga pelaksanaan waran, berarti lebih menarik warannya. Soalnya, dengan eksekusi warannya, investor bisa dapat harga murah. Di sini, permintaan waran akan meningkat.
- Namun, permintaan waran yang tinggi bisa membuat harga waran jadi naik. Sehingga jika dihitung biaya beli waran ditambah harga pelaksanaan lebih mahal daripada harga saham, waran itu menjadi kurang menarik. Sebaliknya, jika harga pelaksanaan ditambah biaya beli waran masih lebih murah dibandingkan dengan harga saham, harga waran masih berpotensi naik.
Apakah logika ini bisa mempengaruhi harga? mungkin tidak 100 persen mempengaruhi harga, tapi bisa dijadikan hitung-hitungan untuk risiko dan prospek pergerakan sebuah waran.
Anomali Waran CGAS
Salah satu studi kasus menarik adalah CGAS yang baru IPO kemarin. Saham itu menawarkan harga IPO senilai Rp338 per saham, dengan harga pelaksanaan waran Rp306. Anomali di sini adalah CGAS menetapkan harga pelaksanaan waran di bawah harga IPO. Padahal, biasanya harga pelaksanaan waran itu di atas harga IPO karena akan menggambarkan seberapa besar prospek saham melaju sehingga harga pelaksanaan waran menjadi menarik.
Akhirnya, saat 30 menit pembukaan pasar di 8 Januari 2024, harga saham CGAS turun sebesar 14,49 persen menjadi Rp289 per saham. Holder saham ini panik dong, langsung kepikiran jangan-jangan saham IPO ini bakal auto rejection bawah (ARB).
Di saat yang sama, harga CGAS-W melejit ke Rp59 dari awalnya Rp0. Artinya, posisi harga saham CGAS senilai Rp289 per saham, sedangkan harga waran CGAS yang diakumulasi dengan harga pelaksanaannya menjadi Rp365 per saham. (306 ditambah 59)
Dengan begitu, harga saham CGAS menjadi lebih menarik dong dibandingkan dengan harga pelaksanaan waran ditambah harga warannya. Di sini, tekanan harga CGAS mereda dan justru berbalik naik. Akhirnya, sampai penutupan perdagangan sesi I 8 Januari 2024, harga saham CGAS sempat naik di Rp360 per saham.
Sementara itu, lonjakan signifikan waran CGAS-W telah mempengaruh daya beli menjadi tinggi sehingga meroket hingga sempat tembus Rp100 per waran sebelum penutupan sesi I. Artinya, posisi harga saham CGAS Rp360 per saham, sedangkan harga waran yang diakumulasikan dengan harga pelaksanaan tembsu Rp406 per saham.
Saat sesi 2, saham CGAS pun lanjut kebut-kebutan dengan CGAS-W hingga akhirnya saham CGAS mencatatkan ARA di Rp422 per saham. Lalu, harga CGAS-W juga ditutup di Rp187 per saham. Artinya, akumulasi harga waran dan pelaksanaannya menjadi Rp493 per saham.
Setelah penutupan, kita bisa berasumsi kalau saham CGAS masih lebih oke berarti bisa naik dong? tapi ingat harga pelaksanaan waran Rp493 per saham dihitung dengan harga penutupan. Artinya, pergerakan harga CGAS hari selanjutnya juga akan menunggu bagaimana nasib waran CGAS dibuka pada hari selanjutnya.
Hasilnya, 30 menit pembukaan 9 Januari 2024, CGAS-W dibanting ke Rp74 per waran. Artinya, akumulasi harga waran dengan harga pelaksanaan menjadi Rp380 per saham. Penurunan waran itu pun mempengaruh gerak saham CGAS yang juga turun ke Rp371 per saham. Penurunan saham CGAS pun lebih bertahap tidak sedalam CGAS-W, di mana penurunan juga berlanjut ke 60 menit pertama market dibuka menjadi Rp312 per saham.
Di sini, setelah penurunan cukup tajam, pergerakan agresif CGAS-W mulai mereda, meski tingkat supply dan demand masih cukup banyak. Di sisi lain, harga saham CGAS pun cenderung terus naik setelah koreksi tersebut sehingga membuat normalisasi posisi di mana harga pelaksanaan waran di bawah harga IPO
Korelasi SMLE dengan SMLE-W
Sebuah catatan juga, ketika saham sudah mencapai ARA, biasanya pergerakan harga warannya tidak akan terlalu agresif lagi. Misalnya, saham SMLE sebenarnya tidak langsung ARA, baru di 60 menit saham tersebut ARA.
Hal itu pun diikuti oleh harga warannya yang sempat terbang ke Rp118 per saham. Walau akhirnya susut di 30 menit pertama menjadi Rp43 per saham.
Pergerakan SMLE-W itu menyesuaikan posisi harga saham SMLE yang awalnya hanya naik hingga Rp204 per saham. Dengan perhitungan itu, harga waran lebih rendah yang senilai Rp200 per saham, sehingga demand belinya makin tinggi. Untuk itu, dalam 30 menit pertama, harga waran SMLE-W sempat terbang tinggi, tapi setelah harga saham SMLE ARA, warannya pun turun dan bergerak seadanya.
Lalu, apakah SMLE-W bisa naik lagi? bisa saja jika besok saham SMLE lanjut naik juga hingga melebih Rp246 per saham. Pasalnya, dengan posisi ARA SMLE saat ini di Rp236 per saham, membuat warannya jadi tidak menarik karena kalau beli sekarang berarti akumulasi harga waran dengan harga pelaksanaan menjadi Rp246. Jika harga sahamnya bisa naik ke Rp280-Rp290 (karena ARA-nya di Rp295), berarti warannya bisa saja naik ke atas Rp80 dalam sekejap, tapi setelah itu turun lagi.
Kesimpulan
Cara termudah untuk cuan dari waran dengan catatan dapat bonus waran dari aksi beli IPO adalah hitung selisih antara harga pelaksanaan dengan proyeksi harga ARA. Nanti, kita bisa pasang posisi jual waran di selisih antara harga ARA dengan pelaksanaan waran tersebut. Dengan begitu, kita bisa dapat keuntungan yang lumayan dengan risiko rendah karena pegang di harga Rp0.
Namun, masalahnya, kadang kita mendapatkan bonus waran dengan jumlah di bawah 1 lot. Akhirnya, kalau mau cari cuan waran harus beli dulu di pasar sekunder yang harganya kadang sudah tinggi.
Kalau, kami merekomendasikan jika tidak memiliki warannya dari awal lebih baik tidak trading waran. Alasannya, trading waran itu risikonya sangat tinggi dan fluktuasinya sangat cepat. Jika kita beli di harga tinggi dan pesta waran sudah usai, bisa-bisa kita pegang waran itu selamanya. Namun, bagi yang tetap tertarik ya silahkan ya.
Rata-rata, harga waran akan jadi kurang menarik jika sahamnya ARA atau ARB, sedangkan jika harga sahamnya naik tidak sampai ARA atau turun sampai ARB, biasanya harga warannya bakal lebih liar juga. Mungkin salah satu kisah waran yang paling seru adalah FREN-W, ada yang punya pengalaman trading waran ini?
Mau dapat guideline saham dividen 2024-2025?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini