Cara Investor Individu Terkaya Raih Cuan, Bukan Dari Saham?
Siapa yang bermimpi jadi kaya lewat investasi saham? kayaknya itu bukan jalan yang benar deh. Cek faktanya di sini ya.
Mikirduit.com – Siapa yang nggak ingin menjadi investor saham seperti Warren Buffett? Setelah menjadi kaya bisa leha-leha deh. Fakta pahitnya, sampai saat ini belum ada kisah investor ritel yang santai tanpa mengelola bisnis yang bisa jadi triluner. Bahkan, 10 investor individu dengan nilai aset terbesar di BEI maupun dunia merupakan pemilik bisnis dari saham yang dimilikinya.
porto saham | nilai aset | PBV rata-rata 5 tahun | |
---|---|---|---|
Low Tuck Kwong | BYAN, MYOH, VOKS | Rp399 triliun | |
Prajogo Pangestu | BRPT, TPIA, CUAN, GZCO | Rp79 triliun | |
Anthoni Salim | DCII, DNET, EMTK | Rp28 triliun | |
Toto Sugiri | DCII, EDGE | Rp26 triliun | |
Marina Budiman | DCII | Rp19 triliun | |
Garibaldi Thohir | ADRO, MBMA, MDKA, PALM, TRIM, GOTO | Rp18 triliun | |
Han Arming Hanafia | DCII, EDGE | Rp12 triliun | |
Sabana Prawira Widjaja | ULTJ | Rp11 triliun | |
Eddy Sariaatmadja | EMTK | Rp9,5 triliun | |
Edwin Soeryadjaya | SRTG | Rp8 triliun | |
Susanto Suwarto | EMTK | Rp5 triliun | |
Sandiaga Uno | SRTG | Rp5 triliun | |
Yulisar Khiat | HEAL | Rp3 triliun | |
Tandean Rustandy | ARNA | Rp2,5 triliun | |
Jimmy Budiarto | PSAB | Rp2 triliun | |
Sugiman Halim | BRMS | Rp2 triliun | |
Chander Vinod Laroya | ESSA | Rp2 triliun | |
Binsar Parasian Simorangkir | HEAL | Rp1 triliun | |
Kusumo Sunjoto | GOOD | Rp1 triliun | |
Lydia Immanuel | HEAL | Rp1 triliun |
Sumber: Data keterbukaan IDX
Misalnya, investor individu di BEI dengan aset terbesar saat ini adalah Low Tuck Kwong dengan aset hampir Rp400 triliun. Sang bos besar PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) itu memiliki dua saham lainnya, yakni PT Samindo Resources Tbk. (MYOH) sebanyak 14,18 persen dan PT Voksel Electric Tbk. (VOKS) sebesar 7,93 persen.
Sebenarnya, berbeda dengan kepemilikannya di BYAN di mana Low adalah pengendali dan juga manajemen. Kepemilikan Low di MYOH dan VOKS hanya sebagai minoritas.
Meski begitu, keberadaan Low di kedua saham itu jelas bukan sekadar iseng-iseng beli karena harga lagi murah. Melainkan, adanya keterkaitan dengan bisnis utamanya.
Seperti MYOH yang bisnisnya adalah jasa penambang batu bara. Di sini, MYOH menjadi penyedia jasa untuk tambang BYAN. Meski dalam laporan keuangan 2022, nama MYOH dan anak usahanya tidak tercantum sebagai pemasok lebih dari 10 persen. Namun, MYOH menjadi jasa kontraktor langgan BYAN sejak lama.
Begitu juga dengan VOKS. Meski Low dikenal sebagai pengusaha batu bara, tapi dia juga punya bisnis kabel bawah laut, yakni Super Sea Cable Networks Pte. Ltd. Ya, walaupun tidak ada bukti hubungan bisnis antara VOKS dengan perusahaan milik Low, yakni Super Sea Cable Networks tersebut.
Dari kepemilikan 3 saham itu, Low mencatatkan pendapatan dividen khusus sampai semester I/2023 ini senilai Rp7 triliun. Nilai itu mayoritas didapatkan dari kepemilikan sahamnya di BYAN. Sisanya, di MYOH dapat Rp14 miliar, sedangkan VOKS Rp1,6 miliar.
Deretan Portofolio Prajogo Pangestu
Prajogo Pengestu menjadi investor individu dengan aset terbesar di BEI senilai Rp79,11 triliun. Namun, ya sebagian besar asetnya adalah bisnis yang dimilikinya seperti, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN). Sisanya, paling Prajogo sering keluar masuk di saham PT Gozco Plantation Tbk. (GZCO). Kini diketahui Prajogo memegang sekitar 7,84 persen saham perkebunan sawit tersebut.
Dari dividen 2023, Prajogo hanya menerima pendapatan sekitar Rp139,95 miliar. Hal itu disebabkan GZCO tidak bagikan dividen, sedangkan CUAN juga baru IPO.
Deretan Portofolio Anthoni Salim
Investor individu dengan aset terbesar ketiga di BEI secara langsung adalah Anthoni Salim. Bos Indofood itu tercatat memiliki tiga saham secara langsung, yakni PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK). Meski, sebenarnya, salim punya keterkaitan dengan sekitar 20-an emiten di BEI yang pernah kami bahas di sini. [Baca Juga: Review 21 portofolio saham Milik Grup Salim]
Sebenarnya, seperti Low Tuck Kwong, investasi individu Salim di saham-saham tersebut tetap ada keterkaitannya dengan bisnis Salim Grup.
Seperti, DNET jelas perusahaan hasil backdoor listing milik Grup Salim. Saham itu membawah Indomaret. [Baca juga: Begini Deretan Kisah Saham Backdoor Listing di BEI, DNET Paling Sukses?]
Lalu, DCII dan EMTK juga menjadi entitas yang berpotensi dikolaborasikan bisnisnya. DCII yang punya pusat data, serta EMTK yang punya banyak portofolio investasi bisnis menjadi sasaran empuk untuk pengembangan bisnis di ekosistem Salim.
Namun, per 2023 kemarin, Anthoni Salim hanya mendapatkan dividen dari kepemilikan langsung senilai Rp27,55 miliar. Hal itu disebabkan DNET dan DCII absen bagi dividen, dan hanya EMTK yang bagi dividen Rp5 per saham.
Deretan Portofolio Geng DCII
Di luar Salim, aksi IPO DCII telah melahirkan beberapa orang kaya baru, termasuk tiga orang ini, seperti Toto Sugiri, Marina Budiman, dan Han Arming Hanafia. Ketiganya adalah pendiri dari DCII.
Selain DCII, khusus Toto Sugiri dan Han Arming Hanafia juga megang saham PT Indointernet Tbk. (EDGE) yang juga masih terafiliasi dengan DCII. Saham penyedia data center itu memang menjadi salah primadona karena harganya ngebut hingga sempat tembus Rp75.000 per saham dan menasbihkan diri sebagia saham termahal di BEI.
Namun, ketiga pendiri geng DCII ini tidak terburu-buru minta dividen dari perusahaannya. Ketiganya masih belum dapat dividen baik dari DCII maupun EDGE.
Deretan Portofolio Boy Thohir
Kelima, adalah Garibaldi Thohir atau abang dari menteri BUMN Indonesia saat ini Erick Thohir. Sebagai anak dari alumnus PT Astra International Tbk. (ASII), Boy Thohir memiliki kolaborasi bisnis dengan T.P Rachmat maupun Benny Subianto.
BACA JUGA: Ini Geng Pebisnis Terbesar di BEI
Namun, secara langsung Boy Thohir memiliki aset di enam saham, yakni PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) sebesar 6,18 persen, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) sebesar 7,55 persen, PT Merdeka Gold Copper Tbk. sebesar 7,36 persen, PT Provident Investasi Tbk. (PALM) sebesar 12,5 persen, PT Trimegah Sekuritas Tbk. sebesar 34,64 persen, dan PT Goto Company Tbk. (GOTO) sebesar 0,09 persen.
Semua saham yang dimiliki secara langsung oleh Boy Thohir ini memang berkaitan dengan alumnus ASII lainnya, seperti ADRO keterkaitan dengan T.P Rachmat, Saratoga (Edwin Soeryadjaya), dan Benny Subianto. Begitu juga dengan MBMA, MDKA, dan PALM yang ada keterkaitan dengan Saratoga. Terakhir, TRIM sempat ada hubungan dengan T.P Rachmat melalui menantunya di Northstar. Lalu, GOTO juga ada keterkaitan dengan Northstar.
Adapun, dari deretan portofolio sahamnya tersebut, Boy Thohir mendapatkan dividen senilai Rp468 miliar dari ADRO, sedangkan saham lainnya yang dimiliki kakak Erick Thohir ini absen bagi dividen pada 2023.
Kesimpulan
Dari deretan investor individu dengan aset terbesar itu, kesimpulannya adalah mereka bisa memiliki kepemilikan saham besar karena memang memiliki bisnis yang sudah melantai di bursa efek. Dari situ, mereka pun bisa dapat modal untuk berinvestasi di perusahaan lainnya. Porsi terbesar saham mereka biasanya karena statusnya sebagai pengendali saham.
Jujur, saya sendiri sempat mengandai-andai bisa punya aset di atas 5 persen dari sebuah saham. Cuma kalau dihitung-hitung modalnya cukup besar juga. Misalnya, saham primadona saya sejak pertama kali investasi, yakni PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) [sekarang udah mahal banget, dulu ane beli di Rp1.300-an per saham].
Kalau mau beli 5 persen sampai 20 persen dari total 41 persen saham publiknya aja butuh uang sekitar Rp200 miliar sampai Rp900 miliar. Kalau, saya nabung sejuta per bulan pun tidak akan pernah sampai.
Untuk itu, cara tercepat untuk kaya memang membuat bisnis lalu di-listingkan. Sehingga kepemilikan saham kita punya nilai yang terlihat dan terhitung menjadi aset.
Setuju?