Cara Mengelola Saham Floating Loss-mu Agar Bisa Lebih Produktif

Floating loss memang menjadi salah satu risiko dalam investasi saham. Namun, kamu harus tahu kenapa saham-mu mengalami floating loss untuk bisa memperbaikinya. Simak cara lengkapnya di sini

Cara Mengelola Saham Floating Loss-mu Agar Bisa Lebih Produktif

Mikirduit – Saat IHSG all time high, siapa yang masih mengalami floating loss? sampai penasaran kapan kira-kira porto bisa kembali menghijau. Untuk itu, kami akan berikan beberapa tips untuk kamu yang mengalami floating loss cukup besar. 

Floating loss memang adalah tingkat kerugian yang belum direalisasikan. Jadi, selama itu belum direalisasikan, berarti sebagai investor belum mengalami kerugian. Namun, investor juga harus memahami, apa yang membuatnya floating loss. 

Secara umum, kami menilai ada empat penyebab kamu bisa mengalami floating loss: 

Pertama, posisi beli saham pas lagi tinggi-tingginya. Sehingga risiko penurunan lebih besar dibandingkan potensi kenaikannya. Jadi, wajar mengalami floating loss dan berpotensi cukup berkepanjangan, bahkan bisa selamanya jika fundamental saham serta tingkat likuiditas sahamnya kurang oke. 

Kedua, ada risiko pasar yang dialami. Jadi, meski sudah beli di harga rendah, tapi ternyata masih bisa turun karena ada sentimen negatif dari eksternal. Misalnya, pelemahan rupiah, suku bunga tinggi, dan kebijakan fiskal dari pemerintah yang mempengaruhi kinerja emiten. 

Ketiga, beli saham gorengan yang naiknya karena didorong oleh big - middle fund. Jika beli saham karakter gorengan ini harus jual di waktu yang tepat. Jika terlambat jual ya berarti bisa mengalami floating loss signifikan. 

Keempat, emiten ada masalah internal seperti masalah kredit, hukum, dan tata kelola yang kurang baik, sampai tren bisnis yang sudah meredup karena regulasi pemerintah atau secara bisnis sudah mature dan sulit mencari ruang pertumbuhan lebih tinggi. Sehingga, sahamnya tidak menarik minat investor dan harganya terus turun. 

Dengan dasar dari empat faktor tersebut, ada dua strategi yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan portofolio-mu yang lagi floating loss.

HOLD Keras dan Averaging Down

Cara pertama, kamu bisa saja HOLD dan averaging down saham yang mengalami floating loss tersebut. Namun, kamu tidak bisa asal memutuskan HOLD dan averaging down, tapi juga mengetahui syarat saham yang masih bisa di-HOLD dan Averaging Down meski sudah mengalami floating loss secara signifikan. 

Beberapa syaratnya antara lain:

  • Fundamental dan prospek bisnis harus masih oke. Misalnya, dari segi rencana ekspansi terus berjalan, dari segi pendapatan dan laba bersih masih bertumbuh, tingkat cashflow operasional positif, tingkat utang tidak ada masalah, dan sektor bisnis masih punya prospek oke. 
  • Posisi beli tidak saat di pucuk. Tanda posisi beli di pucuk bisa dilihat saat melakukan pembelian di PBV band standard deviasi plus 2 atau saat harga saham mendekati level all time high bahkan melampauinya. 
  • Jika saham membagikan dividen itu menjadi opsi menarik untuk HOLD hingga averaging down karena kita bisa tetap mendapatkan keuntungan dari pembagian dividen sambil nunggu harga saham kembali naik. 

Bisa dibilang, cara kedua bisa dilakukan jika kamu mengalami floating loss yang disebabkan poin pertama dan kedua, dengan catatan fundamental saham oke dan sahamnya cukup likuid. 

Kamu bisa pilih averaging down jika masih ada modal dan saham yang mau diserok itu adalah saham dividen dengan prospek yang bagus. Jadi, sambil nunggu harga kembali naik, kamu bisa tambah muatan untuk bisa meningkatkan pendapatan dividen.

Namun, dalam melakukan averaging down jangan tanpa batas. Kamu bisa atur frekuensi averaging down maksimal 3-5 kali. Kalau setelah itu masih floating loss juga, berarti tinggal di HOLD keras. Kamu bisa alihkan modal yang tersedia ke saham yang harganya masih murah. Lalu, saham yang floating loss bisa di averaging down bertahap dari hasil dividen yang diberikannya. 

Lalu, jika kamu sudah tidak punya modal untuk averaging down, kamu bisa HOLD keras saja sampai harga kembali naik. Jika ada dividen, kamu bisa reinvestasi averaging down dari hasil dividen tersebut. Meski, jumlahnya tidak seberapa, tapi setidaknya kamu bisa menambah muatan lot sehingga potensi pendapatan dividen ke depannya bisa makin besar sambil nunggu harga saham kembali. 

Misalnya, kamu investasi saham ASII sejak Oktober 2015 dengan harga beli awal di Rp6.000 per saham sebanyak 10.000 lembar senilai Rp60 juta. Artinya, saat ini (hingga 23 Agustus 2024) posisi investasimu masih floating loss 15 persen. Namun, kamu terus melakukan reinvestasi dari dividen yang diberikan ASII setiap tahunnya, posisimu di ASII masih floating loss sekitar 14,5 persen. Namun, total asetmu sudah naik 46 persen menjadi Rp87 juta karena ada reinvestasi dari hasil dividen yang bukan dari modal kantongmu sendiri.

Opsi lainnya, jika kamu merasa tidak yakin dengan ASII, hasil dividen bisa dikumpulkan ke saham atau aset lainnya. Dengan begitu, total dividen yang didapatkan bisa mencapai Rp32 juta, sedangkan jika direinvestasi juga ikut mengalami floating loss menjadi Rp27 juta.

Hal ini bisa dilakukan dengan asumsi ASII masih melakukan ekspansi dan prospek pertumbuhan bisnisnya masih terbuka. Nantinya, ketika kembali floating profit, tingkat asetmu sudah bertumbuh signifikan. 

Cut Loss

Cara kedua adalah dengan melakukan cut loss dan switching ke saham yang lebih potensial.Pilihan kedua bisa dilakukan jika saham yang dimiliki tidak memiliki fundamental yang oke, serta ada masalah hukum dan sebagainya. Artinya, opsi cut loss bisa kamu lakukan jika mengalami floating loss akibat sebab ketiga dan keempat.

Opsi cut loss menjadi lebih bijak mengingat kamu bisa mendapatkan dana untuk dialihkan ke saham yang lebih potensial ketimbang diendapkan yang tidak tahu sampai kapan pulih, atau averaging down tanpa batas yang membuat modal di saham itu meningkat tanpa memberikan hasil yang bagus.

Namun, jika kamu melakukan opsi cut loss ada beberapa yang harus dipersiapkan: 

  • Jangan langsung mencari saham pengganti dengan cara yang membabi buta demi bisa membalikkan kerugian awal. Lebih baik santai dan tenang untuk memilih saham. Jangan panik jika floating loss sementara selama hal itu disebabkan faktor eksternal bukan masalah internal emiten. 
  • Persiapkan diri jika harga saham yang baru di cut loss melejit. Jangan sesali pilihan, toh dalam posisi floating loss hanya ada dua pilihan, bertahan menanti kenaikan yang tidak pasti atau cut loss untuk mencari peluang yang terbuka lebar. 

Untuk cara cut loss, kamu harus kombinasikan dengan analisis teknikal. Kamu bisa melakukan cut loss bertahap setiap harga saham mencatatkan kenaikan signifikan sementara, tapi tren jangka panjang masih turun. Sehingga harapannya kamu bisa mendapatkan harga jual yang terbaik meski posisi masih floating loss. 

Lalu, cut loss dilakukan bertahap sebagai upaya maksimal jika harga saham naik tinggi setelah di-cut loss. Sehingga saat periode itu terjadi, kita masih punya barang. Meski, risikonya ternyata harga saham tidak kunjung naik. 

Tips untuk melakukan cut loss bertahap yang konservatif bisa per 5 persen, dan modal itu dipindahkan ke saham target selanjutnya secara bertahap. Artinya ada 20 kali cici beli saham tersebut yang bisa menggunakan dollar cost averaging setiap bulan. Namun, jika ada momen harga saham fundamental bagus lagi murah banget, kamu bisa pertimbangkan untuk keluar seluruhnya dan langsung lump sum (atau minimal 50 persen jadi ada 2 kali periode masuk).

Investor Saham Dilarang Cut Loss? Buffett Pun Pernah Jual Rugi
Investor saham dilarang cut loss karena budaya itu cuma ada di trader dan itu cuma bikin rugi? baca ini dulu deh, siapa tau mengubah pola pikirmu

Kesimpulan

Floating loss menjadi salah satu yang harus dialami oleh investor saham. Beberapa posisi floating loss wajar adalah jika kita sudah masuk di harga asumsi wajar bahkan lebih murah, tapi karena faktor eksternal seperti ekonomi makro, membuat kita merugi sementara. Posisi itu masih wajar dan tinggal tunggu hitungan bulan dan maksimal dalam 1 tahun. 

Kecuali, jika posisi masuk ternyata cukup tinggi, kita sebaiknya bisa pilih HOLD dan reinvestasi dari hasil dividen atau justru averaging down terukur jika ada dana yang tersedia. Untuk itu, jika tujuan investasi, kami sangat menyarankan untuk mencari saham yang membagikan dividen.

Namun, jika kita floating loss di saham yang naiknya tidak selaras dengan pertumbuhan keuangan secara fundamentalnya, berarti harus siap melakukan cut loss. Alasannya, saham gorengan memiliki karakter yang tidak bisa diprediksi karena tergantung bohir (big fund) yang mau memainkan pergerakan harga saham tersebut. 

Dengan strategi ini, diharapkan kamu bisa lepas dari posisi floating loss-mu. Kira-kira, apa nih saham yang bikin portomu masih merah meski IHSG all time high?

Event Perdana Mikirduit: Saham Pertama, step by step investasi saham hingga bisa taking profit

Mikirduit bakal mengadakan event online secara umum pada 31 Agustus 2024 pukul 10:00 Wib sampai dengan selesai. Event ini terbatas hanya untuk 150 peserta.

Sesuai saran dan permintaan beberapa subscriber dan followers, harga pre-sale harga Rp150.000 (dari harga normal Rp300.000) di-perpanjang sampai 28 Agustus 2024 (jadi pas gajian masih bisa ikut dengan harga spesial, kalau masih kebagian)

Benefit join event:

  • Harga tiket event termasuk e-Book panduan investasi saham ala Mikirduit bertajuk Saham Pertama
  • Review 10 saham untuk investing jangka panjang yang ada dalam e-Book
  • Grup belajar dan diskusi (bukan grup rekomendasi saham) after event selama sebulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini