Cara Nabung Tanpa Khawatir Uang Kegerus Biaya Admin Bank
Pernah takut uang-mu akan habis kegerus biaya admin bank soalnya bunga tipis tapi fee administrasinya besar banget? baca tipsnya di sini
Mikir Duit – Siapa yang kepikiran, ngapain sih nabung di bank? kena biaya admin, terus bunganya kecil lagi. Mending langsung simpen di reksa dana atau saham saja tidak kena biaya admin. Nah, di sini, saya Surya, pemilik Mikir Duit, akan bagikan cerita, kenapa kamu tetap wajib harus nabung di bank.
Sebelum lebih jauh, nabung di bank ini maksudnya adalah dalam bentuk tabungan ya. Bukan dalam bentuk deposito. Sebagai gambaran, rata-rata biaya admin bank per bulan itu sekitar Rp11.000 sampai Rp17.000-an.
Di sisi lain, suku bunga tabungan bank besar rata-rata di level 0,25 persen sampai 0,5 persen per tahun. Artinya, jika kamu punya tabungan Rp10 juta dengan bunga 0,5 persen per tahun, berarti bunga per bulannya sekitar Rp4.000-an. Jika kena biaya admin bank sekitar Rp11.000, berarti tiap bulannya, uang-mu akan berkurang Rp7.000.
Sayang ya? namun fungsi tabungan memang bukan untuk menumbuhkan asetmu. Jadi, ya jangan mikir rugi kalau menempatkan uang di tabungan bank. Lalu, apa fungsinya?
Ingat Alasan Pertama Kali Buka Tabungan?
Saya jadi teringat, pertama kali buka buku tabungan itu ketika mau kuliah. Berhubung kuliah di luar kota, tepatnya di Jatinangor, Sumedang, saya dibuatkan buku tabungan di PT Bank Permata Tbk. (BNLI).
Namun, berhubung kampus ada kerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), saya pun punya tabungan di sana juga. Apalagi, secara akses anjungan tunai mandiri (ATM) juga lebih banyak BBNI.
Dari situ, saya mengelola uang bulanan yang dikirimkan senilai Rp1,5 juta per bulan. Serta, jika beruntung dapat beasiswa nganggur di kampus sekitar Rp2 juta per periode. Hasilnya, ketika lulus, di tabungan BBNI saya ada uang sekitar Rp5 juta.
Wah, apa yang membuat uang di tabungan saya tiba-tiba ada Rp5 juta? jelas bukan dari pendapatan bunganya ya, melainkan dari hasil pengelolaan uang bulanan plus ada beasiswa yang masuk ke rekening.
Dari situ, saya sesuaikan jumlah uang keluar-masuk dari rekening sehingga ada saldo yang tersisa dengan jumlah yang cukup banyak bagi seorang mahasiswa.
Kesimpulannya, tabungan adalah tempat kamu mengelola uang yang akan digunakan sehari-hari. Jika ada yang tersisa, kamu bisa mengelolanya di aset lain seperti reksa dana, saham, hingga SBN ritel.
Tanpa tabungan, kamu akan ribet sekali mengatur uang. Bayangkan, reksa dana kalau mau cair itu butuh waktu 3 hari - seminggu. Begitu juga dengan saham yang skemanya T+2 alias proses transaksi memakan minimal 2 hari kerja.
Bahkan, deposito pun hanya bisa dicairkan ketika tenor atau periode-nya sudah selesai. Jika kita paksa ambil sebelum tenornya selesai, kita berpotensi kena penalti seperti pendapatan bunga deposito tidak diakui hingga ada potongan berapa persen dari total bunga yang didapatkan.
Berapa Persen Uang yang Harus Ditempatkan di Tabungan?
Ini pertanyaan dasar yang paling banyak ditanyakan, dan jawabannya pun tidak ada yang pasti. Balik lagi, seberapa besar pendapatan-mu dibandingkan dengan pengeluaranmu.
Jadi begini, jika kamu punya gaji Rp10 juta per bulan, sedangkan ternyata pengeluaran-mu yang moderat itu cuma Rp5 juta. Ya, berarti yang di tabungan cukup Rp5 juta. Kamu bisa tambahin jadi Rp500.000 sampai Rp1 juta lagi untuk kebutuhan tidak terduga.
Sisanya, baru kamu kelola di aset investasi seperti saham, reksa dana, SBN ritel, dan lainnya. Nggak harus cari aset investasi yang kasih cuan besar, yang penting kamu paham risiko dari aset investasi tersebut.
Dengan begitu, kamu bisa punya uang Rp4 juta sampai Rp4,5 juta per bulan yang dikelola untuk masa depan.
Bagaimana jika ternyata pengeluaran mencapai Rp7 juta. Ya, jika kebutuhan-mu senilai itu, berarti yang ada di tabungan disesuaikan saja sesuai pengeluaran. Intinya, jangan sampai kamu menyimpan uang untuk investasi, tapi kamu malah menderita karena mepet-mepet-in pengeluaran.
Jika ingin menyimpan uang lebih banyak, berarti kamu harus mencari sumber pendapatan pasif yang lebih banyak lagi juga.
Dengan cara ini, biaya admin yang kamu keluarkan untuk bank sebanding dengan kebutuhan uang tunai untuk pengeluaran setiap bulannya.
Harapannya, setelah baca ini, kamu bisa implementasikan dan tidak khawatir lagi uang-mu tergerus biaya admin bank karena sudah saya kasih bocoran strateginya.