Cara Peter Lynch Menemukan Saham yang Cuan 30 Kali Lipat

Peter Lynch pernah mengalami kejadian unik. Dia bisa menemukan saham bagus dari hasil istrinya berbelanja di supermarket. kok bisa? baca ceritanya di sini

Cara Peter Lynch Menemukan Saham yang Cuan 30 Kali Lipat

Mikir Duit – Lanjut dengan kisah Peter Lynch, kali ini kita akan menguak cerita unik bagaimana salah satu investor legendaris dunia ini bisa mendapatkan salah satu saham bagus. Caranya adalah dengan menganalisis dari apa yang istrinya beli dari supermarket. Kok bisa?

Jadi, semua berawal dari Carolyn Lynch yang berbelanja salah satu produk legging L’Eggs yang baru masuk kota Boston. Carolyn yang dianggap Lynch sosok expert dalam soal berbelanja memberikan testimoni untuk produk L’Eggs. “Sungguh, ini produk yang bagus sekali,” ujarnya.

Dari sini, Lynch tertarik melakukan sedikit riset tentang perilaku para perempuan dalam berbelanja produk legging tersebut.

Hasilnya, Lynch melihat ada pola perempuan berbelanja ke supermarket atau toko obat seminggu sekali, tapi mereka tidak pernah beli produk legging di sana. Alasannya, produk legging di supermarket dan toko obat kualitasnya jelek. Adapun, para perempuan hanya pergi ke department store sekitar 6 minggu sekali untuk mencari produk fashion termasuk legging terbaik.

Lalu, muncul produk L’Eggs dari Hanes yang masuk ke supermarket dan toko obat dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau. Artinya, produk L’Eggs dari Hanes ini berpotensi mendapatkan eksposure besar dari calon pembelinya para perempuan, dibandingkan dengan produk legging serupa dengan kualitas sama di department store.

Artinya, L’Eggs berpeluang besar untuk mencatatkan omzet yang tinggi dibandingkan dengan produk kualitas serupa di department store. Jelas, hal ini menjadi salah satu nilai lebih produk milik Hanes tersebut.

BACA JUGA: Cerita Keberuntungan Peter Lynch Bisa S2 dari Cuan Saham

Peter Lynch Borong Saham Hanes

Namun, sebelum memutuskan beli Hanes, Peter Lynch sempat khawatir adanya produk serupa yang mengikuti strategi dari L’Eggs. Benar saja, tiba-tiba muncul produk serupa dari Kaiser-Roth bermerek No Nonsense. Penjualan No Nonsense tepat disampung rak bagian L’Eggs dijual.

“Saya khawatir, apakah produk L’Eggs yang begitu disukai perempuan bisa kehilangan potensi pembeli. Akhirnya, saya coba membeli sekitar 48 legging merek No Nonsense tersebut. Mungkin, yang jual bingung, untuk apa saya membeli legging sebanyak itu kali ya,” cerita Lynch.

Lynch pun membawa 48 legging merek No Nonsense itu ke kantornya. Dia berikan kepada beberapa perempuan di sana dan meminta testimoni mereka seminggu kemudian. Hasilnya, seluruh perempuan yang uji coba produk No Nonsense itu mengatakan produk legging itu tidak sebagus L’Eggs.

“Hasil testimoni dari perempuan pengguna No Nonsense itu membuat saya memutuskan untuk membeli saham Hanes. Soalnya, hasil testimoni mereka bisa menunjukkan seberapa besar prospek Hanes dibandingkan dengan kompetitornya,” ceritanya.

Sebenarnya, kesimpulan Lynch untuk membeli saham Hanes bukan sekadar dari testimoni rekan kerjanya yang mencoba produk kompetitor saja. Namun, ada  beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari hasil riset membeli 48 produk kompetitor Hanes tersebut.

  • Hanes mendisrupsi pasar leging konvensional yang berkualitas di department store dengan memilih menjual di supermarket dan toko obat. Dengan begitu, Hanes bisa merebut pangsa pasar legging berkualitas dari produk di department store
  • Namun, strategi Hanes mudah ditiru oleh kompetitor, benar saja ada produsen legging lainnya, yakni Kaiser-Roth yang mencoba strategi serupa. Artinya, potensi Hanes merebut pangsa pasar yang besar akan terganggu keberadaan kompetitor.
  • Untungnya, produk kompetitor ternyata tidak sebaik Hanes. Sehingga, di sini Lynch semakin yakin prospek Hanes akan bagus karena bisa merebut pangsa pasar pemain berkualitas di department store.

Lynch pun menjadikan saham Hanes sebagai salah satu portofolio terbesar di Magellan Funds. Hasilnya, ketika Hanes diakuisisi oleh Consolidated Food, kini bernama Sara Lee, para nasabah dana di Magellan Funds mendapatkan kenaikan harga saham hingga 30 kali lipat dari saham tersebut.

Kesimpulan

Sebagai catatan, Peter Lynch bisa menganalisis saham Hanes secara kualitatif atau memeriksa ke lapangan langsung bagaimana kualitas bisnisnya karena punya historis sebagai analis di sektor tekstil. Dengan begitu, Lynch lebih memahami apa saja karakter bisnis produk tekstil yang menarik.

Artinya, Lynch tidak sekadar ujug-ujug dengar ada produk bagus dari istrinya dan langsung melakukan riset ke produk tersebut.

Belum lagi, ada potensi Lynch memiliki pemahaman kinerja produk-produk jadi dari sektor tekstil di sana. Jadi, ketika mendengar nama L’Eggs buatan Hanes, dia jadi tertarik untuk melihat lebih jauh seperti apa perusahaan tersebut.

Jika saja Lynch tidak ada kedekatan dengan sektor tekstil, bisa jadi dia akan mengabaikan opini istrinya terkait legging berkualitas di supermarket tersebut.