Cara Pilih Asuransi Kesehatan yang Menguntungkan
Asuransi kesehatan penting nggak sih? kalau masih galau banget, baca cerita si pemilik mikirduit di sini ya.
Mikir Duit – Siapa yang berpikir kalau asuransi kesehatan itu buang-buang uang? apalagi sekarang sudah ada BPJS Kesehatan yang kita juga bayar per bulannya. Nah, kali ini, saya Surya, pemilik Mikir Duit akan menceritakan cara punya asuransi kesehatan anti rugi, dan kenapa kita wajib punya asuransi kesehatan swasta.
Jujur, saya baru mencoba memahami asuransi setelah menikah. Sebelumnya, ketika kantor saya yang lama memberikan asuransi, saya pun tidak pernah menggunakannya. Alasannya, ya kalau berobat rawat jalan tinggal ke faskes dekat rumah. Apalagi, saya juga malas berobat jauh-jauh ke rumah sakit.
Namun, setelah menikah, tepatnya ketika istri hamil muda, saya baru kepikiran, apa lebih baik punya asuransi kesehatan yang meng-cover kehamilan ya?
Dari situ, saya langsung mengontak salah satu asuransi kesehatan, yakni Allianz, yang punya plan hingga meng-cover biaya kehamilan. Agen asuransinya waktu itu langsung bilang, kalau daftarnya sekarang kehamilan istri saya nggak akan di-cover.
Kenapa? ya udah kejadian baru datang ke perusahaan asuransi. Memangnya, perusahaan asuransi lembaga amal? ya singkatnya gitu lah ya.
Untungnya, ada BPJS Kesehatan yang super power, jadi semua biaya ditanggung sama asuransi pemerintah tersebut. Namun, di sini, saya ambil kesimpulan tentang pentingnya punya asuransi kesehatan.
“Kalau masih lajang, BPJS Kesehatan masih cukup. Namun, kalau sudah berkeluarga, kita harus punya asuransi kesehatan swasta. Alasannya, birokrasi BPJS Kesehatan itu panjang dan harus sabar, sedangkan ketika sudah berkeluarga kita butuh proses yang lebih cepat, terutama terkait anak.”
Bukti kita butuh asuransi kesehatan terlihat dari kejadian yang saya alami ini. Waktu itu saya lagi demam tinggi nggak turun-turun, meski sudah minum obat paracetamol warung. Panik dong, akhirnya ke faskes dekat rumah, dengan kondisi lemes banget karena sudah 2 hari demam, masuklah ke faskes. Tahu nggak, apa kata mbak yang jaga?
“Maaf, kliniknya lagi istirahat, baru buka sejam lagi ya”
Saya sampai bilang demamnya tinggi banget sampai 40 derajat celcius. Namun, kata mbaknya ya lagi istirahat, dokternya juga nggak ada. Ya, akhirnya saya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit swasta. Cepet penanganannya dan ternyata saya kena demam berdarah.
Berhubung waktu itu belum punya asuransi kesehatan swasta, akhirnya harus bayar sendiri. Apalagi, waktu itu lagi ramai Covid-19 varian Omicron juga, jadi kamar-kamar rumah sakit terbatas. Dapat yang harganya Rp450.000 per hari. Total selama 4 hari di sana mengeluarkan biaya Rp8 juta.
Ya, untungnya saya ada dana darurat sehingga bisa terbayarkan. Namun, saya pun memikirkan akan lebih baik ada asuransi swasta yang bisa meng-cover seluruh biayanya. Catatannya, saya sakit saat lagi cari-cari agen asuransi yang cocok. Ya, timing-nya saja yang kurang pas.
Pengalaman Pilih Asuransi, Jujur Saya Pernah Bikin Kesalahan
Lalu, bagaimana cara memilih asuransi kesehatan yang menguntungkan? oke sebelum itu akan saya ceritakan pengalaman memilih asuransi kesehatan dari pengalaman saya.
Tepat setelah sembuh dari sakit demam berdarah itu, saya langsung mengurus pencarian asuransi kesehatan yang cocok. Jujur, kita sebagai konsumen sangat bingung, mana perusahaan asuransi yang bagus.
Untuk itu, di Mikirduit, kita kasih kisi-kisi 5 asuransi kesehatan terbaik di Indonesia yang bisa kamu baca lengkapnya dengan klik link di sini. Tiga diantaranya bisa diproses melalui Mikirduit lho.
Balik lagi, berhubung saya sangat bergantung dengan internet, waktu itu ketemulah asuransi Jaga Diri, salah satu perusahaan asuransi milik Salim Group, ya bisa dibilang saudaranya Indofood.
Jaga Diri lumayan ekspansi promosi di media sosial dan google ads, beberapa kali menemukan iklannya. Akhirnya, saya mulai ngobrol dengan tim marketingnya. Lalu, saya lihat premi asuransinya murah banget Rp500.000 per tahun, itu sudah bisa cover rawat inap.
Namun, di sini kesalahan saya, bukan perusahaan asuransinya yang salah, tapi saya yang salah memilih produk. Yaps, asuransi Jagadiri yang agak lupa produk jenis apanya itu memang memberikan premi murah, tapi manfaatnya juga sangat terbatas dan tidak sesuai ekspektasi saya.
Akhirnya, saat periode pembelajaran polis asuransi, saya memutuskan untuk membatalkan polis. Alasannya, ya produknya kurang cocok, tapi bisa jadi cocok untuk kamu lho. Waktu itu, saya ingin mendapatkan manfaat yang lebih optimal termasuk biaya laboratorium, obat, dan lainnya dengan nominal lebih besar.
Sampai akhirnya, saya kembali ke Allianz, dan mencari agen asuransinya di sekitaran tempat tinggal saya di Solo, Jawa Tengah. Akhirnya, saya menemukan produk asuransi kesehatan dengan manfaat yang sesuai ekspektasi.
Nah, beruntungnya, saya tidak sampai menggunakan asuransi kesehatan yang dibeli tersebut. Kok untung? ya berarti nggak ada sakit yang gimana-mana lagi.Wah rugi dong? ya nggak sih, ini kan ibaratnya beli barang ya, kalau sudah dibeli nggak ada kata rugi. Justru untung karena mendapatkan potongan premi untuk polis tahun kedua karena tidak ada klaim.
Ketika Pandangan Saya Tentang Unit Link Berubah
Unit link, saya selalu menilai produk asuransi itu hanyalah akal-akalan perusahaan asuransi untuk mendapatkan dana besar. Jelas, biaya premi asuransi Unit link berpotensi lebih tinggi dibandingkan dengan asuransi tradisional. Soalnya, biaya premi akan dipecah menjadi dua, yakni biaya bayar asuransi dan penempatan investasi.
Apalagi, ada beberapa penjual asuransi unit link yang menjanjikan keuntungan besar jika membeli produknya tanpa ada cerita risiko, biaya akuisisi, dan mekanisme investasinya.
Saya beberapa kali ditawarkan dan diberikan gimmick, ini adalah investasi dengan manfaat asuransi. Padahal, itu produk asuransi dengan manfaat investasi. Dua kalimat itu bisa punya beda makna, produk investasi dengan manfaat asuransi, berarti yang jadi bonusnya adalah asuransi. Lalu, produk asuransi dengan manfaat investasi, berarti yang jadi bonusnya adalah investasi.
Namun, persepsi buruk saya tentang unit link berubah setelah dijelaskan oleh agen asuransi Allianz yang saya temui. Jadi, selain menjelaskan produk asuransi kesehatan tradisional, dia juga menawarkan asuransi kesehatan unit link dan penjelasan membuat semua persepsi negatif menjadi clear.
“Ya, asuransi unit link ini memang ada investasinya pak. Namun, investasi di asuransi unit link ini nggak pasti ya pak, ya kalau ada banyak jadi bonus aja. Cuma kita nggak menjanjikan. Lagipula, keuntungan investasi unit link ini nantinya bisa digunakan untuk periode cuti premi atau tambahan modal jika biaya rumah sakit melebihi manfaat polis asuransi yang dimiliki.”
Selain itu, ada beberapa kelebihan dari asuransi unit link, yakni jaminan biaya premi tidak akan naik. Berbeda dengan asuransi tradisional yang preminya pasti naik beberapa tahun sekali.
Namun, kekurangan dari unit link adalah harganya yang mahal. Bayangkan, premi asuransi kesehatan unit link satu orang bisa setara dengan premi asuransi tradisional dua orang. Lalu, bagaimana strategi pilih asuransi kesehatan yang cuan.
Cara Pilih Asuransi Kesehatan yang Cuan
Ya, opini pribadi saya, dan mungkin saja ada yang berpendapat berbeda. Jadi begini, saya menggunakan asuransi untuk satu keluarga. Nah, jika saya menggunakan asuransi unit link untuk seluruh anggota keluarga, biayanya akan sangat mahal sekali.
Akhirnya, saya menggunakan skema yang berbeda, yakni saya dan istri menggunakan asuransi kesehatan tradisional, sedangkan anak menggunakan asuransi kesehatan unit link yang tingkatannya dinaikkan lebih tinggi lagi.
Dengan begitu, saya juga bisa mendapatkan potensi hasil investasi di unit link, tapi tetap bisa cover asuransi kesehatan untuk tiga orang. Ya, walaupun hasil investasi di unit link hanya semacam dana darurat jika 10 tahun lagi dibutuhkan untuk keperluan penting.
Kalau mau berdiskusi tentang asuransi, bisa kontak kami dengan klik tombol di bawah ini ya: