Carry Trade: Penyebab Pasar Saham Jepang Jeblok, Begini Efeknya ke Indonesia
Pasar saham Jepang bikin kaget satu seantero dunia setelah tiga hari berturut-turut jeblok. Pasar saham Indonesia pun ikutan jeblok, tapi efeknya ke pasar saham Indonesia sesungguhnya?
Mikirduit – Penurunan pasar saham Jepang sebesar 12 persen pada 5 Agustus 2024 memang sempat mengagetkan. Salah satu penyebab penurunan pasar saham Jepang itu adalah aksi carry trade yang terjadi sebelumnya hingga membuat yen melemah signifikan dan mengalami panic selling saat Bank of Japan menaikkan suku bunga. Apa maksudnya dan bagaimana efeknya ke Indonesia?
Salah satu perdagangan Carry Trade yang paling populer adalah antara yen dengan dolar AS. Tren itu makin populer saat suku bunga Federal Reserve (The Fed) lagi di level tinggi, sedangkan suku bunga Jepang sejak 1990 selalu di level 0 persen, bahkan sempat negatif. Untuk itu, Carry Trade antara yen dengan dolar AS dianggap memberikan keuntungan yang cukup besar, tapi apa sebenarnya Carry Trade ini?
Carry Trade adalah jenis perdagangan valuta asing dengan cara meminjam uang dalam satu mata uang yang memiliki tingkat bunga rendah. Nantinya, uang itu dikonversi ke aset yang bisa kasih potensi keuntungan tinggi dalam mata uang lainnya.
Misalnya, ada bank di Jepang menawarkan pinjaman dengan bunga 1 persen per tahun. Lalu, kamu pinjam sekitar 5 juta yen. Lalu, uang itu akan dikonversi lagi menjadi dolar AS setara 34.580 dolar AS (harga per 6 Agustus 2024). Tujuannya untuk investasi dari beli US treasury bonds hingga saham.
Keuntungannya, jika bunga pinjaman hanya 1 persen, sedangkan disimpan ke US Treasury Bonds itu dapat 4 persen, artinya si peminjam bisa melunasi utang dari keuntungan hasil investasinya tersebut.
Meski begitu, ada sisi negatif dari Carry Trade ini, yakni peminjam bisa mengalami kerugian jika nilai mata uang dari asal pinjaman meningkat atau nilai mata uang di aset investasi melemah. Hal itu bisa memangkas keuntungan si peminjam, bahkan malah mengalami kerugian karena harus mengembalikan uang lebih besar untuk melunasi pinjaman.
Hal ini terjadi di Jepang ketika Bank of Japan memutuskan menaikkan suku bunga pada pekan lalu. Hasilnya, tingkat yen meningkat dan para peminjam Carry Trade langsung melunasi utangnya dengan menjual asetnya. Hal itu yang diindikasi membuat pasar saham AS hingga domestik di Jepang tertekan signifikan.
Pasar saham Jepang sudah mengalami penurunan sejak 1 Agustus 2024 hingga 5 Agustus kemarin. Artinya, pasar saham Jepang sudah 3 hari perdagangan mengalami penurunan yang signifikan.
Efek ke Indonesia
Sejauh ini, tidak ada korelasi kuat hubungan masalah Carry Trade yen ke dolar AS ini ke pasar saham di Indonesia. Hanya saja, ada beberapa data-data detail yang kita tidak ketahui seperti:
- Berapa total nilai pinjaman carry trade dari yen ke dolar AS
- Kemana saja aset hasil dana carry trade ini diinvestasikan
Dengan begitu, kita tidak bisa mengukur seberapa besar dampak sistemik, seperti risiko gagal bayar dan sebagainya. Pasalnya, nilai yen dari level terendah langsung menguat ke level tertinggi saat ini.
Untuk pengaruh ke pasar saham Indonesia lebih kepada risiko gangguan ekonomi di AS dan Jepang akibat permasalahan carry trade ini. Dalam beberapa kasus krisis ekonomi, mayoritas terjadi karena ada masalah dengan utang seperti gagal bayar.
Jika ekonomi Jepang dan AS bermasalah bisa menekan nilai perdagangan dengan Indonesia. Hal itu jadi alamat buruk untuk ekonomi Indonesia.
Apalagi, di luar persoalan carry trade, penguatan yen yang terlalu signifikan juga jadi ancaman bagi ekonomi Jepang yang mengandalkan ekspor. Pasalnya, hal tersebut membuat produk hasil Jepang menjadi memiliki nilai yang kurang kompetitif alias kemahalan.
Apa yang Sebaiknya Kita Lakukan?
Kami menilai tekanan di pasar saham Jepang masih berpotensi berlanjut. Untuk perdagangan 6 Agustus 2024 memang menguat signifikan, tapi itu akibat masa konsolidasi setelah 3 hari perdagangan turun cukup signifikan.
Untuk itu, jika ingin beli saham yang sudah dianggap murah, kamu bisa melakukannya bertahap. Jadi, ketika ada 100 persen modal disiapkan untuk ke satu saham, kamu bisa masuk dulu 30 persen. Setelah itu masuk lagi jika ada risiko penurunan lebih dalam.
Kenapa bertahap? pasalnya kondisi ketidakpastian saat ini masih cukup tinggi dari isu resesi Amerika Serikat (AS) hingga persoalan Carry Trade yen ke dolar AS yang belum terlihat sebesar apa tingkat risikonya.
Dengan bertahap dan beli saat ada penurunan signifikan lainnya, kita bisa mendapatkan harga terbaik. Kuncinya adalah menjaga porsi cash agar selalu tersedia jika ada peluang bagus.
Mau Belajar Saham Langsung Praktek dan Bisa Diskusi Langsung? Dapat Pilihan Saham Dividen untuk Jangka Panjang Serta Strategi Investasinya Lagi!
Join Mikirdividen sekarang untuk mendapatkan banyak benefit serta strategi investasi dan diskusi dengan para investor saham. Berikut benefit gabung mikirdividen:
- Update review laporan keuangan saham dividen fundamental bagus hingga full year 2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
- Event online bulanan
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini