Dividen HEXA Susut, Begini Prospek Ke Depannya

Saham HEXA mengumumkan tingkat dividen, yieldnya masih besar sih, tapi kok harga sahamnya nggak kemana-mana ya? mau tau gimana prospeknya? simak di sini ya

Dividen HEXA Susut, Begini Prospek Ke Depannya

Mikirduit – Saham PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA) memutuskan bagikan dividen senilai 0,046 dolar AS per saham. Jika menggunakan asumsi kurs rupiah per 25 September 2024 Rp15.087 per dolar AS, berarti tingkat dividen per saham sekitar Rp694 per saham. Apakah ini dividen yang bagus? lalu bagaimana prospek HEXA ke depannya? 

Jika ditanya apakah dividen HEXA ini menarik? jika menggunakan asumsi dividend yield dengan harga per pembukaan 25 September 2024, berarti tingkat yield-nya sekitar 10,51 persen. Dari angka ini, dividen HEXA masih menarik karena bisa memberikan keuntungan di atas 10 persen per tahun secara konsisten. 

Namun, jika dilihat secara historisnya, dividen tahun ini mengalami penurunan, meski laba bersih 2023 mencatatkan kenaikan 17 persen. Penurunan dividen terjadi karena perseroan menurunkan tingkat dividend payout ratio dari rata-rata 80 persen menjadi 70 persen. Sehingga nilai dividen juga lebih rendah dibandingkan dengan periode dividen final tahun sebelumnya yang senilai Rp767 per saham.

Penurunan dividen payout ratio sendiri bisa jadi ada hubungannya dengan kondisi cash dan piutang perseroan. Pada periode 2023, perseroan punya kas dan setara kas senilai 26,68 juta AS, serta piutang pihak berelasi yang lancar senilai 25,28 juta dolar AS. Artinya potensi kas tunai tersedia mencapai 102 persen dari total pencapaian laba bersih 2022.

Sementara itu, posisi kas dan setara kas serta piutang pihak relasi HEXA hingga kinerja full year 2023 senilai 24,29 juta dolar AS atau hanya 44 persen dari pencapaian laba bersih. Sehingga tingkat dividend payout ratio sebesar 65 persen menjadi make sense dengan perkembangan uang tunai milik HEXA yang tersedia. 

Lalu, bagaimana dengan prospek saham HEXA ke depannya?

Prospek Saham HEXA

Tantangan bisnis alat berat datang setelah pemerintah menyediakan kemudahan bagi para investor melalui PP No.5/2023 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko untuk menggenjot ekosistem alat berat dan peningkatan kapasitas  produksi pada 2023. 

Alasannya, tingkat kebutuhan alat berat diprediksi tembus 20.000 unit pada 2023, sedangkan produksi dalam negeri masih 10.000 unit. Alhasil, mulai muncul banyak produk asal China yang datang dengan kapasitas 5.000 unit per tahun. Artinya, produsen China itu sudah bisa memenuhi 25 persen dari kebutuhan nasional. 

Lalu, apakah nasib industri alat berat ini akan bernasib sama seperti semen, tekstil, dan keramik yang tergerus dari produk China murah meriah? 

Sebenarnya, ada perbedaan besar antara produk semen, tekstil, dan keramik yang kalah saing dengan produk China yang didumping dan berani pasang harga murah dengan tren industri alat berat. Perbedaan terbesarnya adalah bisnis alat berat itu 100 persen Business to Business bukan ke ritel. 

Sehingga risiko peralihan ke produk alat berat lebih murah bisa terjadi jika ada proyek terafiliasi. Sementara itu, perusahaan akan cenderung memilih produk yang memiliki daya tahan yang sudah teruji. 

Untuk itu, kami masih optimistis HEXA dengan Hitachi maupun Komatsu milik UNTR masih bisa mencatatkan pertumbuhan di 2025. Lalu, apa yang membuat kinerja HEXA turun di kuartal I/2024 (April-Juni)?

Sebenarnya, bisnis HEXA bukan sekadar jual alat berat, tapi ada beberapa lainnya seperti remanufactur, penyewaan dan trade in, kontrak pemeliharaan penuh, layanan after sales dan suku cadang, serta pengelasan. 

Jika melihat kinerja HEXA per kuartal I/2024, perseroan mencatatkan penurunan penjualan di tiga lini usaha utamanya, yakni penjualan alat berat, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan. Satu-satunya segmen bisnis yang mencatatkan pertumbuhan penjualan adalah jasa penyewaan yang naik 6,75 persen menjadi 3,168 juta dolar AS.

Sementara itu, jika melihat siklus pendapatan HEXA sejak 2008, perseroan memang ada siklus penurunan penjualan. Seperti pada 2008-2012, perseroan terus mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang konsisten, tapi pada 2013-2015 pendapatan perseroan turun seiring dengan penurunan harga komoditas. 

Berlanjut di 2016-2018, tren pendapatan HEXA kembali naik seiring dengan pemulihan harga komoditas. Namun, 2019-2020, kinerja HEXA turun karena ada penurunan harga komoditas, serta pandemi Covid-19. Baru, pada 2021-2022 kembali naik seiring pemulihan ekonomi pasca covid-19 yang bikin harga komoditas tinggi, tapi pada 2023 dan 2024 yang lagi berjalan kembali turun. 

Artinya, kinerja pendapatan HEXA akan tergantung dari aktivitas tambang dan perkebunan yang dipengaruhi oleh harga komoditas.

Menyambut 2024, HEXA sudah memiliki beberapa rencana bisnis seperti meluncurkan seri ekskavator hidrolik Zaxis-7G kelas 30 ton, 40 ton, dan 80 ton. Alat berat ini sering digunakan di industri pertambangan dengan keunggulan lebih hemat bahan bakar dan biaya. 

Lalu, HEXA juga sudah mulai menjalankan lini bisnis baru, yakni reparasi mobil, yakni penjualan dan penyewaan produk truk bermerek Foton. Sejauh ini, penjualan truk Foton baru dilakukan untuk penggunaan off-road seperti di site pertambangan dan lokasi lain selain di jalan raya. 

HEXA berencana memperluas bisnis penjualan truk Foton ke produk on-road di jalan raya seperti, truk untuk kontainer. Adapun, KBLI reparasi mobil itu untuk mendukung layanan after sales atas unit truk Foton tersebut. 

Dengan siklus normalisasi harga komoditas di 2023-2024, kami ekspektasi kinerja HEXA masih punya peluang bertumbuh di 2025-2026 seiring dengan pemulihan ekonomi karena suku bunga rendah, serta  aktivitas di sektor komoditas yang meningkat.

Jangan Ditunda Lagi! Ini Alasan Pentingnya Investasi Saham
Banyak yang bilang kalau investasi itu enaknya menunggu modal besar, tapi asumsi itu salah besar. Berikut ini alasan kenapa kamu harus mulai investasi sejak dini.

Kesimpulan

Lalu, apakah dengan dividen yield 10,5 persen itu, HEXA akan menarik untuk dikejar dari sisi harga per 25 September 2024? 

Kami menilai posisi saat ini juga cukup tinggi dengan realisasi kinerja kuartal I/2024 yang cukup rendah. Dengan perhitungan PBV Band dengan asumsi konservatif, kami menilai harga wajar HEXA ada di sekitar Rp5.400 per saham. Level angka itu diharapkan mampu menjaga tingkat dividend yield yang diterima bisa konsisten di atas 10 persen. 

Catatannya, saham HEXA ini tidak terlalu likuid, jika ingin masuk ke sini berarti ingin sepenuhnya menggunakan strategi dividend investing. Saham ini cukup ramai diperdagangkan jelang pembagian dividen. 

Mulai Langkah Investasi Saham-mu Bersama Mikirdividen

Kamu bisa mengetahui gambaran benefit jadi member mikirdividen dengan klik di sini.

Secara umum, kamu akan mendapatkan beberapa benefit dengan menjadi member mikirdividen seperti:

  • Analisis 31 Saham Dividen yang Cocok untuk Investasi Jangka Panjang (Di-update fundamentalnya per 3 bulan dan harga wajar secara real-time)
  • 24 Digest, Publikasi bulanan yang bisa memandumu investasi saham dengan fenomena yang bakal terjadi di bulan selanjutnya
  • Grup Diskusi di Whatsapp
  • Event Online Bulanan

Kamu bisa jadi member Mikirdividen dengan Harga Diskon 33% menjadi Rp400.000 per tahun. Untuk join jadi member bisa klik di sini. | Promo Paket Ini Berlaku Hingga 31 Desember 2024

Selain itu ada promo lainnya seperti:

  • Paket Lengkap Mikirdividen 1 Tahun + Paket e-Book Saham Pertama: DISKON 44% menjadi Rp500.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket ini hanya berlaku hingga 30 September 2024
  • Paket e-Book Saham Pertama dengan Benefit (e-Book Saham Pertama, Rekaman Event Saham Pertama, Kalkulator Harga Wajar): DISKON 33% menjadi Rp200.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket Ini Berlaku hingga 31 Desember 2024

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini