Dua Sisi Aksi TLKM Mau Merger Indihome dengan Telkomsel
Saham TLKM mau merger Indihome dengan Telkomsel menjadi satu. Kalau begitu, gimana nasib TLKM selanjutnya? bisa lebih baik atau lebih buruk?
Mikir Duit – PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) berencana melakukan merger antara lini bisnis Indihome dengan PT Telkomsel. Kira-kira, apa yang akan terjadi dengan TLKM ke depannya?
Kementerian BUMN berencana merger Indihome dan Telkomsel dengan skema inbreng, skema suntikan modal dalam bentuk aset. Jadi, Telkomsel menerbitkan saham baru yang akan ditukar dengan aset Indihome. Target, aksi merger ini akan rampung pada Juli 2023.
Dalam konsep penerbitan saham baru itu, Singtel, sebagai pemegang 35 persen Telkomsel tidak akan dapat hak tebus saham baru. Sehingga setelah aksi penerbitan saham baru itu, nantinya kepemilikan Singtel diperkirakan terdilusi 3 persen sampai 5 persen.
BACA JUGA: Apa yang Terjadi Jika Mayoritas Negara Tidak Lagi Menggunakan Dolar AS?
Artinya, TLKM akan memegang sekitar 68 persen sampai 70 persen kepemilikan Telkomsel. Dari aksi ini, secara kinerja keuangan dengan merger ini TLKM akan lebih efisien dari segi biaya operasional dan ada tambahan pendapatan dividen dari Telkomsel.
Kontributor Pendapatan Telkomsel dan Indihome
Sebagai catatan, Indihome dan Telkomsel adalah dua lini bisnis yang berkontribusi kepada mayoritas pendapatan TLKM. Sepanjang 2022, pendapatan Telkomsel berkontribusi sebesar 66,84 persen kepada TLKM. Lalu, Indihome berkontribusi sebesar 19 persen untuk pendapatan TLKM.
Artinya, jika Indihome dimerger dengan Telkomsel, berarti Telkomsel bisa berkontribusi sebesar 85 persen dari total pendapatan TLKM.
Pertanyaan, apakah status TLKM hanya akan menjadi perusahaan holding konglomerasi seperti PT Astra International Tbk. (ASII)? kalau pun iya, tapi bisnisnya yang berkembang cuma satu, yakni Telkomsel. Artinya, lini bisnis TLKM kurang terdiversifikasi sehingga ketika ada risiko bisnis telekomunikasi, bisnisnya bisa goyah. Penyebabnya, fondasi TLKM hanya di Telkomsel saja.
Dampak ke Bisnis Telkomsel
Berbeda dari sisi Telkomsel, dengan adanya merger dengan Indihome seharusnya Telkomsel bisa menyiapkan produk untuk bersaing dengan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan juga persiapan masuk ke jaringan 5G.
Pertama, EXCL yang baru saja akuisisi PT Linknet Tbk. (LINK) bakal memperkuat bisnis paket internet dengan operator seluler yang terintegrasi seperti, paket internet rumahan yang dipaketkan dengan nomor XL.
Di sisi lain, Telkomsel memang punya produk layanan internet rumahan Orbit, tapi tampaknya penetrasi ke market sangat kurang. Bahkan, cukup banyak keluhan terkait produk Orbit tersebut.
Dengan mergernya Telkomsel dengan Indihome, operator seluler terbesar itu akan memiliki provider internet rumahan dengan pangsa pasar terbesar. Artinya, ada potensi cross-selling antara produk Indihome dan Telkomsel yang berpotensi meningkatkan penjualan.
Hanya saja, pekerjaan rumahnya adalah menjaga peforma kualitas layanan tetap optimal. Hal itu berpotensi meningkatkan beban operasional Telkomsel juga.
Kedua, optimalisasi jaringan 5G membutuhkan fiber optik. Untuk itu, beberapa saham telekomunikasi yang dapat hak jaringan 5G rutin mengakuisisi perusahaan provider internet rumahan dengan fiber optik.
Dengan merger Telkomsel dan Indihome, basis jaringan yang dimiliki pun akan luas dan tetap bisa menjaga pangsa pasar.
Kesimpulan
Sebenarnya, aksi korporasi antara Indihome dan Telkomsel ini sangat positif untuk TLKM maupun Telkomsel. Masalahnya paling tinggal bagaimana TLKM memperkuat pendapatan dari lini bisnis yang lain agar tidak jadi perusahaan gabut yang berharap untung dari Telkomsel saja.
Lalu, bagi Telkomsel, tugas rumah selanjutnya adalah mengontrol beban operasional setelah merger agar tetap efisien dan optimal. Jangan sampai gara-gara ketambahan Indihome malah jadi bengkak biaya operasional dan kinerja keuangan turun.
Masalah utama dari merger adalah konsolidasi pegawai antar dua perusahaan. Seperti yang terjadi di PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) yang kelimpungan juga mengonsolidasikan karyawan dari tiga perusahaan dengan posisi sama.
Namun, untuk kasus Telkomsel harusnya lebih ringan karena lini bisnisnya rada berbeda juga.
Jadi gimana nasib saham TLKM? saham TLKM baru akan menarik untuk jangka panjang kalau dia sudah bisa mendapatkan pendapatan yang cukup kokoh dari lini bisnis selain Telkomsel. Sementara, untuk jangka pendek, saham TLKM tetap menarik karena fundamental keuangan yang kokoh. Cuma kurang, inovasi untuk mendorong sumber pendapatan lain bisa bertumbuh saja sih.
Gimana menurutmu tentang prospek saham TLKM setelah merger Indihome dan Telkomsel?