Dua Sosok di Balik Backdoor Listing Saham LABA

Saham LABA lagi jadi obrolan terkait aksi akuisisi dan perubahan bisnisnya. Pertanyaannya, siapa dua sosok yang melakukan backdoor listing saham LABA?

Dua Sosok di Balik Backdoor Listing Saham LABA

Mikirduit – PT Green Power Group Tbk. (LABA) menjadi perhatian setelah diakuisisi oleh dua pemegang saham baru, yakni PT NEV Storaged Energy dan PT Longping Indonesia. Pemegang saham pengendali baru LABA itu membeli 79,1 persen saham perseroan senilai Rp42,4 miliar dengan harga beli Rp53 per saham. Pertanyaannya, seberapa spesial aksi korporasi LABA ini? 

Aksi korporasi LABA ini bisa dibilang termasuk backdoor listing karena ada perubahan lini bisnis yang cukup signifikan. Setelah kedatangan dua pemegang saham baru ini, LABA akan mengubah lini bisnis menjadi manufaktur baterai lithium kendaraan listrik, bisnis battery swap, dan bisnis stasiun tenaga surya. 

Untuk memenuhi rencana itu, LABA sudah mendirikan dua anak usaha, yakni PT Green Power Battery dengan lini bisnis industri peralatan pengontrol dan pendistribusian listrik, industri baterai, dan industri baterai kendaraan listrik. LABA memegang 51 persen kepemilikan anak usaha ini, sedangkan 49 persen sisanya dipegang oleh PT Qingdao Treasure Electronic Technology Co. Ltd. 

Lalu, anak usaha kedua, yakni PT Sustainable Energy Development yang memiliki lini bisnis perdagangan besar suku cadang dan aksesoris mobil, perdagangan besar suku cadang sepeda motor dan aksesorisnya, perdagangan besar mesin kantor, industri, pengolahan, suku cadang, dan perlengkapannya. 

Untuk anak usaha ini, 99 persen kepemilikan ada di LABA, sedangkan 1 persen di NEV Stored Energy. 

Adapun, setelah berganti bisnis, LABA  telah membuat rencana bisnis dalam 3 tahun ke depan.

Pertama, pada 2025 perseroan berencana memproduksi 100.000 pcs baterai lithium untuk kendaraan listrik. Lalu, perseroan juga diproyeksikan dapat menyelesaikan pergantian 100 baterai truk. 

Untuk kegiatan bisnis penukaran baterai, perseroan menargetkan bisa membangun stasiun penukaran baterai sebanyak 2.000 storage box yang di dalamnya terdapat power Supply untuk pengisian kendaraan listrik yang tersebar di beberapa titik. 

Untuk kegiatan bisnis stasiun tenaga surya, perseroan diproyeksikan membangun pembangkit listrik fotovoltaic dengan kapasitas 10 MV yang menghasilkan 10 juta kilo watt per hour (KwH). 

Untuk kegiatan manajemen aset baterai, perseroan diproyeksikan sudah melakukan tahap awal pengembangan untuk manajemen aset baterai.

Kedua, pada 2026 perseroan berencana meningkatkan produksi 130.000 pcs baterai dan menyelesaikan pergantian 300 baterai truk. 

Lalu, untuk bisnis penukaran baterai, diproyeksikan terdapat pembangkit listrik fotovoltaic dengan kapasitas 30 MV yang menghasilkan 40 juta kWh. 

Terakhir, untuk kegiatan manajemen aset baterai, perseroan sudah melakukan tahap lanjutan pengembangan untuk manajemen aset baterai.

Ketiga, pada tahun 2027, perseroan berencana untuk memproduksi 200.000 pcs baterai lithium untuk kendaraan listrik, serta menyelesaikan pergantian 400 baterai truk. 

Lalu, perseroan juga akan meningkatkan jaringan stasiun penukaran baterai menjadi sebanyak 3.500 storage box. 

Dari bisnis stasiun tenaga surya diharapkan memiliki pembangkit listrik fotovoltaic dengan kapasitas 30 MV yang menghasilkan 40 juta kWh. 

Terakhir, bisnis manajemen aset baterai sudah siap masuk tahap komersial.

Mengenal Backdoor Listing, yang Bikin PANI Meroket
Harga saham PANI melejit karena dia telah menjadi entitas backdoor listing Agung Sedayu sejak 2021. Lalu, apa itu backdoor listing dan efeknya ke investor ritel seperti kita?

Siapa Sosok di Balik Backdoor Listing LABA? 

Jika kamu searching kedua nama pemegang saham baru LABA, yakni NEV Storage Energy dan Longping Indonesia, hasilnya akan nihil. Tidak ada website sama sekali terkait kedua entitas itu. Pasalnya, kedua entitas itu bisa jadi bagian cucu atau anak usaha entitas lainnya. 

Salah satu cara lainnya adalah dengan mengecek posisi komisaris dan direksi anyar dari LABA. 

Dalam perubahan direksi dan komisaris LABA setelah RUPS di akhir Juni 2024, beberapa nama baru di direksi LABA dihuni oleh warga negara dari China. An Shohong, Shen Bin, Yuan Xiaozhong, dan Zhong Guobing di posisi direktur. Hanya William Ong, yang mengisi posisi direktur utama yang merupakan orang Indonesia. 

Lalu, di posisi komisaris ada Huang Yeping dan Chen  Xiaoxiao sebagai komisaris utama dan komisaris. Hanya ada satu orang Indonesia, yakni Andrew Laksono yang menjadi komisaris independen LABA sejak Juni 2022. 

Pertanyaannya, siapa saja warga negara China yang menduduki posisi direktur dan komisaris LABA?

Jika merujuk ke nama Komisaris Utama, yakni Huang Yeping, kita akan menemukan fakta menarik yang sempat ditulis Projectmultatuli.org berjudul Cina di Hilir: Gurita Oligarki Nikel Indonesia yang dipublish pada 2 Februari 2024. 

Huang Yeping adalah salah satu sosok yang menjadi investor di PT Indonesia Pomalaa Industry Park. Huang  Yeping melalui PT Rimau New World (perusahaan patungan antara PT New World Nikel dan PT Rimau Multi Investama) memiliki 30 persen saham di Indonesia Pomalaa Industry Park. Huang Yeping adalah pemilik dari New World Nikel. 

Jika mengutip website Huayou Indonesia, Indonesia Pomalaa Industry Park ini adalah kawasan industri tertutup yang komprehensif untuk rantai industri baterai lithium di Sulawesi Tenggara. DI dalamnya, terdiri dari HPAL, RKEF, Refining, Prekusor, bahan katoda, baterai ternary lithium, daur ulang baterai, dan berbagai perusahaan lainnya. 

Selain itu, Huang Yeping juga punya bisnis seperti PT Wan Xiang New World Resources dan PT  Wan Xiang New World Nikel yang mengangkut dan menjual komoditas mineral termasuk batu bara. 

Jika di-searching ada satu website perusahaan yang mirip, yakni Wan Xiang Nikel Indonesia, tapi tidak ada kalimat new world. Perusahaan itu punya pabrik pengolahan nikel di Sulawesi Tengah. Namun, tidak ada keterangan direksi dan komisaris yang tertera sehingga tidak bisa dibuktikan 100 persen keterkaitan Huang Yeping. 

Beberapa orang yang terkait Huang Yeping di manajemen LABA antara lain, Zhong Guobing, yang kini juga menjabat sebagai General Manager di PT Rimau New World, Shen Bin yang juga menjabat sebagai General Manager di PT New World Investama. 

Selain Huang Yeping, ada juga pihak dari Gotion yang mengisi posisi manajemen di LABA. Seperti, komisaris Chen Xiaoxiao, An Shaohong, dan Direktur Utama William Ong.  

Pertanyaannya siapa Gotion? Gotion adalah produsen baterai kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi asal China. 

Beberapa produk Gotion antara lain, baterai LFP (Lithium Iron Phosphate), NCM (Nickel Cobalt Manganese), sel baterai, battery pack, sistem manajemen baterai, dan unit penyimpanan energi. 

Gotion juga sudah ekspansi ke Indonesia di bawah PT Gotion Indonesia Materials sejak 2022. Baterai dari Gotion juga sudah digunakan untuk beberapa kendaraan listrik seperti Wuling, DFSK, NEta, Swap, hingga Volta. 

Awalnya, Gotion masuk ke Indonesia lewat kerja sama dengan Wuling untuk menyuplai baterai mobil listrik Wuling Air EV. 

Artinya, dua entitas yang mengakuisisi LABA ini berasal dari Huang Yeping yang memiliki bisnis smelter nikel dan pemegang saham 30 persen di Indonesia Pomalaa Industry Park, serta Gotion yang memiliki bisnis produksi baterai untuk kendaraan listrik yang juga sudah ekspansi ke Indonesia.

Kesimpulan

Dari fakta di balik pengendali LABA ini, kita bisa menyimpulkan jika LABA akan dijadikan entitas yang menyerap hasil nikel dari bisnis Huang Yeping untuk dijadikan produksi sesuai dengan expertise Gotion. Lalu, apakah ini berarti sahamnya akan menarik? 

Untuk jawaban apakah sahamnya menarik atau tidak, dari segi harga saham dalam jangka pendek pasti akan ada fluktuasi (tapi kami tidak bisa memprediksi fluktuasi naik setinggi apa dan turun sedalam apa). Untuk jangka panjang dalam perkembangan bisnisnya, LABA akan diuji dari hasil kinerja pada 2025 apakah sesuai dengan target yang dibuat atau tidak. 

Hal itu juga akan tergantung seberapa besar penetrasi kendaraan listrik di Indonesia, serta positioning LABA dalam persaingan produksi baterai kendaraan listrik. 

Kalau menurutmu, saham LABA bisa dibilang cukup menarik atau malah berisiko?

Event Perdana Mikirduit: Saham Pertama, step by step investasi saham hingga bisa taking profit

Mikirduit bakal mengadakan event online secara umum pada 31 Agustus 2024 pukul 10:00 Wib sampai dengan selesai. Event ini terbatas hanya untuk 150 peserta.

Sesuai saran dan permintaan beberapa subscriber dan followers, harga pre-sale harga Rp150.000 (dari harga normal Rp300.000) di-perpanjang sampai 28 Agustus 2024 (jadi pas gajian masih bisa ikut dengan harga spesial, kalau masih kebagian)

Benefit join event:

  • Harga tiket event termasuk e-Book panduan investasi saham ala Mikirduit bertajuk Saham Pertama
  • Review 10 saham untuk investing jangka panjang yang ada dalam e-Book
  • Grup belajar dan diskusi (bukan grup rekomendasi saham) after event selama sebulan

Beli tiket harga pre-sale Periode 1 di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini 

Referensi:

Kompas.com, 18 Juni 2024, Mengenal Gotion, pemasok Baterai Wuling DFSK NETA Indonesia

Project Multatuli, 2 Februari 2024, Cina di Hilir: Gurita Oligarki Nikel Indonesia