Efek Harga Emas All Time High ke Saham Emas
Harga emas mencatatkan level all time high, tapi kenapa harga saham emas begitu-begitu saja ya? baca penjelasan lengkapnya di sini.
Mikirduit – Harga emas dunia sempat mencapai level all time high pada 1 Desember 2023. Sementara itu, harga emas Antam masih terus mencatatkan kenaikan di level tertingginya. Pertanyaannya, kenapa kenaikan harga emas dunia memiliki tingkat korelasi rendah dengan saham-saham emas?
Harga emas mencatatkan kenaikan signifikan sejak awal Desember 2023 karena adanya ekspektasi penurunan suuk bunga dari kalangan investor, sehingga adanya risiko pelemahan dolar AS ditambah ketengangan geopolitik.
Jika suku bunga mulai diturunkan, emas disebut menjadi aset safe haven yang terbaik dibandingkan surat utang Amerika Serikat. Pasalnya, emas yang tidak memberikan bunga apapun menjadi aset yang menarik saat tingkat yield Treasury turun serta dolar AS melemah.
Adapun, tingkat suku bunga acuan The Fed diperkirakan bakal turun mulai tahun depan.
Sementara itu, di luar suku bunga, beberapa analis menilai kenaikan harga emas juga ada kaitannya dengan risiko geopolitik yang masih meningkat.
Ada beberapa risiko geopolitik yang tengah terjadi di dunia saat ini seperti:
- Perang Rusia-Ukraina yang masih berlanjut
- Serangan Israel terhadap Palestina yang belum juga usai
- Ketegangan perdagangan antara AS dengan China
- Ketegangan di Laut Cina Selatan, termasuk perseteruan antara China daratan dengan Taiwan
Meskipun begitu, harga emas yang lagi berada di level tinggi ternyata tidak mendorong pergerakan harga emas di Indonesia secara signifikan. Kenapa ya?
Kami pun membagi beberapa saham yang terkait emas menjadi penambang emas dan penjual emas ke ritel.
Untuk penambang emas ada beberapa emiten seperti, AMMN, ANTM, ARCI, BRMS, MDKA, dan PSAB. Lalu, dari sisi penjual emas ke ritel ada ANTM dan HRTA. Kami akan mengulas masing-masing satu saham setiap kategorinya.
Masalah Saham Emas di Indonesia
Jika dilihat sepanjang 2023 harga emas dunia sudah naik sekitar 10,54 persen, sedangkan harga emas Antam sudah naik sekitar 9,35 persen.
Namun, sepanjang tahun ini, emiten emas yang mampu naik tinggi sepanjang 2023 hanya ARCI sebesar 15,06 persen, BRMS sebesar 25,16 persen, dan HRTA sebesar 100,99 persen.
Untuk BRMS sendiri melejit tinggi setelah masuk indeks global, yakni FTSE pada Agustus 2023. Lalu, saham ARCI sempat menguat tinggi karena adanya rumor rencana divestasi dari pengendalinya saat ini, yakni Peter Sondakh. Bahkan, UNTR sempat disebut menjadi calon pembelinya, meski sudah dibantah mentah-mentah oleh anak usaha ASII tersebut.
Bagaimana dengan HRTA? apakah kenaikannya ada kaitannya dengan harga emas yang melejit?
Penyebab HRTA Sempat Meroket di Awal 2023
Harga saham HRTA sempat meroket sejak akhir 2022 seiring dengan kabar wacana pembuatan Bullion Bank. Meski, terminologi Bullion Bank yang sempat didengungkan nyatanya berbeda. Jadi, maksud Bullion Bank di sini adalah perbankan di Indonesia yang menyediakan jasa penyimpanan hingga transaksi seperti nabung emas yang dijalankan PT Pegadaian dan beberapa bank syariah.
Hal ini berbeda dengan persepsi lahirnya Bullion Bank, di mana bank emas ini bisa melakukan berbagai transaksi dengan emas.
Sementara itu, dalam public expose pada Juni 2023, manajemen HRTA sempat menyambut baik rencana Bullion Bank yang didengungkan pemerintah tersebut. Bahkan, manajemen telah melaunching Emasku pada Februari 2023. Emasku sendiri adalah produk emas batangan dari HRTA yang dilengkapi dengan bullion protect sehingga bisa mendeteksi potensi pemalsuan.
Meski, sampai saat ini tidak jelas implementasi selanjutnya terkait bullion bank, apakah sudah jalan dengan yang existing seperti di Pegadaian dan Bank syariah atau ada hal baru lainnya.
Sementara itu, selain cerita Bullion Bank, ada salah satu fakta menarik tentang HRTA yang menjalin kerja sama dengan pihak India untuk ekspor emasnya tersebut.
Jadi, HRTA disebut telah memiliki partner bisnis ekspor di India, yakni kerja sama ekspor perhiasan dengan emas dari salah satu pelaku bisnis di India, yakni Bright Metal Refiners. Jadi, perusahaan asal India itu akan berkomitmen melakukan pembelian emas perhiasan dari HRTA Ke depannya, HRTA juga membuka peluang kerja sama dengan negara lainnya.
Lalu, bagaimana dengan kinerja HRTA? secara umum jika melihat pendapatan dan laba rugi tumbuh positif. Pendapatan tumbuh 82 persen menjadi Rp9,33 triliun, sedangkan laba bersih naik 25,94 persen menjadi Rp259 miliar.
Pertumbuhan laba bersih terkesan jauh lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan karena beberapa hal:
- Beban pokok pendapatan naik lebih kencang dibandingkan dengan pendapatan sebesar 89 persen menjadi Rp8,58 triliun.
- Beban bunga HRTA juga naik sebesar 40 persen menjadi Rp228 miliar. Hal itu selaras dengan kenaikan tingkat debt to equity ratio (DER) tembus 1,46 kali akibat adanya kenaikan utang bank jangka pendek sebesar 103 persen menjadi Rp1,68 triliun, serta utang bank jangka panjang naik 109 persen menjadi Rp345 miliar.
Dengan total utang hingga Rp2,81 triliun, kondisi arus kas operasional HRTA juga tidak terlalu baik setelah negatif senilai Rp652 miliar. Kondisi keuangan yang menurut kami tidak begitu solid ini membuat HRTA menjadi tidak menarik saat ini, meski harga emas naik.
Apalagi, secara valuas price to book value, harga saham HRTA cukup mahal dengan valuasi 0,96 kali. Angka itu sudah di atas rata-rata 5 tahun dan cenderung mendekati standard deviasi plus 1, artinya risiko sudah cukup tinggi.
Bagaimana dengan Efek Harga Emas ke ANTM?
Di tengah tren harga emas yang lagi meroket, harga saham ANTM malah loyo sepanjang 2023 setelah turun 12,85 persen. Apa yang terjadi dengan ANTM?
Penurunan harga sahan ANTM sebenarnya lebih berhubungan dengan kinerja perseroan yang lagi mengalami konsolidasi ketimbang harga emas.
Hal itu terlihat dari kinerja hingga kuartal III/2023, saham ANTM mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 8,26 persen menjadi Rp30,89 triliun. Meski pendapatan turun, ANTM justru beroperasi lebih efisien setelah mencatatkan laba kotor sebesar Rp6,09 triliun. Hal itu membuat gross profit margin ANTM naik menjadi 19,73 persen dibandingkan dengan 17,77 persen pada periode sama tahun lalu.
Lalu, dari sisi net profit margin juga naik tipis menjadi 8,5 persen dibandingkan dengan 8,4 persen pada periode sama tahun lalu.
Penjualan ANTM turun lebih disebabkan oleh penurunan penjualan emas, feronikel, alumina, bijih bauksit, perak, dan lainnya. Hanya pendapatan nikel yang naik 90,47 persen menjadi Rp6,78 triliun.
Akibatnya, porsi kontribusi bisnis emas ANTM terhadap pendapatan turun menjadi 62,43 persen dibandingkan dengan 70 persen pada periode sama tahun lalu. Kemudian, porsi kontribusi pendapatan nikel naik menjadi 32,67 persen dibandingkan dengan 25,16 persen pada periode sama tahun lalu.
Dari sisi laba bersih, ANTM pun mencatatkan penurunan sebesar 7,78 persen menjadi Rp2,6 triliun dibandingkan dengan Rp2,84 triliun
pada periode sama tahun lalu. Walaupun, dari segi arus kas operasional tetap kokoh di Rp3,98 triliun.
Adapun, jika melihat perkembangan laba bersih ANTM yang terus melesat sejak 2019, secara price to earning ratio (P/E) forward, valuasi saham ANTM sudah menarik di angka 11 kali. Secara historis 5 tahunnya, posisi itu sudah berada di bawah rata-rata 5 tahun yang sebesar 20,45 kali, bahkan posisi ini sudah mendekati level standard deviasi minus satunya.
Apalagi, jika nanti ekosistem kendaraan listrik yang dibangun Indoensia Battery Corporation bisa memberikan tambahan cuan ke laba bersih ANTM, harga saat ini jelas sudah murah.
Begitu juga jika dilihat dari price to book value (PBV), posisi saham ANTM sudah di bawah rata-rata 5 tahunnya sebesar 1,69 kali. Secara sektoral, saham ANTM juga sudah lebih menarik ketimbang ARCI, maupun MDKA.
Kesimpulan
Ada beberapa faktor penyebab harga saham emas di Indonesia kurang berhubungan erat dengan pergerakan harga saham.
Untuk di bisnis hulu, emiten terkait memiliki lini bisnis yang cukup beragam. Mereka tidak sekadar menambang emas, tapi juga bijih logam lainnya seperti nikel, tembaga, aluminium, dan lainnya. Bahkan, seperti AMMN, porsi penjualan emas lebih rendah dibandingkan dengan penjualan tembaganya.
Di sisi lain, harga logam industri juga dalam kondisi yang kurang bagus seiring dengan perekonomian global yang melambat. Hal itu membuat prospek saham emas dengan diversifikasi tambang ke logam industri menjadi mixed di tengah tren harga emas yang meroket.
Sebenarnya, ARCI menjadi salah satu emiten yang penjualannya full emas. Bahkan, porsi ekspornya melejit di 2023 ini. Namun, sayang harga sahamnya cenderung fluktuatif dan kenaikan kencang justru terjadi ketika ada rumor divestasi dari Peter Sondakh.
Lalu, saham HRTA bisa dibilang yang paling punya korelasi kedua dengan harga emas karena perseroan menjual produk hilir. Meski, emas yang dijual cenderung perhiasan, dan mulai masuk ke pasar emas batangan sendiri. Namun, kenaikan HRTA yang sudah tinggi setahun terakhir akan membuatnya sulit naik lebih tinggi lagi, kecuali harga emas naik tinggi juga berdampak terhadap realisasi kinerja keuangan hingga pembagian dividen.
Dengan asumsi HRTA akan membagikan 25 persen laba bersih pada tahun ini untuk dividen di 2024. HRTA berpotensi membagikan dividen senilai Rp18 per saham atau tingkat yield mencapai sekitar 4 persen. Ini berpotensi membuat daya tarik HRTA meningkat karena tren dividen yang terus naik.
Nah, dari deretan saham emas seperti ANTM, HRTA, MDKA, ARCI, hingga AMMN, mana yang paling menarik perhatianmu?
Mau dapat guideline saham dividen 2024?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini