Gambaran Nasib Saham BUKA yang Bisnisnya Makin Menciut

Saham BUKA bikin heboh dengan menutup bisnis marketplace toko fisiknya dan fokus di produk virtual. Kira-kira dengan begini, bagaimana prospek saham BUKA ke depannya?

Gambaran Nasib Saham BUKA yang Bisnisnya Makin Menciut

Mikirduit – Saham BUKA makin tertekan setelah mengumumkan penutupan bisnis marketplace untuk produk fisik. Lalu, bagaimana prospek saham BUKA ke depannya dengan bisnis yang makin lama, makin menciut ini?

Ada tiga hal yang kami ingat dari BUKA saat mereka IPO pada pertengahan 2021 silam.

  • BUKA bukanlah Amazon, melainkan seperti Shopify yang menyediakan tools untuk penggunanya jualan online atau bikin toko online. 
  • BUKA menguasai market di kota tier 2 dan 3 di Indonesia
  • BUKA ingin mengembangkan Mitra Bukalapak menjadi lebih besar lagi dibandingkan dengan marketplace-nya.

Dari tiga ucapan yang muncul saat perseroan IPO, hanya bagian bisnis mitra Bukalapak atau Online to offline (O2O) yang sempat terealisasi. Bisnis itu sempat melampaui pendapatan Marketplace pada 2022. Kala itu, pendapatan dari mitra Bukalapak tembus Rp1,99 triliun, sedangkan Marketplace hanya RP1,6 triliun. 

Sayangnya, setelah 2022, bisnis BUKA makin meredup. Pertumbuhan pendapatan bisnis mitra Bukalapak melambat signifikan dari rata-rata pertumbuhan di atas 100 persen pada 2021-2022 menjadi hanya 10,28 persen di 2023. Bahkan, hingga September 2024 hanya tumbuh 4,54 persen. 

Begitu juga dengan pendapatan bisnis Marketplace yang sempat bangkit di 2022-2023 dengan pertumbuhan sebesar 67 persen dan 48 persen pada periode tersebut. Namun, sampai September 2024 turun 0,26 persen.

Di sisi lain, semua lini bisnis BUKA juga mengalami kerugian. Bahkan, kerugian dari Marketplace per kuartal III/2024 meningkat menjadi Rp548 miliar dibandingkan dengan Rp422 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Meski, bisnis Mitra Bukalapak sudah mengarah ke profitabilitas dengan tingkat kerugian di kuartal III/2024 hanya Rp9,58 miliar. 

Di luar kinerja dua bisnis utamanya, bisnis tambahan BUKA di Buka Pengadaan juga tidak menghasilkan pendapatan di sepanjang 2024. 

Hingga akhirnya per Oktober 2024, BUKA merilis keterbukaan informasi terkait rencana penghentian kegiatan dan penutupan sejumlah lini usaha atau anak perusahaan. Aksi ini disebut berdampak signifikan terhadap sejumlah karyawan dan perseroan akan memenuhi hak dan kompensasi para karyawan yang terdampak.

Lalu, perseroan mengumumkan pada awal 2025 untuk menghentikan layanan produk fisik di Marketplace-nya.  Dengan begitu, perseroan hanya fokus di bisnis virtual seperti jualan pulsa, token PLN, hingga voucher games. 

Langkah ini mungkin cukup logis karena bisnis Marketplace produk fisiknya yang tidak memenuhi tingkat keekonomian yang baik untuk kelanjutan bisnis perseroan. Apalagi, BUKA bisa dibilang sudah kalah bersaing dengan Shopee dan Tokopedia dalam bisnis Marketplace toko fisik. 

Di sisi lain, bisnis utama BUKA lainnya, yakni Mitra Bukalapak juga menghadapi tantangan persaingan dari bisnis serupa dari SRC hingga GGRP, maupun mitra Djarum yang punya konsep serupa. 

Lalu, mau menjadi apa BUKA ke depannya? catatannya mereka bisa segera ekspansi ke bisnis lainnya mengingat ada dana IPO yang tersisa sekitar Rp9 triliun per Juli 2024.

Nasib Dana IPO Rp9 Triliun BUKA

Dari keterbukaan per Juli 2024, BUKA mengungkapkan perseroan masih punya dana segar dari IPO sekitar Rp9,8 triliun. Dana IPO itu mengendap sebagai kas setara kas dan ada yang ditempatkan di deposito dan SBN.

Sepanjang 2023, pendapatan keuangan perseroan dari bunga deposito dan kupon SBN mencapai Rp822 miliar. Sementara itu, per kuartal III/2024, pendapatan keuangan dari dua instrumen penempatan dana IPO itu sekitar Rp783 miliar. 

Jika dilihat realisasi penggunaan dana IPO per Juli 2024, salah satu yang sudah optimal digunakan untuk modal kerja perseroan telah mencapai 91 persen dari rencana, yakni sekitar Rp6,4 triliun dari total Rp7 triliun. Dengan dana ini, masalah kompensasi PHK karyawan terkait penutupan bisnis jelas bukan masalah, karena masih ada dana sekitar Rp600 miliar. 

Penggunaan dana lainnya yang cukup optimal ada di pengembangan lainnya yang telah mencapai 55,29 persen dari target dana. Dana IPO untuk kebutuhan itu sudah digunakan senilai Rp3,89 triliun dari rencana Rp7 triliun.

Lalu. modal kerja untuk Mitra Bukalapak menjadi yang terserap paling optimal ketiga sebesar 35,77 persen. Dari rencana Rp3,19 triliun, dana IPO untuk kebutuhan itu sudah digunakan Rp1,14 triliun. 

Mirisnya, dana IPO yang digunakan untuk modal kerja Buka Pengadaan senilai Rp213 miliar menjadi yang terserap optimal keempat sebesar 16,43 persen. Sampai Juli 2024, sudah terserap Rp35 miliar, sayangnya bisnis Buka Pengadaan malah tidak menghasilkan pendapatan sepanjang 2024. 

Dari informasi websitenya, bisnis Buka Pengadaan sedang dibekukan. Namun tidak jelas, apakah bisnisnya tutup atau ada masalah perizinan dan sebagainya yang membuat izin-nya dibekukan. 

Lalu, bagaimana penggunaan dana IPO Rp9 triliun sisanya? jika manajemen BUKA ingin mengubah peruntukkan penggunaan dana IPO, perseroan harus melakukan RUPS Luar Biasa yang sudah dilakukan di akhir tahun lalu. BUKA mengubah peruntukkan dana IPO dengan sekitar 46 persen dana akan digunakan untuk pertumbuhan dan pengembangan usaha BUKA dan entitas anak. Artinya, sisa dana IPO yang terpakai akan digunakan sepenuhnya untuk pengembangan bisnis setara Rp9 triliun dari alokasi sebelum nya sekitar Rp7 triliun.

Dalam keterangannya, pengembangan usaha itu tidak terbatas pada pembelian saham atau aset, maupun penyertaan saham pada satu atau lebih perusahaan dengan perjanjian perusahaan patungan, hingga pelunasan pinjaman untuk keperluan pengembangan bisnis di masa depan.

Dari keterangan itu, terlihat BUKA belum ada rencana rinci untuk pengembangan bisnis dengan dana IPO senilai Rp9 triliun.

Harga CPO Makin Loyo, Jadi Peluang Serok Lagi atau Tanda Red Flag?
Harga komoditas CPO terus turun sejak menyentuh level tertinggi tahun lalu sekitar 5.200 ringgit per ton. Apakah ini akan menjadi peluang untuk bottom fishing saham CPO atau jadi makin red flag?

Pertaruhan Saham BUKA

Lalu, apakah saham BUKA masih punya peluang bangkit dari level yang mendekati all time low-nya saat ini? 

Jawabannya, peluang bangkit bisa saja terjadi jika manajemen telah menentukan mau ekspansi ke bisnis yang seperti apa. Toh, dengan dana Rp9 triliun, sebenarnya itu modal yang lebih dari cukup untuk masuk ke bisnis yang lebih profitable. Dana segar BUKA untuk ekspansi bisa bertambah jika mereka melakukan divestasi di saham BBHI. Sebagai catatan, dari penutupan pasar 10 Januari 2025, BUKA masih punya investasi sekitar Rp1,9 triliun di saham BBHI.

Namun, itu juga bak pertaruhan karena sejak IPO sampai saat ini, kami menilai BUKA tidak melakukan pengembangan bisnis ke arah yang positif. Malah rata-rata bisnis BUKA mengalami perlambatan dan kemunduran. Untuk itu, kami menilai salah satu masalah utamanya ada di manajemen yang terlalu lambat untuk mengambil langkah atau malah mengambil langkah yang kurang tepat. 

Sementara itu, jika BUKA tidak melakukan apa-apa dan menikmati hasil keuntungan dari kupon SBN dan deposito untuk menutup operasional bisnis yang menciut juga membuat BUKA menjadi perusahaan Zombie yang tidak memiliki bisnis. 

Secara valuasi dengan PBV, saham BUKA sudah cukup murah dengan asumsi wajar di Rp134 per saham. Namun, jika tidak ada gebrakan dari manajemen terkait rencana ekspansi bisnis, jelas saham BUKA akan sulit menuju harga wajarnya. 

Risiko terburuk saham BUKA bisa menuju Rp67,2 per saham jika kinerja malah memburuk (padahal sebelumnya dengan asumsi bisnis tumbuh moderat, BUKA bisa jadi saham teknologi pertama yang meraup laba bersih, tapi ternyata kualitas bisnisnya tidak begitu bagus hingga perseroan malah melepas bisnis Marketplace fisiknya). 

Jika nantinya BUKA bisa ekspansi ke bisnis yang memiliki tingkat keekonomian yang lebih baik bukan tidak mungkin bisa menuju ke valuasi PBV mean rata-rata 3 tahun di Rp204 per saham.

PROMO JANUARI 2025: JOIN MIKIRDIVIDEN BONUS PAKET E-BOOK SAHAM PERTAMA

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru yang sedang disiapkan:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini