Rahasia Kenapa Harga BBM di Indonesia Naik-turun
Harga Pertamax naik lagi ke Rp13.300 per liter. Kenapa harga BBM di Indonesia labil banget ya? padahal katanya kaya akan minyak. Begini faktanya.
Mikir Duit – Harga Pertamax kembali diumumkan naik menjadi Rp13.300 per liter dibandingkan dengan sebelumnya Rp12.800 per liter. Ada yang penasaran kenapa sih harga bensin yang non-subsidi itu naik-turun yang bikin anggaran ongkos menjadi tidak pasti?
Banyak yang masih mengira, Indonesia adalah negara minyak dan jadi bertanya, kalau begitu kenapa harga bensin di Indonesia mahal sih?. Sebenarnya, pernyataan itu tidak salah, Indonesia pernah menjadi anggota Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada 1962. Hal itu terjadi, karena jumlah konsumsi minyak Indonesia hanya mencapai 25 persen dari total produksi yang sebesar 486.000 barel.
Dengan surplus minyak yang sangat besar, Indonesia pun menjadi salah satu eksportir minyak terbesar dunia saat itu. Sehingga, Indonesia pun termasuk salah satu anggota awal OPEC kala itu.
Namun, produksi minyak Indonesia mulai terus turun sejak 1996 hingga surplus minyak Indonesia menipis dan akhirnya terpaksa impor. Akhirnya Indonesia secara sukarela keluar dari OPEC pada 2008. Sebenarnya, Indonesia sempat kembali masuk ke OPEC pada 2016, tapi tidak sampai setahun Indonesia memutuskan kembali keluar dari perkumpulan eksportir minyak tersebut. Kabar burungnya, Indonesia ogah bayar biaya administrasi keanggotaan yang mencapai Rp30 miliar.
Kini, produksi minyak Indonesia yang sudah diolah dan siap dijual alias lifting sekitar 600.000-an barel per hari, sedangkan konsumsinya tembus 1,47 juta barel per hari. Artinya, Indonesia mengalami defisit minyak yang membuatnya harus impor dari negara lain.
Adakah Hubungan Produsen Minyak dengan Harga Bensin?
Bisa dibilang, ada hubungan kuat antara status produsen dan eksportir minyak terhadap harga bensin. Ketika sebuah negara bisa ekspor minyak artinya kebutuhan minyak dalam negerinya sudah terpenuhi. Dengan begitu, tidak ada biaya impor minyak yang fluktuatif mengikuti harga dunia.
Buktinya nih, per 1 Maret 2023 untuk jenis bensin dengan oktan 95 satu level di bawah Pertamax Turbo, Harga minyak di beberapa negara produsen minyak besar seperti, Venezuela, Libya, Iran, Algeria, Kuwait, Irak, Bahrain, Nigeria, Qatar, Oman, Arab Saudi, hingga UAE jauh lebih murah dibandingkan Indonesia.
Dalam data Globalpetrolprice.com, harga bensin di Indonesia untuk oktan 95 senilai Rp14.042 per liter, sedangkan seluruh nama yang disebut tadi mematok harga sekitar Rp200 hingga Rp12.000-an per liter.
Negara dengan harga bensin termurah dan mematok harga di bawah Rp10.000 per liter antara lain, Venezuela Rp241 per liter, Libia Rp471 per liter, dan Iran Rp814 per liter.
Beberapa riset mengatakan harga minyak di Venezuela murah karena mereka memiliki sistem pencadangan minyak yang bagus.
Lalu, Kenapa Harga Bensin Naik-Turun?
Berhubung jumlah impor kita yang lebih dari 50 persen produksi minyak yang tersedia. Mau tidak mau, kita harus mengikuti pergerakan harga minyak yang sangat fluktuatif. Misalnya, ketika perang Rusia-Ukraina pada awal 2022 telah membuat harga komoditas melejit, termasuk minyak.
Akhirnya, kenaikan harga minyak itu pun membuat harga BBM non-subsidi, bahkan akhirnya penugasan seperti Pertalite juga dinaikkan. Alasannya, ya harga bahan bakunya naik, masa harga jualnya tidak naik? kalau begitu jadinya jual rugi dong.
Namun, penetapan harga BBM itu pun tidak sembarangan.Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sudah punya formula sendiri yang bisa digunakan perusahaan pom bensin untuk menentukan harga.
Formula harga BBM dalam negeri pun terbagi menjadi dua, yakni oktan di bawah 95 seperti Pertamax, dan oktan di atas 95 seperti Pertamax Turbo,Racing, dan lainnya.
Untuk formula BBM jenis oktan di bawah 95, perhitungannya bisa mengacu harga dasar di MOPS atau Argus sebagai patokan harga BBM dunia. Lalu, angka itu ditambah Rp1.800 per liter dan margin maksimal 10 persen.
Lalu, untuk formula BBM jenis oktan di atas 95 antara lain, perhitungannya mengacu ke harga dasar di MOPS dan Argus. Lalu, hasilnya ditambah Rp2.000 per liter dengan margin maksimal 10 persen.
Harga MOPS dan Argus pun akan menyesuaikan pergerakan harga bahan bakunya, yakni minyak mentah. Jika harga minyak mentah naik, ya harga MOPS dan Argus juga naik.
Dengan begitu, harga BBM non-subsidi di Indonesia selalu naik turun karena memang menggunakan perhitungan acuan harga global.
Kesimpulan
Jangan pernah merasa harga BBM tidak pernah turun. Kita pernah merasakan harga Pertamax di Rp8.000-an ketika harga minyak jatuh ke bawah 40 dolar AS per barel.
Di sisi lain, posisi harga BBM di Indonesia juga tidak terlalu mahal di dunia. Indonesia termasuk negara dengan BBM termurah ke-26 di dunia.
Apalagi, jika memaksakan subsidi BBM demi harga yang murah efeknya tidak berkelanjutan. Harga BBM yang tinggi bisa membuat subsidi makin tinggi dan keuangan negara bakal terbebani.
Toh, di Asean, harga BBM di Indonesia termasuk yang murah. Meski, ya jadi harus rada hemat ya menghadapi risiko kenaikan harga BBM. Namun, jika perang Rusia-Ukraina sudah selesai, ya harga minyak dunia berpotensi turun dan harga BBM non-subsidi juga bisa turun lagi deh.