Harga Right Issue TOWR Rp900 per Saham, Buy or Skip?
Kamu holder TOWR juga? baca ini untuk menentukan mending beli di pasar reguler atau beli sesuai harga pelaksanaan right issuenya!
Mikirduit – PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) merilis keterbukaan informasi rencana right issue yang lebih detail. Kali ini, TOWR umumkan harga pelaksanaan right issue TOWR ada di Rp900 per saham alias di atas harga pasar. Kira-kira, bagaimana aksi terbaik untuk merespons right issue TOWR tersebut?
Dalam update rencana right issue TOWR kali ini, ada perubahan yang cukup signifikan terjadi, yakni target dana yang dihimpun turun setengahnya menjadi Rp4,5 triliun.
Dikutip dari Investor.id, Wakil Direktur Utama TOWR Adam Ghifari mengatakan penurunan target dana right issue ini berkaitan dengan pelaksanaan rapat umum pemegang saham luar biasa. Pihaknya menyebutkan memiliki beberapa skenario, dan semakin dekat ke RUPSLB, semakin jelas mana skenario yang harus dipilih.
"Kami juga terus mempertimbangkan semua opsi ekspansi yang sifatnya organik maupun anorganik (Akuisisi)," ujarnya.
Terkait aksi anorganik, riset BRI Danareksa yang ditulis oleh Niko Margaronis dan Christian Sitorus mengungkapkan, dana right issue TOWR memiliki beberapa tujuan, selain menyelesaikan beberapa utang juga ada rencana akuisisi aset fiber optik milik ISAT.
Kembali ke right issue TOWR, apa yang harus dilakukan dengan harga pelaksanaan yang ditawarkan senilai Rp900 per saham atau di atas harga pasar per 17 Oktober 2024?
Right Issue TOWR, Beli atau Skip?
Saat aksi right issue, emiten biasanya akan menawarkan harga pelaksanaan di bawah harga pasar. Tujuannya, agar investor publik tertarik untuk beli. Beberapa alasan lainnya bisa jadi terkait kesepakatan transaksi dengan pembeli siaga yang ingin beli di harga bawah.
Namun, tidak selamanya right issue di bawah harga pasar. Hal serupa pernah terjadi di saham PANI pada akhir 2023. Perusahaan Properti milik Aguan itu menetapkan harga right issue di atas harga pasar senilai Rp5.000 per saham. Dengan skema, pengendali PANI menjadi standby buyer.
Dalam kasus PANI, emiten properti itu wajar mematok harga tinggi dan pengendali menjadi pembeli siaga karena Rp9,48 triliun dari total dana Rp10,48 triliun digunakan untuk akuisisi 7 perusahaan terafiliasi, yang sebenarnya juga dimiliki oleh pengendalinya. Jadi, dana segar yang didapatkan itu hanya senilai Rp990 miliar yang juga digunakan untuk disetorkan ke anak usaha.
Dengan begitu, harga saham right issue yang ditawarkan di atas harga pasar berarti pengendali ingin menjaga bahkan menambah rasio kepemilikannya. Soalnya, investor ritel pasti akan berpikir berulang kali jika ingin ambil right issue di harga atas tersebut.
Jika dilihat, total saham publik di TOWR per 17 Oktober 2024 itu sekitar 37,52 persen. Artinya, jika seluruh saham publik tidak menyerap right issue, stand by buyer harus menyerap sekitar Rp1,68 triliun.
Dengan begitu, total porsi publik berpotensi turun menjadi 35,05 persen dibandingkan dengan 37 persen dari sebelum right issue.
Bagi investor ritel, dengan right issue di harga pasar, pilihan terbaik adalah tidak eksekusi right issue dan masuk di pasar reguler saja. Dengan harga saat ini (per 17 Oktober 2024) di Rp815 per saham, kamu bisa menambah kepemilikan saham TOWR dengan harga yang lebih murah.
Nanti bagaimana efek dilusinya? dengan harga pelaksanaan di atas harga pasar serta porsi saham yang diterbitkan cukup rendah, sehingga efek dilusinya juga tidak terlalu terasa.
Prospek Saham TOWR
Salah satu yang menjadi perhatian adalah tingkat utang TOWR yang dinilai cukup tinggi. Debt to Equity Rasio (DER) per semester I/2024 tembus 2,79 kali. Lalu, apakah kondisi itu berisiko?
Jika menggunakan indikator utang lainnya seperti Interest Coverage Rasio (ICR) dengan hitungan twelve trailing months (TTM), total laba usaha TOWR yang disetahunkan dengan TTM saat ini masih mampu bayar cicilan utang hingga 2 tahun ke depan.
Jika emiten ini terus mencatatkan pertumbuhan bisnis yang positif, utang tersebut bukan jadi soal.
Tantangannya dalam aksi right issue ini, TOWR punya beberapa utang yang mau jatuh tempo dalam kurang dari 1 tahun, yakni utang bank senilai Rp9,25 triliun, serta utang obligasi senilai Rp3,76 triliun.
Kami menilai dana right issue ini bisa jadi akan difokuskan untuk penyelesaian utang obligasi yang jatuh tempo dalam setahun ke depan senilai Rp3,08 triliun. Sementara itu nilai utang bank TOWR senilai RP9,25 triliun masih bisa di-handle karena tidak harus melunasi di satu waktu.
Jadi, apakah ini pertanda buruk untuk TOWR? jawabannya yang tidak juga karena bisnis TOWR ini marketnya Business to Business dan cenderung defensif. Kami menilai utang TOWR ini bisa diselesaikan dan terbayarkan dengan pertumbuhan bisnis yang atraktif.
Soalnya, mayoritas utang TOWR dan anak usahanya Protelindo ini untuk akuisisi aset.
Dengan harga Rp900 per saham, berarti tingkat PE yang ditawarkan sekitar 13,91 kali. Angka PE dari TOWR itu pun masih cenderung lebih murah dibandingkan dengan TBIG sebesar 26,51 kali. Bahkan, jika dibandingkan dengan MTEL, PE TOWR menjadi yang paling murah.
Untuk itu, jika kinerja TOWR di 2025 lanjut bertumbuh, investor mungkin bisa kembali berminat ke saham menara telekomunikasi ini. Apalagi, TOWR jadi pemimpin pasar untuk jenis layanan fiber to tower yang berguna untuk jaringan 5G.
Kalau menurutmu, bagaimana prospek saham TOWR ini?
Mulai Langkah Investasi Saham-mu Bersama Mikirdividen
Kamu bisa mengetahui gambaran benefit jadi member mikirdividen dengan klik di sini.
Secara umum, kamu akan mendapatkan beberapa benefit dengan menjadi member mikirdividen seperti:
- Analisis 31 Saham Dividen yang Cocok untuk Investasi Jangka Panjang (Di-update fundamentalnya per 3 bulan dan harga wajar secara real-time)
- 24 Digest, Publikasi bulanan yang bisa memandumu investasi saham dengan fenomena yang bakal terjadi di bulan selanjutnya
- Grup Diskusi di Whatsapp
- Event Online Bulanan
Kamu bisa jadi member Mikirdividen dengan Harga Diskon 33% menjadi Rp400.000 per tahun. Untuk join jadi member bisa klik di sini. | Promo Paket Ini Berlaku Hingga 31 Desember 2024
Selain itu ada promo lainnya seperti:
- Paket Lengkap Mikirdividen 1 Tahun + Paket e-Book Saham Pertama: DISKON 44% menjadi Rp500.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket ini hanya berlaku hingga 30 September 2024
- Paket e-Book Saham Pertama dengan Benefit (e-Book Saham Pertama, Rekaman Event Saham Pertama, Kalkulator Harga Wajar): DISKON 33% menjadi Rp200.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket Ini Berlaku hingga 31 Desember 2024
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini
Referensi
Investor.id, 15 Oktober 2024, Sarana Menara (TOWR) Ungkap Alasan Pangkas Target Dana Rights Issue