Hubungan Saham Indonesia dengan The Fed, dan Prospek 2024
Saham Indonesia bisa dibilang kurang bergairah sejak 2022 akibat The Fed menaikkan suku bunga terlalu agresif. Apa hubungan pasar saham Indonesia dengan suku bunga the Fed?
Pasar saham bergerak dalam tren mendatar atau sideway sepanjang 2023. Padahal ekonomi Indonesia dan kinerja keuangan emiten-emiten tumbuh dengan solid. Penyebabnya adalah bank sentral Amerika Serikat Federal Reserves atau The Fed sedang ‘getol’ untu menurunkan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Apa hubungannya suku bunga The Fed dengan pasar saham di Indonesia ya?
Sebelum bahas lebih lanjut, menurut para analis dan ekonom, The Fed mulai melunak dan perkiraannya pada 2024, tren kenaikan suku bunga The Fed akan berhenti bahkan turun. Lantas apakah ini jadi angin segar buat pasar saham Indonesia?
Sebelumnya, mari kita mengulik hubungan antara pasar saham Indonesia dengan suku bunga The Fed di AS.
BACA JUGA: Suku Bunga Lagi Tinggi, Momen Beli Saham Bagus di Harga Murah?
The Fed Galak, Pasar Saham Merana
Bisa dikatakan hubungan antara pasar saham Indonesia dengan suku bunga the Fed terjalin karena ekspektasi investor. Dasarnya harga suatu saham bergerak karena ekspektasi investor. Di mana, ekspektasi tersebut muncul karena ada trigger plus ‘ramalan’.
Suku bunga The Fed adalah sebuah trigger atau sebuah isu yang memancing ekspektasi investor terhadap perkembangan ekonomi dunia. Sebab Amerika Serikat adalah negara adidaya, sehingga apa yang terjadi di Paman Sam gak hanya berdampak kepada ekonomi domestik tapi juga dunia seperti Indonesia. Sehingga seluruh kebijakan bank sentral Paman Sam akan mempengaruhi sikap investor besar lokal maupun investor asing.
Mundur sedikit ke belakang ketika The Fed pada akhirnya menaikkan suku bunga untuk pertama kali pada Maret 2022. Saat itu inflasi AS melonjak ke 9%, tertinggi sejak 40 tahun terakhir sehingga perlu kebijakan untuk menurunkan suhu inflasi..
Ketika inflasi melonjak, kebijakan moneter dipilih oleh bank sentral dengan menaikkan suku bunga. Harapannya dana beredar di masyarakat dapat ditarik ke bank sehingga inflasi dapat turun.
Namun, kenaikan harga secara umum yang terjadi di AS dipengaruhi oleh beragam faktor, salah satunya adalah kenaikan harga komoditas karena perang antara Rusia dan Ukraina di tengah pasokan minyak yang minim akibat kilang tutup di masa pandemi Covid-19.
Selain itu, inflasi AS juga terjadi karena daya beli masyarakat membaik seiring dengan pulihnya pendapatan masyarakat Amerika Serikat serta menyusutnya pengangguran di sana.
Namun, langkah The Fed malah mendapat respon negatif. Alih-alih menjadi solusi, langkah The Fed dengan menaikkan suku bunga secara agresif membuat investor kalang kabut, ketakutan terjadi resesi berikutnya.
Kenaikan suku bunga dari 0% ke 5% dianggap dapat meningkatkan risiko resesi. Sebab dapat berpengaruh terhadap kredit [perbankan baik untuk komersial maupun korporasi]. Dampaknya adalah konsumsi turun dan perusahaan memilih tidak ekspansi atau lebih defensif. Sehingga pertumbuhan ekonomi akan melambat.
Saat kondisi ekonomi menjadi tidak pasti, para investor kemudian mengambil jurus yang aman yakni cash is king alias memilih menyimpan dananya di tempat yang aman seperti safe haven atau malah menimbun uang tunai.
Akhirnya pasar saham yang memiliki segudang risiko dihindari oleh investor sehingga harganya turun. Misalnya saja Indeks Dow Jones anjlok 8,78%, indeks S&P500 melemah 19,44%, dan indeks NASDAQ anjlok 32,97% sepanjang 2022.
Efek dari The Fed yang agresif pun mulai terasa dampaknya pada Indeks Harga Saham Gabungan di paruh kedua 2022 hingga saat ini. Di mana IHSG pada kuartal ketiga dan keempat 2022 mencatatkan kinerja negatif yakni -2,70% dan 0,66%. Kemudian pada 2023 IHSG tidak berkembang dan terus berada di tren sideways.
BACA JUGA: Suku Bunga Lagi Tinggi, Ini Efeknya ke Kehidupan Kita
2024 Fed Melunak, Harapan untuk IHSG?
Setelah kenaikan yang agresif pada 2022, suku bunga Fed kemudian mulai melunak pada 2023 seiring dengan inflasi AS yang mendingin.
Meskipun ekonomi sang negara adidaya mampu bertahan dan bertumbuh 4%, angka pengangguran Amerika Serikat nyatanya malah kembali naik menjadi 3,9% pada Oktober 2023.
Hal ini diharapkan menjadi daya tawar untuk The Fed melunak. Sebab saat pengangguran meningkat, tingkat inflasi bisa mendingin.
Berdasarkan kurva Philips, yang menerangkan hubungan antara pengangguran dan inflasi, saat angka pengangguran meningkat maka dapat mendorong inflasi turun. Hal ini yang kemudian membuat para investor melihat The Fed akan lebih melunak hingga 2024. Kata melunak bisa diartikan dengan menahan suku bunga bahkan turun.
Menurut perangkat The Fed Watch, bank sentral AS akan menahan suku bunganya di 5.25%-5,5% hingga Mei 2023 dan kemudian mulai menurunkan suku bunganya pada Juni 2024 ke 5%-5,25%.
Jika The Fed benar menahan atau bahkan menurunkan suku bunganya pada 2024, ini akan menjadi angin segar bagi pasar saham. Hal ini sudah dibuktikan secara historis di mana pada periode sebelumnya pasar saham AS merespon positif dengan kenaikan hingga 163.9%.
Begitu pula dengan kinerja IHSG yang sejalan dengan kinerja saham Wall Street saat The Fed menahan suku bunganya.
Jadi jika The Fed benar menahan suku bunganya hingga pertengahan 2024, pasar saham berpotensi 'berpesta' jika melihat historis dari situasi periode sebelumnya. Apakah ini menjadi tanda pasar saham Indonesia akan bullish di 2024?
(Diedit oleh Surya Rianto)
Mau dapat guideline saham dividen 2024? - Diskon Langsung Rp100.000
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Informasi posisi harga saham dividen sudah murah atau mahal
- Perencanaan investasi dari alokasi modal dan toleransi risiko untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini