IDX Techno Terbang 20%, Rotasi Sektor Menuju Teknologi Dimulai?
Setelah terpuruk selama tiga tahun, IDX Techno terpantau reli sejak September 2024 lalu, mengakumulasi penguatan lebih dari 20%. Apakah ini jadi sinyal sudah ada rotasi sektor ke teknologi?
Mikirduit - Beberapa tahun terakhir sektor teknologi tenggelam gara-gara efek inflasi ketat - suku bunga tinggi yang membuat mereka harus melakukan efisiensi sampai PHK besar-besaran.
Namun, akhir-akhir ini sektor tersebut mulai bangkit. Tercermin dari pergerakan IDX Techno yang sudah reli sejak September 2024 lalu. Jika ditarik penguatannya sampai Rabu (15/1/2024) sudah melesat 27%. Apakah ini jadi rotasi sektoral ke saham-saham teknologi? kira-kira menarik masuk ke saham perusahaan apa?
Teknologi, Jadi Kebutuhan Primer Jaman Now
Dalam skala internasional, teknologi sudah menjadi kebutuhan primer yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi di malam hari.
Kehadiran teknologi kini sudah bertransformasi dengan bantuan Artificial Intelligence (AI) untuk berbagai aktivitas di berbagai bidang.
Menurut survei World Economic Forum (WEF) pada akhir 2024 yang melibatkan 1000 responden dari 14 juta pekerja yang tersebar ke 22 industri dan 55 klaster ekonomi menyatakan 86% AI dan teknologi pengolahan informasi akan mentransformasi bisnis.
Baru-baru ini, Nvidia juga menyatakan pandangan-nya terhadap evolusi AI di masa depan. Ada empat hal yang mencangkup persepsi AI sampai implementasi-nya di kehidupan nyata.
→ AI Persepsi: Fondasi pembelajaran mesin modern, tempat sistem dilatih untuk menginterpretasikan dan menganalisis data.
→ AI Generatif: Fokus saat ini – model yang menciptakan teks, gambar, dan konten lain yang mengubah industri seperti game, pemasaran, dan media.
→ AI Agen: Munculnya agen otonom yang mampu mengelola alur kerja, memecahkan masalah, dan memberikan wawasan.
→ AI Fisik: sistem AI mendapatkan perwujudan untuk beroperasi dan berinteraksi di dunia fisik.
Dari tahapan evolusi tersebut kita membayangkan perkembangannya AI tidak hanya sebagai pendengar dan merespon permintaan kita di dunia online, tetapi nantinya bisa berinteraksi secara fisik di sekitar kita.
Lantas, bagaimana sektor teknologi di Indonesia?
Kalau berbicara sektor teknologi di Indonesia bisa dibilang ini masih baru, sektor IDX Techno juga baru berdiri sejak 2021 lalu dan terkini baru ada sekitar 47 emiten yang menjadi konstituen.
Kontribusi terhadap IHSG juga baru sekitar 5%. Berbeda dengan sektor teknologi di Amerika Serikat (AS) di mana sektor ini menjadi kontributor utama, sementara di Indonesia masih dari sektor perbankan yang utama dengan kontribusi lebih dari 30%.
Pilihan saham-saham-nya di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga bisa dibilang terbatas, lebih banyak didominasi emiten data center, yakni PT lebih banyak didominasi segmen e-commerce seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Perlu dicatat, khusus BUKA baru-baru menyatakan menutup segmen bisnis e-commerce-nya untuk produk fisik.
Ini tidak bisa dipungkiri karena dari sisi performa fundamental rata-rata perusahaan teknologi masih merintis dan belum terlalu establish. Bahkan, masih banyak yang mencatat kerugian.
Hal ini karena pada awal berdiri mereka banyak melakukan bakar uang yang membebankan operasional mereka, ditambah lagi dengan banyaknya ketidakpastian seperti inflasi ketat, suku bunga tinggi, sampai geopolitik membuat mereka harus melakukan efisiensi.
Misalnya, tahun lalu ada GOTO yang melakukan PHK terhadap 12% dari total karyawan-nya atau setara 1.300 orang. Memang pada awalnya keputusan ini sulit, tetapi demi perusahaan tetap berdikari secara finansial, ini harus dilakukan.
Dari GOTO, efisiensi yang dilakukan sudah mulai tercermin dari hasil kinerja sepanjang kuartal III/2024 lalu di mana pos beban berhasil turun signifikan, seperti beban penjualan dan pemasaran turun 55% menjadi Rp2,18 triliun, beban pengembangan produk menjadi lebih efisien 52% menjadi Rp 1,32 triliun, dan beban operasional dan pendukung dipangkas 43% menjadi Rp 749 miliar.
Alhasil, sampai September 2024, total biaya dan beban susut 29% menjadi Rp 13,71 triliun dari sebelumnya mencapai Rp 19,31 triliun. Hal ini juga membuat GOTO mencatatkan adjusted EBITDA positif di angka Rp137 miliar, tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Di sini kami melihat efek perampingan sederet beban operasional ini harusnya akan mulai tercermin dari hasil laporan keuangan 2024 yang akan segera rilis pada awal tahun ini.
Kami menilai, sederet saham-saham emiten teknologi ini lebih menarik diperhatikan untuk memanfaatkan momentum trading jangka pendek seiring dengan potensi perbaikan kinerja fundamental.
Sementara itu, khusus untuk Bukalapak pada tahun ini akan mengikuti langkah efisiensi dengan PHK karyawan imbas dari penghentian layanan produk fisik. BUKA juga masih punya dana segar Rp9 triliun yang bisa digunakan sebagai kesempatan untuk alih bisnis yang lebih profitable.
Namun, itu juga bak pertaruhan karena sejak IPO sampai saat ini, kami menilai BUKA tidak melakukan pengembangan bisnis ke arah yang positif. Malah rata-rata bisnis BUKA mengalami perlambatan dan kemunduran.
Adapun sebagai catatan lagi, sektor teknologi masih menghadapi beberapa tekanan seperti kuatnya ekonomi AS yang membuat yield treasury terbang akan menahan masuknya investasi dan beban dari ongkos pinjaman tinggi akibat laju pemangkasan suku bunga bank sentral melambat di tahun ini.
Kesimpulan
Sejauh ini, kami masih tidak menjadikan saham teknologi di Indonesia sebagai pilihan saham investasi. Hal itu disebabkan fundamental dan prospek yang masih belum jelas, seperti di saham BUKA. Meski, BUKA sendiri ada potensi momentum jika dia menggunakan cash yang tersedia.
Untuk itu, kita bisa masuk ke saham teknologi dengan tujuan trading jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang masih belum menarik. Apalagi, sub sektor teknologi di IDX juga masih cenderung terbatas.
Menurutmu, apa nih saham teknologi yang berpotensi booming di 2025?
PROMO JANUARI 2025: JOIN MIKIRDIVIDEN BONUS PAKET E-BOOK SAHAM PERTAMA
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .
Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.
Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Beberapa benefit baru yang sedang disiapkan:
- IPO Digest Premium
- Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
- Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini