IHSG Terbang 10 Persen Dalam 2 Pekan, Tanda Pasar Saham Bullish?
IHSG naik 10 persen dalam dua pekan, apakah ini menjadi pertanda bullish solid untuk ke depannya? kami ulas faktor-faktor risiko dan peluang pasar saham ke depannya di sini

Mikirduit – IHSG mencatatkan kenaikan 10 persen sejak 9 April 2025. Kenaikan ini menjadi yang paling agresif kedua setelah sebelumnya sempat naik 12 persen dalam sebulan pada Agustus-September 2024. Apakah ini sinyal pemulihan pasar?
Pasar saham secara regional mulai terdorong naik sejak Donald Trump mengumumkan penundaan pengenaan tarif ke seluruh negara kecuali China. Pengumuman itu diberikan setelah Trump terus beradu tarif dengan Xi Jinping hingga pengenaan tarif ratusan persen.
Sejak saat itu, laju pasar saham menjadi lebih ringan dari tekanan perang dagang, tapi sifatnya hanya sementara. Di sisi lain, pasar saham AS masih dalam ketidakpastian karena Trump mengungkapkan ingin memecat Gubernur The Fed Jerome Powell karena terlalu lambat dalam menurunkan suku bunga.
Namun, pada 23 April 2025 dini hari, Trump melunak dengan melakukan klarifikasi kalau tidak berniat memecat Jerome dari The Fed.
Saat Trump yang plin-plan dengan kebijakannya, ada tekanan dari kenaikan US Treasury Bond Yield signifikan pada 4-11 April 2025. Kala itu, US Treasury bond yield 10 tahun naik dari 3,99 persen menjadi 4,48 persen.
Kenaikan US Treasury Bond Yield tersebut terjadi karena ada aksi jual besar-besaran. Kabarnya, total penjualan obligasi AS bisa mencapai 29 triliun dolar AS kala itu. Banyak yang berasumsi pelaku penjual obligasi AS tersebut adalah China, yang memang hold obligasi Negeri Paman Sam tersebut.
Selaras dengan tingginya aksi jual US treasury bond tersebut, indeks dolar AS pun mengalami pelemahan signifikan ke bawah 100.
Lalu, apakah hal tersebut menjadi pertanda pasar saham di Indonesia bisa lanjut bullish?
Memahami Kenaikan Agresif Pasar Saham Indonesia
Selaras dengan sentimen tersebut, pasar saham Indonesia juga mulai menanjak sejak 10 April 2025. Lalu, apakah tanda pasar saham kembali bullish?
Jawabannya, sejauh ini kami menilai masih belum. Kenaikan pasar saham Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti, aksi buyback emiten tanpa RUPS, momen dividen, hingga ekspektasi BPJS Ketenagakerjaan menambah porsi investasi di pasar saham. Sementara itu, untuk Danantara baru mulai dapat cash pada 23 April 2025 sehingga uang masuknya masih belum tersalurkan ke pasar modal.
Misalnya, dari buyback emiten, beberapa emiten mulai melakukan buyback. Dari catatan kami, ada 8 saham yang diindikasi sudah mulai melakukan buyback. Total buyback diperkirakan baru sekitar Rp429 miliar. Ke-8 emiten tersebut antara lain, BBRI, BREN, HEAL, BBNI, BRPT, CUAN, ADRO, dan AADI.
Lalu, momen dividen, dalam sebulan terakhir ada beberapa RUPS yang memutuskan tingkat dividen yang cukup menarik.
Beberapa saham yang membagikan dividen menarik antara lain seperti, ITMG senilai Rp2.245 per saham, LPPF senilai Rp300 per saham, BBNI senilai Rp374 per saham, BMRI Rp466 per saham, BBRI Rp208 per saham, ADMF Rp703 per saham, BNGA Rp155, hingga BJBR Rp85,25 per saham.
Selain momen pengumuman dividen, ada juga momen pembayaran dividen yang sudah mulai dilakukan per 23 April 2025. Dengan cairnya dividen dari BBRI dan BMRI tersebut, ada potensi Danantara juga masuk ke pasar saham. Namun, kami perkirakan Danantara juga akan menunggu momen yang tepat untuk masuk ke pasar, tidak dalam kondisi pasar yang baru saja naik tinggi seperti saat ini.

Apakah Risiko Market Masih Ada?
Meski begitu, kami menilai kondisi market saat ini belum akan lanjut dalam tren bullishnya. Ada beberapa faktor yang jadi perhatian saat ini, paling utama adalah posisi rupiah yang masih terus melemah, padahal indeks dolar AS sudah turun signifikan.
Kami mencatat tren pelemahan mata uang Asean terjadi di Indonesia dan Vietnam ketika indeks dolar AS melemah, sedangkan mata uang negara tetangga lainnya seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand cenderung mengalami penguatan, meski tidak signifikan.
Jika dilihat, tren penguatan rupiah dari level terburuknya masih di bawah rata-rata mata uang regional, meski bukan yang terburuk (yang terburuk Dong Vietnam).
Sehingga, hal ini kami nilai sebagai risiko yang belum terefleksi ke pasar karena ada momentum buyback tanpa RUPS serta momentum dividen.
Selain itu, risiko lainnya adalah realisasi data ekonomi Indonesia, seperti GDP Indonesia kuartal I/2025 yang berpotensi lebih lambat. Serta, menanti penurunan suku bunga The Fed yang diperkirakan bisa terjadi pada Mei 2025. Namun, jika ternyata diundur bisa menjadi risiko tersendiri untuk pasar saham. Pasalnya, jika the fed tidak kunjung menurunkan suku bunga berarti BI juga tidak punya ruang yang lebih longgar untuk penurunan suku bunga.
Jika melihat data inflasi Amerika Serikat (AS) terakhir, peluang penurunan suku bunga terbuka ketika inflasi turun ke 2,4 persen. Terakhir, ketika inflasi turun ke area tersebut, The Fed melakukan penurunan suku bunga.
Namun, Trump telah mengenakan tarif universal 10 persen untuk setiap barang impor di AS. Artinya, ada potensi kenaikan tarif impor dari sebelumnya menjadi bertambah 10 persen. Hal ini diperkirakan berisiko mendorong tingkat inflasi kembali naik dan menghambat penurunan suku bunga lebih lanjut. Di sisi lain, kenaikan inflasi yang terjadi juga tidak sehat dan berisiko menjadi stagflasi.
Apa yang Bisa dilakukan saat ini?
Kami melakukan strategi investasi jangka menengah maupun trading dengan sangat konservatif di aset high risk. Pasalnya, tingkat ketidakpastian ekonomi masih cukup tinggi. Jika ada yang tidak sesuai dengan ekspektasi bisa membuat tekanan market yang cukup besar.
Untuk saham jangka panjang dan yang lagi di-program dollar cost averaging masih tetap dilakukan sesuai rencana.
Apakah emas bisa jadi alternatif safe haven? kami pun menilai harga emas sudah terlampau tinggi untuk masuk dengan plan safe haven. Untuk memiliki emas dalam plan safe haven disarankan saat kondisi ekonomi lagi baik-baik saja. Sehingga saat ada risiko ketidakpastian ekonomi seperti saat ini, kita bisa memiliki aset cadangan yang kebal dengan risiko ekonomi.
Jadi, bagaimana strategi investasi saham yang lebih detail dalam kondisi saat ini?
Konsultasikan dan Diskusi Kondisi Porto dan Keuanganmu dengan Join Mikirdividen
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .
Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.
Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Beberapa benefit baru:
- IPO Digest Premium
- Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
- Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini