Investasi Obligasi Nggak Bakal Bisa Bikin Kaya?
Katanya investasi obligasi tidak bisa bikin kaya? pahami bagaimana cara investasi obligasi bekerja di sini.
Mikir Duit – Investasi obligasi nggak akan bikin kaya? lagi ada keramaian bahas investasi obligasi yang hanya dianggap untuk orang yang tidak pintar. Apakah memang begitu? apa sebenarnya mahluk bernama obligasi ini?
Obligasi bisa dibilang surat utang yang bisa diterbitkan perusahaan maupun negara. Tujuannya, ya untuk menghimpun dana dari para investor. Setelah mendapatkan dana dari investor, para penerbit obligasi akan memberikan kupon obligasi ke para investor tersebut dalam periode yang sudah ditentukan, seperti sebulan sekali, tiga bulanan sekali, enam bulan sekali, hingga setahun sekali.
Dengan konsepnya yang memberikan keuntungan pasti berupa kupon itu, obligasi menjadi instrumen yang cocok untuk para pensiunan yang punya dana pensiun yang banyak. Dengan begitu, para pensiunan bisa mendapatkan pendapatan pasif setara gaji setiap bulannya dengan risiko investasi yang rendah.
Bagi institusi, obligasi jadi salah satu diversifikasi aset yang bagus karena tingkat risikonya menengah alias moderat, terutama obligasi negara seperti surat berharga negara, yang dijamin pemerintah.
Namun, apakah obligasi tidak memiliki risiko?
Risiko Obligasi
Seperti instrumen investasi lainnya, obligasi juga memiliki risiko untuk investornya. Apa saja risiko dari obligasi?
Gagal Bayar Kupon atau Pokok Obligasi
Obligasi adalah instrumen surat utang, artinya ada risiko gagal bayar, terutama untuk obligasi korporasi. Dalam obligasi, ada beberapa potensi gagal bayar.
Pertama, gagal bayar kupon seperti penundaan pembayaran kupon obligasi. Contohnya, seperti yang dilakukan oleh PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) pada Februari 2023. Ketika WSKT dalam proses restrukturisasi utang, mereka mengadakan rapat umum pemegang obligasi untuk minta persetujuan penundaan pembayaran kupon sampai waktu yang ditentukan.
Kedua, gagal bayar pokok, biasanya dari sini si perusahaan akan digugat penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Nantinya, perusahaan akan mengajukan proposal perdamaian ke pemegang obligasi dengan menyicil pembayaran pokok utangnya.
Penurunan Harga Obligasi di Pasar Sekunder
Obligasi ini punya tiga komponen, harga, kupon, dan yield.
Harga Obligasi: pergerakan harga jual-beli obligasi di pasar sekunder. Kita bisa melakukan transaksi jual-beli obligasi negara di bank, sedangkan untuk obligasi korporasi bisa ditransaksikan di sekuritas yang ditunjuk. Secara sederhana, harga obligasi negara dipengaruhi oleh tingkat suku bunga bank sentral.
Jika suku bunga naik, harga obligasi eksisting berpotensi turun
Jika suku bunga turun, harga obligasi eksisting berpotensi naik
Namun, itu hanya salah satu faktor saja, ada beberapa faktor lainnya seperti, berapa kupon obligasi tersebut, berapa posisi suku bunga saat obligasi itu diterbitkan, dan lainnya.
Berbeda dengan obligasi negara, harga obligasi korporasi juga dipengaruhi oleh risiko bisnis dan keuangan perusahaan terkait.
Kupon: besaran keuntungan yang diberikan kepada pemegang obligasi yang dibagikan setiap beberapa periode yang ditentukan, seperti tiga bulan, enam bulan, atau satu tahunan.
Yield Obligasi: total keuntungan obligasi dari kupon dan harga. Semakin tinggi yield berarti keuntungan makin besar, tapi bisa jadi risiko makin tinggi, terutama untuk obligasi korporasi.
Pergerakan yield obligasi selaras dengan suku bunga bank sentral.
Jika suku bunga naik, yield obligasi naik
Jika suku bunga turun, yield obligasi turun
Nah, kerugian dari penurunan harga obligasi akan didapatkan jika kita menjual obligasi sebelum jatuh tempo dan posisi harganya lagi turun. Jika tetap di-hold sampai akhir periode ya nilai investasi tetap aman.
Investasi Obligasi untuk Masyarakat
Apakah investasi obligasi cocok untuk masyarakat biasa? begini, biasanya investasi obligasi itu butuh minimal modal yang besar. Sehingga, tidak bisa semua kalangan berinvestasi di jenis aset ini.
Namun, beberapa tahun terakhir, pemerintah merilis obligasi negara ritel, yang artinya bisa dibeli dengan modal kecil minimal Rp1 juta. Lalu, apakah obligasi ini cocok untuk investasi masyarakat biasa?
Yaps, bisa dikatakan jika investasi SBN ritel modal kecil ya rasanya tidak berasa. Misalnya, investasi di SR-018 Rp1 juta, berarti setahun cuma dapat Rp51.200 per tahun. Sedikit kan?
Namun, obligasi SBN ritel ini menjadi tempat kita masyarakat modal kecil untuk merasakan bagaimana investasi obligasi bekerja. Ya, memang bukan untuk langsung bikin kaya dalam tiga tahun juga, tapi bisa mendiversifikasi pengelolaan aset yang rendah risiko.
Kesimpulan
Yaps, salah satu cara orang kaya bisa menjadi kaya adalah dengan investasi terkonsentrasi. Namun ingat, modal mereka besar, dan juga mereka siap dan memahami risiko. Meskipun terkonsentrasi, tapi mereka juga sudah menetapkan titik-titik batas aman investasi-nya.
Nah, kita yang literasi keuangannya masih terbatas perlu mencoba berbagai jenis aset investasi untuk mendiversifikasi risiko. Alasannya, modal kecil, sehingga kehilangan sedikit bisa berasa banget. Belum lagi mau menumbuhkannya, susah banget. Setuju?