IPO DIGEST: HGII Siap Bersaing dengan ARKO dan KEEN?
HGII menjadi salah satu saham yang siap listing di awal 2025. Kira-kira seberapa menarik saham yang punya bisnis pembangkit listrik energi baru terbarukan tersebut?
Mikirduit – Salah satu saham yang bakal listing pada awal 2025 adalah HGII, emiten ini bergerak di sektor pembangkit listrik energi baru terbarukan. Kira-kira, seberapa menarik saham IPO ini?
HGII melakukan IPO dengan melepas 1,3 miliar lembar saham baru atau setara 20 persen modal disetor. Perseroan menawarkan harga penawaran perdana Rp200 hingga Rp230 per saham. Target dana yang dihimpun sekitar Rp299 miliar. IPO perseroan digawangi oleh penjamin emisi OCBC Sekuritas dan UOB Kayhian.
Dari dana IPO yang didapatkan sektiar Rp299 miliar, perseroan akan menggunakannya sebanyak 97 persen untuk penyetoran modal ke anak usaha yang akan digunakan untuk belanja modal.
Sekitar Rp197 miliar akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 25 Megawatt di kawasan Sumatra utara. Namun, rencana pembangunan PLTA itu belum memiliki perjanjian kerja sama dengan PLN. Tapi, perseroan tengah bersiap untuk perjanjian pembelian tenaga listrik dengan PLN dengan target 30 tahun pada semester I/2025.
Lalu, sekitar Rp92 miliar akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga minihidro 10 Megawatt di wilayah Sumatra utara. Status pembangunan pembangkit listrik tenaga minihidro ini juga belum ada kerja sama penjualan dengan PLN. Perseroan akan ikut PPTL-nya pada semester II/2025.
Prospek HGII
HGII ini adalah emiten yang fokus di bisnis pembangkit listrik energi baru terbarukan. Sejauh ini, perseroan memiliki 3 proyek, yakni PLTM (minihidro) Parmonangan-1 dengan kapasitas 9 Megawatt, PLTM Parmonangan-2 dengan kapasitas 10 MW, dan PLTbg (Biogass) Ujung Batu dengan kapasitas 3 MW.
Dari bisnis tersebut, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 6,08 persen menjadi Rp56,51 miliar per Juni 2024. Lalu, laba bersih perseroan mencatatkan kenaikan sebesar 32,59 persen menjadi Rp26,36 miliar.
Pertumbuhan laba bersih perseroan saat pendapatan turun disebabkan oleh penurunan beberapa biaya seperti gaji dan tunjangan, serta perbaikan perawatan dan administrasi kantor yang mencatatkan penurunan signifikan.
Total, tiga pos beban pokok pendapatan terbesar perseroan itu mencatatkan penurunan sebesar 41,48 persen menjadi Rp4,17 miliar.
Ditambah, ada penurunan beban keuangan sebesar 31,32 persen menjadi Rp7,14 miliar yang membuat margin keuntungan perseroan naik dan posisi laba bersih tumbuh positif meski pendapatan turun.
Dengan kondisi itu, tingkat gross profit margin HGII naik menjadi 89 persen dibandingkan dengan 78,08 persen, sedangkan net profit margin naik menjadi 46,65 persen dibandingkan dengan 33,04 persen.
Jika melihat kinerja asumsi 2024 dengan twelve trailing month (TTM), pendapatan HGII turun 3,55 persen menjadi Rp99 miliar, sedangkan laba bersih naik 26 persen menjadi Rp31,07 miliar.
Namun, ada hal yang mengganjal kami adalah posisi pendapatan dan laba bersih perseroan pada 2021 terhitung cukup besar mencapai Rp239 miliar untuk pendapatan dan Rp81 miliar untuk laba bersih.
Posisi itu belum lagi pernah dicapai perseroan pada 2022 hingga proyeksi twelve trailing month.
Kinerja Penjamin Emisi
HGII menggunakan dua penjamin emisi, yakni OCBC Sekuritas dan UOB Kayhian. Berikut ini peforma kinerja IPO keduanya.
Secara historis, salah satu IPO terbaru yang dibawa OCBC Sekuritas adalah NCKL pada 2023. IPO itu dilakukan bersama beberapa penjamin emisi lainnya seperti, BNP Sekuritas, Citi Sekuritas, Credit Suisse, Mandiri Sekuritas, DBS Sekuritas, dan UOBKayhian.
Hasilnya, kinerja NCKL setelah awal IPO mencatatkan 5 kenaikan tanpa ARA.
UOB Kayhian menjadi beberapa penjamin emisi dalam IPO sepanjang 2024 seperti, NICE, ACRO, SOLA, dan DATA. Untuk NICE, UOB Kayhian jadi penjamin emisi bersama KB Valbury dan Trimegah.
Berikut kinerja IPO keempat emiten yang dibawa UOB Kayhian sepanjang 2024:
- NICE: naik 3 hari tanpa ARA
- ACRO: naik 1 hari tanpa ARA
- SOLA: naik 1 hari tanpa ARA
- DATA: naik 5 hari dengan 2 kali ARA hari pertama
Kesimpulan
Secara valuasi, saham HGII memiliki asumsi PE dengan harga IPO dan laba bersih per saham TTM sekitar 41,83 kali sampai 48,11 kali. Lalu, PBV setelah IPO dan asumsi masuknya dana IPO sekitar 1,69 kali hingga 1,94 kali.
Apakah itu angka yang murah atau mahal?
Jika kami bandingkan dengan ARKO dan KEEN, angka ini kami simpulkan cukup mahal.
Alasannya, posisi valuasi ARKO memang sangat tinggi. PBV-nya tembus 5,95 kali dan PE 81,03 kali. Namun, valuasi ARKO yang tinggi karena diakuisisi oleh UNTR tidak lama setelah IPO.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan KEEN, valuasi HGII akan terlihat mahal. KEEN memiliki PBV sebesar 0,83 kali dan PE sekitar 11,18 kali.
Apalagi, dari segi dividen juga kurang menarik. Dengan kebijakan dividen maksimal 30 persen dan posisi laba bersih TTM, berarti proyeksi dividen perseroan sekitar Rp1,43 per saham. Jika dihitung dengan harga IPO tertinggi, tingkat dividend yield-nya cuma 0,62 persen.
Menurut kami, tidak ada hal spesial yang bisa membuat HGII ARA berjilid-jilid. Beberapa momentum besar HGII sejauh ini hanya rencana pertumbuhan bisnis anorganik dengan mengakuisisi pembangkit yang sudah ada, serta rampungnya beberapa proyek, tapi tidak bisa langsung mendapatkan pendapatan karena masih menunggu PPTL dengan PLN sepanjang 2025.
LAST CALL PROMO JOIN MIKIRDIVIDEN CUMA RP400.000 PER TAHUN SAMPAI 31 DESEMBER 2024
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini . Ada promo spesial diskon langsung Rp200.000 untuk langganan setahun! CUMA SAMPAI 31 Desember 2024 dan Kuota terbatas!
Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Beberapa benefit tambahan di tahun depan:
- IPO Digest Premium
- Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
- Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini