IPO DIGEST: Prospek DGWG Si Produsen Pestisida dan Pupuk
Ada salah satu saham IPO di sektor pertanian nih, namanya DGWG. Secara bisnis mirip dengan BISI, tapi beda porsi komposisi pendapatan aja sih. Kira-kira seberapa menarik saham ini?
Mikirduit – Saham IPO kali ini berada di sektor pertanian, yakni DGWG. Bisnis utamanya memproduksi pestisida, tapi secara bisnis hampir sama dengan BISI, hanya saja ada perbedaan komposisi pendapatan terbesar antara pestisida, pupuk, alat pertanian, dan benih. Lalu, bagaimana prospek saham IPO ini?
Beberapa fakta terkait IPO DGWG antara lain:
- DGWG melepas sekitar 25 persen saham baru ke publik sebanyak 1,66 miliar lembar
- Harga penawaran sekitar Rp420 - Rp620 per saham
- Sehingga total dana yang dihimpun paling maksimal senilai Rp1,03 triliun
- Untuk penggunaan dana, mayoritas 54 persen akan disetorkan ke PT Fertilizer Technology yang digunakan untuk membeli bahan baku pupuk, serta ada sebagian kecil untuk bayar utang pokok ke BNLI. Sisanya, 33,1 persen untuk belanja modal membangun fasilitas pabrik pestisida di Cikande Banten yang target selesai di 2026 dan mulai beroperasi pada 2027, serta modal kerja dan bayar sebagian pokok utang ke UOB serta BNGA. Sisanya disetorkan kepada PT Dharma Guna Wibawa untuk membayar sebagian pokok utang, serta Semesta Alam Sejati untuk pembelian bahan baku.
- Ada tiga penjamin emisi IPO ini antara lain, BRI Danareksa, Samuel Sekuritas, dan Shinhan Sekuritas Indonesia
- Pengendali akhir dari DGWG adalah David Yaory
Prospek DGWG
DGWG memiliki empat sumber pendapatan, yakni dari pestisida, pupuk, alat pertanian, dan benih. Namun, pendapatan utama perseroan dari pestisida.
Baru pada 2023, perseroan mencatatkan pertumbuhan penjualan pupuk cukup tinggi bahkan melampaui penjualan pestisida. Perseroan mulai mencatatkan penjualan pupuk pada kuartal II/2024.
Selain itu, untuk bisnis alat pertanian dan benih saat ini masih cukup rendah.
Sampai Juni 2024, DGWG mencatatkan turnaround story dengan mencatatkan laba bersih senilai Rp31,72 miliar dibandingkan dengan rugi RP45,52 miliar. Namun, dari segi pendapatan, perseroan mencatatkan penurunan sebesar 6,44 persen menjadi Rp1,48 triliun dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Pendorong utama laba bersih perseroan adalah beban pokok pendapatan yang lebih efisien. Hal itu terlihat dari gross profit margin (GPM) yang naik menjadi 27,54 persen dibandingkan dengan 18,41 persen. Angka GPM itu menjadi yang terbesar jika dibandingkan dari periode 2021-2024.
Dari segi segmen pendapatan, hanya alat pertanian yang mencatatkan kenaikan sebesar 17,14 persen menjadi Rp34 miliar, sedangkan sisanya mengalami penurunan.
Untuk itu, salah satu risiko dari bisnis DGWG adalah bahan baku produksi yang harganya cukup fluktuatif. Untuk itu, dari periode 2021-2024, DGWG sempat mengalami penurunan laba bersih signifikan pada 2023 menjadi senilai Rp15,23 miliar, meski dari segi pendapatan naik hampir dua kali lipat hingga Rp3 triliun.
Selain itu, salah satu risiko dari bisnis DGWG adalah tingkat net profit margin yang tipis rata-rata di bawah 10 persen.
Ditambah, dari segi debt to Equity rasio (DER) hingga Juni 2024, perseroan mencatatkan DER sebesar 1,07 kali. Dengan seluruh utang berbunga untuk jangka pendek senilai Rp703 miliar, dan ekuitas untuk entitas induk senilai Rp658 miliar. Meski, jika dihitung dengan total ekuitas yang senilai Rp754 miliar, tingkat DER di 0,93 kali.
Walaupun, jika menggunakan asumsi interest coverage rasio (ICR) twelve trailing month dari laporan terakhir di prospektus per Juni 2024, tingkat ICR masih aman di 3,54 kali. Apalagi, setelah IPO, sebagian pokok utang perseroan dikurangi sehingga risiko kredit bisa menjadi lebih rendah.
Secara prospek, kinerja perseroan punya ruang pertumbuhan di 2025-2027. Hal itu berasal dari rampungnya pabrik produksi pestisida perseroan tahap 1 di akhir 2024. Lalu, pabrik itu ditargetkan mulai produksi di kuartal II/2025. Sementara itu, produksi awal pabrik tahap 2 akan terjadi di akhir kuartal IV/2026, yang mana efeknya akan kinerja perseroan di 2027.
Jika tidak ada masalah dengan permintaan akibat kondisi iklim, seharusnya DGWG bisa mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang menarik di 2-3 tahun ke depan.
Kinerja Penjamin Emisi
GDWD menggunakan 3 penjamin emisi, yakni Shinhan Sekuritas, Samuel Sekuritas, dan BRI Danareksa. Begini kinerja historis IPO dari ketiga penjamin emisi tersebut:
Shinhan Sekuritas
Sebelumnya, pada 2023, Shinhan Sekuritas sempat 5 kali menjadi penjamin emisi IPO, yakni PIPA, JATI, MAXI, INET, dan SOUL. Dengan peforma hari pertama seperti ini:
- PIPA: tiga kali kenaikan dengan 1 kali ARA di hari kedua dan candle merah di hari ketiga setelah listing
- JATI: tiga kali kenaikan, tapi tidak ARA
- MAXI: Hari pertama naik dari harga IPO, tapi candlenya ditutup merah. Setelah itu lanjut turun
- INET: tiga kali kenaikan setelah listing, tapi tidak ARA
- SOUL: Hari pertama listing langsung koreksi
Sebenarnya ada IPO lainnya yang diurus Shinhan pada 2024 ini, yakni GWAA. Namun, GWAA batal melakukan IPO pada September 2024.
Samuel Sekuritas
Sepanjang 2024, Samuel Sekuritas telah menjadi penjamin emisi 3 saham IPO:
- ALII: Ciptadana Sekuritas Bersama Samuel Sekuritas, naik 3 kali tanpa ARA
- LIVE: Bina Artha Sekuritas bersama Samuel Sekuritas, naik 1 kali tanpa ARA
- GOLF: KB Valbury, Samuel Sekuritas, Semesta Indovest, dan Trimegah, naik 1 kali tanpa ARA
- DOSS: Naik 2 kali tanpa ARA
BRI Danareksa Sekuritas
Sepanjang 2024, ada dua saham yang IPO dengan BRI Danareksa, begini kinerjanya:
- MSJA: BRI Danareksa sekuritas bersama Reliance, hasilnya naik tapi ditutup candle merah di hari pertama dan lanjut naik di hari kedua.
- UNTD: BRI Danareksa bersama Mirae Sekuritas, naik hari pertama, setelah itu lanjut turun
Kesimpulan
Jika menggunakan data laporan keuangan terakhir dan jumlah lembar saham pasca IPO, serta rentang harga penawaran IPO. Harga yang ditawarkan DGWG cukup tinggi dengan menawarkan PBV sekitar 3,71 kali hingga 5,48 kali, sedangkan PE Twelve Trailing month sekitar 30,27 kali sampai 44,69 kali.
Valuasi itu lebih tinggi dibandingkan BISI yang memiliki price to book value di 0,98 kali dan PE twelve trailing month sebesar 6,98 kali.
Apalagi, dengan kebijakan dividen maksimal 30 persen, berarti tingkat dividen dengan menggunakan asumsi laba bersih twelve trailing month di 2024, berarti nilainya hanya sekitar Rp4,16 per saham. Tingkat dividend yield hanya di bawah 1 persen dari harga IPO saat ini.
Menurutmu seberapa menarik IPO DGWG?
Yuk Join Grup Mikirdividen untuk Dapat Pilihan Saham Investasi Jangka Panjang Serta Diskusi dan Update Saham Eksklusif Bersama Ratusan Investor Saham Lainnya
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini . Ada promo spesial diskon langsung Rp200.000 untuk langganan setahun! CUMA SAMPAI 31 Desember 2024 dan Kuota terbatas!
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini