IPO Digest: Prospek Saham Asuransi Langganannya Traveloka
Saham YOII yang sempat berencana IPO pada Oktober 2024 dan tertunda, kini benar-benar merealisasikannya. Kira-kira, bagaimana prospek YOII?
Mikirduit – PT Asuransi Digital Bersama Tbk. (YOII) melanjutkan rencana IPO-nya yang sempat tertunda pada Desember 2024. Kira-kira, seberapa menarik saham asuransi tersebut?
YOII IPO dengan melepas 12,03 persen saham barunya ke publik, yang setara dengan 412,08 juta lembar saham. YOII menawarkan rentang harga IPO di kisaran Rp100 - Rp110 per saham. Dari situ, YOII akan mendapatkan dana segar Rp45 miliar. Dalam IPO kali ini, YOII listing dengan penjamin emisi Reliance Sekuritas.
Adapun, YOII berencana menggunakan Rp36 miliar dana IPO untuk kebutuhan marketing seperti distribusi produk dan brand awareness. Lalu, sisa dananya Rp9 miliar akan digunakan untuk pengembangan aplikasi.
Saham YOII ini dikendalikan oleh Adi Wibowo Adisaputro dan Djajus Adisaputro. Jika dilihat secara historis, perusahaan asuransi ini didirikan oleh Panoet Harsono, eks direktur utama Bank Jateng, dan Djajoes Adisapoetro yang masing-masing punya saham 40 persen. Sisanya, Eko Santoso dan Dwi Sampoerno pegang 10 persen saham tersebut. Dari akta perseroan, perusahaan ini didirikan pada 1989.
Lalu, ada perubahan struktur pemegang saham di 2019. Mayoritas saham YOII dipegang oleh Djajus Adisaputro. Sisanya, saham itu dipegang oleh beberapa dana pensiun BPD, seperti BPD Jateng, BPD DKI, BJBR, BJTM, Yayasan BPD Jateng, Yayasan Perumahan BPD Jateng, hingga BPD Jateng itu sendiri.
Dengan berbagai fakta itu, bagaimana dengan prospek emiten asuransi ini?
Prospek Saham YOII
Awalnya, YOII bernama PT Sarana Lindung Upaya yang sudah berdiri sejak lama. Sejak 2022, perseroan berganti nama tersebut.
YOII merupakan asuransi umum, beberapa produknya antara lain asuransi kecelakaan diri, asuransi bermotor, asuransi kargo, asuransi harta benda, asuransi penyimpanan uang, asuransi pengiriman uang, dan asuransi perjalanan.
Jika melihat kinerja keuangan terakhir YOII di kuartal II/2024, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan underwriting sebesar 522 persen menjadi Rp56,6 miliar, sedangkan laba bersih YOII meroket 1.167 persen menjadi Rp15,92 miliar dolar AS.
Meski terlihat sensasional, tapi kinerja historis YOII dalam tiga tahun terakhir mengalami kerugian. Meski, tren kerugiannya sejak 2021 hingga 2023 cenderung menurun.
Adapun, sumber pendapatan terbesar perseroan datang dari bisnis asuransi kecelakaan diri. Beberapa para klien yang mencatatkan pendapatan di atas 10 persen per Juni 2024 antara lain, Traveloka dan Kredivo yang nilainya tidak disebutkan.
Sebelumnya, beberapa klien perseroan yang berkontribusi atas pendapatan di atas 10 persen pada 2023 antara lain PT Investree Radhika Jaya dan Sanders, Traveloka, dan Dana Indonesia.
Lalu, beberapa klien dengan pendapatan di atas 10 persen pada 2022 antara lain, BJTM, Objek Wisata Pangandaran, AGRO, dan Komunal.
Kemudian pada Desember 2021, penerimaam premi lebih dari 10 persen datang dari Direct, BJTM, dan PT Grab Teknologi Indonesia.
Peforma Penjamin Emisi
Jika melihat historis penjamin emisi, yakni Reliance Sekuritas, perseroan sempat membawa MSJA IPO pada 2024. Hasilnya, MSJA mencatatkan candle merah di perdagangan hari pertama.
Selain itu, Reliance juga sempat membawa BUAH IPO pada 2022. BUAH mencatatkan 1 kenaikan tanpa ARA pada hari pertama listing.
Selian itu, Reliance juga membawa GTSI IPO pada 2021. Sementara itu, GTSI malah mencatatkan ARB saat IPO.
Kesimpulan
Jika melihat IPO YOII, salah satu yang dilihat menarik adalah supply saham barunya sedikit cuma 12,03 persen dan jumlah lembar saham 412,08 juta. Artinya peluang ARA cukup besar.
Namun, ada beberapa pemegang saham eksisting yang memenuhi syarat sebagai free float karena pegang di bawah 5 persen seperti, Dapen BPD Jateng, Dapen Bank DKI, Dapen Bank BJB, Dapen Pegawai BJTM, Diwjawanti Widiatmadja, Yayasan BPD Jateng, dan Bank Jateng. Sehingga total free float-nya bisa mencapai 21 persen.
Artinya, setelah IPO, tingkat free float bisa meningkat, jika pemegang saham di bawah 5 persen tadi melakukan penjualan, itu bisa jadi risiko untuk harga saham YOII setelah IPO.
Dalam prospektus, pihak yang berkomitmen di-lock up selama 8 bulan hanya Adi Wibowo Adisaputro yang memegang 48,09 persen saham perseroan saat ini.
Di sisi lain, dari segi prospek dividen, saham YOII hanya menjanjikan maksimal 5 persen dari laba bersih. Serta, YOII belum bisa bagikan dividen dalam jangka pendek hingga saldo defisitnya kembali surplus. Pasalnya, selama 2021-2023, perseroan mencatatkan kerugian.
Secara valuasi saham, dengan harga rentang IPO dan asumsi laba bersih per saham annualized, tingkat PE YOII sekitar 10,75 kali sampai 11,82 kali, sedangkan PBV YOII sekitar 2,08 - 2,25 kali.
Jika dibandingkan dengan saham asuransi umum yang skalanya hampir sama seperti, ASBI, ASRM, dan ASDM. Harga IPO yang ditawarkan oleh YOII cukup tinggi. Rata-rata sektoral PBV ketiga saham asuransi itu ada di 0,52 kali. Sementara PBV YOII sudah tembus 2-2,25 kali.
Namun, bukan tidak mungkin, YOII bakal di-ARA-kan terlebih dulu agar para dapen BPD itu bisa keluar di harga terbaik. Tapi, risikonya cukup tinggi mengingat harga yang ditawarkan cukup mahal.
Jadi, kalau mau coba-coba atur rasio pemesanan IPO-nya ke jumlah modal yang siap dengan risiko terburuk.
LAST CALL PROMO JOIN MIKIRDIVIDEN CUMA RP400.000 PER TAHUN SAMPAI 31 DESEMBER 2024
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini . Ada promo spesial diskon langsung Rp200.000 untuk langganan setahun! CUMA SAMPAI 31 Desember 2024 dan Kuota terbatas!
Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini