IPO DIGEST: Prospek Saham dengan Bisnis Sistem Proteksi Kebakaran

Saham NAIK memiliki bisnis yang menarik, yakni distributor sistem proteksi kebakaran dan juga pemberi jasa layanan sitem proteksi kebakaran. Lalu seberapa menarik saham ini?

IPO DIGEST: Prospek Saham dengan Bisnis Sistem Proteksi Kebakaran

Mikirduit – PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk. (NAIK) melakukan IPO dengan penawaran harga perdana di Rp100 hingga Rp107 per saham. Dengan bisnis terkait alat dan sistem proteksi kebakaran, seberapa menarik IPO saham ini?

NAIK melakukan IPO dengan melepas 23,8 persen sahamnya setara 750 juta lembar. Dengan begitu, dari IPO ini, NAIK bakal menghimpun dana sebanyak-banyaknya sekitar Rp80 miliar. Nantinya 100 persen dana IPO NAIK akan digunakan untuk modal kerja perseroan. 

IPO yang digawangi oleh MNC Sekuritas sebagai penjamin emisi ini juga memberikan bonus waran dengan rasio 2 saham IPO mendapatkan 1 waran. Artinya agar tidak mendapatkan odd lot waran, berarti harus beli minimal 200 saham IPO. Nantinya, harga pelaksanaan waran ada di Rp135 per saham. 

Saham NAIK ini dikendalikan oleh Johanes (selaku Direktur Utama) dan Ernawati secara langsung dan melalui PT Adiwarna Anugerah Investama. 

Lalu, bagaimana prospek NAIK?

Prospek Saham NAIK

NAIK memiliki bisnis produk sistem proteksi kebakran seperti, pompa air untuk selang kebakaran, hydrant, alarm kebakaran, dan berbagai produk pendukung lainnya. 

Secara umum, kelebihan NAIK dibandingkan dengan kompetitor seperti, PT  Indobara Bahana, PT Indolok Bakti Utama, PT ODG Indonesia, dan PT Draco Internasional adalah dari segi kelengkapan penjualan produk dan jasa yang diberikan. Satu yang paling mendekati adalah PT ODG Indonesia.

Secara kinerja keuangan sejak 2021 hingga 2024, tren perseroan terus positif. Terakhir, per Mei 2024, NAIK mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 28,2 persen menjadi Rp67,29 miliar, sedangkan laba bersih naik 46,47 persen menjadi Rp7,74 miliar. 

Dari segi gross profit margin (GPM), per Mei 2024 sebesar 30,87 persen. Posisi GPM perseroan turun dibandingkan dengan 31,24 persen pada periode sama tahun sebelumnya. Secara umum, tren gross profit margin perseroan memang agak fluktuatif rata-rata sekitar 29-30 persen.

Beberapa faktor yang membuat tren GPM perseroan cukup fluktuatif adalah biaya kenaikan persediaan yang membuat beban pokok pendapatan meningkat. Seperti yang terjadi pada Mei 2024, hal itu membuat persediaan yang siap dijual naik 12 persen menjadi Rp56 miliar. 

Jika dihitung, angka turnover ratio NAIK per Mei 2024 sekitar 1,83 kali, sedangkan rata-rata tahunan turnover ratio persediaannya pada 2022-2023 sekitar 2,8 kali. Semakin cepat persediaan NAIK berputar, berarti semakin efisien beban pokok pendapatan perseroan. (Angka turnover ratio persediaan yang bagus adalah yang semakin tinggi, tapi tidak ada acuan khusus karena akan tergantung dengan industri dan historis perseroan)

Namun, dari sisi net profit margin konsisten terus naik dari 2021 sekitar 9,81 persen hingga Mei 2024 sekitar 11,51 persen.

List klien NAIK

Dari risiko utang pun cukup rendah. Perseroan cuma punya utang jangka pendek Rp46,49 miliar, sisanya utang pembiayaan konsumen sekitar Rp900 juta. Dengan tingkat ekuitas sekitar Rp79,67 miliar, serta beban keuangan sekitar Rp3 miliar per tahun, risiko utang NAIK bisa dibilang cukup rendah.

4 Pilihan Investasi di Pasar Modal yang Bisa Membuatmu Financial Freedom
Ada banyak pilihan investasi, tapi mana yang terbaik dan bagus untuk dipilih? kami akan ulas semuanya dan memberikan gambaran mana yang terbaik.

Rekam Jejak Penjamin Emisi

MNC Sekuritas telah mengantarkan sekitar 5 saham sepanjang 2024 di luar NAIK. Selama periode itu, saham yang IPO dengan penjamin emisi MNC Sekuritas belum ada yang mencatatkan ARA di hari pertama. Rata-rata sebatas kenaikan maksimal 2 kali seperti SMLE dan SPRE. Sebenarnya, SPRE mencatatkan kenaikan bertahap juga dalam periode cukup lama sekitar beberapa pekan.

Lalu, ada yang naik 1 kali seperti TOSK dan BAIK. Serta MEJA yang tidak mencatatkan kenaikan.

Kesimpulan

Secara valuasi saham, IPO NAIK ditawarkan dengan nilai yang tidak begitu murah. Dari segi PE dengan harga IPO Rp100 - Rp107, tingkat PE NAIK sekitar 15,97 kali hingga 17,09 kali. Sementara itu, PBV NAIK sekitar 3,13 kali hingga 3,35 kali. 

Lalu, NAIK punya ketentuan dividen maksimal 30 persen dari laba dan sudah cukup rutin bagi dividen. Kami pikir NAIK juga akan rutin bagi dividen setelah listing nanti. 

Namun, jika dengan menggunakan asumsi laba bersih per saham dengan twelve trailing month (TTM) 2024 sekitar Rp6,25 per saham. Berarti dividen NAIK hanya sektiar Rp1,87 per saham. Dengan angka itu, tingkat dividend yield sekitar 1,75 persen sampai 1,88 persen dari harga IPO. 

Dengan fakta ini, menurutmu, seberapa menarik saham NAIK?

Mulai Langkah Investasi Saham-mu Bersama Mikirdividen

Kamu bisa mengetahui gambaran benefit jadi member mikirdividen dengan klik di sini.

Secara umum, kamu akan mendapatkan beberapa benefit dengan menjadi member mikirdividen seperti:

  • Analisis 31 Saham Dividen yang Cocok untuk Investasi Jangka Panjang (Di-update fundamentalnya per 3 bulan dan harga wajar secara real-time)
  • 24 Digest, Publikasi bulanan yang bisa memandumu investasi saham dengan fenomena yang bakal terjadi di bulan selanjutnya
  • Grup Diskusi di Whatsapp
  • Event Online Bulanan

Kamu bisa jadi member Mikirdividen dengan Harga Diskon 33% menjadi Rp400.000 per tahun. Untuk join jadi member bisa klik di sini. | Promo Paket Ini Berlaku Hingga 31 Desember 2024

Selain itu ada promo lainnya seperti:

  • Paket Lengkap Mikirdividen 1 Tahun + Paket e-Book Saham Pertama: DISKON 44% menjadi Rp500.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket ini hanya berlaku hingga 30 September 2024
  • Paket e-Book Saham Pertama dengan Benefit (e-Book Saham Pertama, Rekaman Event Saham Pertama, Kalkulator Harga Wajar): DISKON 33% menjadi Rp200.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket Ini Berlaku hingga 31 Desember 2024

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini