Jejak Grup EMTK Dari Jualan Komputer Jadi Bos Media dan Rumah Sakit

Grup EMTK dikenal sebagai salah satu raja media di Indonesia, tapi entitas ini bisnis awalnya adalah distributor komputer bermerek Compaq.Lalu, bagaimana transformasi bisnis yang dilakukan Grup yang dipimpin Eddy Sariatmadja ini?

Jejak Grup EMTK Dari Jualan Komputer Jadi Bos Media dan Rumah Sakit

Mikirduit – Saham EMTK menjadi sorotan dalam sepekan terakhir setelah entitas asosiasinya BUKA dikabarkan dilirik platform asal China, Temu. Ditambah, EMTK secara langsung juga menambah kepemilikan sahamnya menjadi 10 persen. Lalu, bagaimana jejak bisnis EMTK dan perjalanannya hingga menjadi salah satu perusahaan yang punya korelasi ke teknologi?

EMTK didirikan oleh Eddy Kusnadi Sariaatmadja yang memulai bisnis di bidang distribusi komputer bermerek Compaq lewat PT Elang Mahkota Komputer pada 1983. Lalu, 14 tahun kemudian, Eddy mengganti nama Elang Mahkota Komputer menjadi Elang Mahkota Teknologi yang dikenal sebagai EMTK seperti saat ini.

EMTK sering dikorelasikan dengan bisnis media karena memiliki anak usaha, yakni PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) yang memiliki bisnis televisi, yakni SCTV, Indosiar, hingga O Channel.

Namun, periode awal didirikan, bisnis utama EMTK bukan televisi. Selain menjadi distributor komputer, EMTK juga memiliki beberapa bisnis lainnya. Seperti, PT Abhimata Citra Abadi yang bergerak di bisnis jaringan telekomunikasi, PT Abhimata Persada bisnis terkait software, dan PT Intipraja Teknosindo yang mencakup Manufaktur dan perakitan perangkat keras. Termasuk, PT Tangara Mitrakom yang fokus di bisnis VSAT dan PT Bitnet Komunikasindo di bisnis internet service provider. 

Kisah EMTK di bisnis media dimulai pasca krisis 1998. Kala itu, EMTK masuk ke bisnis penyiaran denngan menggandeng Singleton Group dari Australia untuk mengakuisisi sebagian saham SCTV melalui PT Cipta Aneka Selaras, cikal bakal SCMA pada 2000. 

Sebelumnya, SCTV dikuasai oleh lingkaran kerabat Soeharto seperti Sudwikatmono, Peter Gontha, Henry Pribadi, Halimah Bambang Triatmodho, dan Azis Mochtar. 

Namun, tidak angka jelas berapa nilainya. Namun, EMTK masuk ke SCTV secara bertahap seperti masuk dari pembelian saham milik Henry Pribadi dan anak Sudwikatmono. Sampai akhirnya, EMTK bisa menjadi pengendali di SCTV tersebut.

EMTK benar-benar memanfaatkan momen runtuhnya orde baru untuk masuk ke bisnis televisi. Kala itu, industri televisi tengah bertumbuh. Selain memiliki SCTV, EMTK juga berkolaborasi dengan Grup Mugi Rekso Abadi (MRA) untuk mendirikan O Channel sebagai televisi lokal Jakarta.

EMTK semakin menasbihkan diri sebagai konglomerat media setelah melakukan aksi akuisisi Indosiar senilai Rp496 miliar pada 2011 dari Grup Salim. Saat itu, Indosiar pun berstatus sebagai perusahaan terbuka, yakni PT Indosiar  Karya Media Tbk. (IDKM). EMTK membeli IDKM di bawah harga pasar sekitar Rp900 per saham (harga pasar saat itu Rp1.010 per saham). 

EMTK memborong 27,24 persen saham IDKM yang dimiliki PT Prima Visualindo. Sisanya, EMTK melakukan tender offer hingga bisa menguasai dan merger Indosiar dengan SCTV. 

Di sisi lain, aksi merger SCTV dan Indosiar juga penuh drama. Aksi merger itu ditolak dari Ditjen Pajak, dan beberapa pihak karena ada potensi menjadi monopoli. Namun, dari hasil Pengadilan Tata Usaha Negara, EMTK menang dan aksi merger SCTV dan Indosiar dilakukan pada 2014. (3 tahun setelah aksi akuisisi)

EMTK ke Bisnis Teknologi

Setelah agresif investasi ke bisnis televisi, EMTK mulai menjajal sektor teknologi. Salah satu yang cukup heboh adalah aksi EMTK berinvestasi di BUKA dalam pendanaan seri F pada 2019. Bahkan, porsi kepemilikan EMTK melalui anak usahanya cukup tinggi hingga 35,17 persen kala itu. 

Selain BUKA, EMTK juga terus bekerja sama dan melakukan investasi ke beberapa perusahaan teknologi mulai dari Rumah.com, Home Tester, Karir.com, hingga DANA. Tapi, beberapa sudah tidak beroperasi seperti Rumah.com dan melepas DANA. 

Bahkan, perkembangan BUKA yang sudah listing sejak 2021 juga tidak menunjukkan hasil yang bagus. Toh, secara market share, Marketplace BUKA sudah bukan jadi pilihan 3 besar lagi. 

Perkembangan investasi EMTK sudah cenderung berubah sejak musim dingin perusahaan teknologi melanda di 2022. Beberapa entitas asosiasi perseroan cenderung yang punya kaitannya dengan bisnis utamanya, yakni konten dan televisi. Selain itu, ada juga bisnis bank yang dikembangkan setelah akuisisi Bank FAMA dan bekerja sama dengan Grab, yakni Super Bank Indonesia. 

Secara total, kinerja entitas asosiasi EMTK itu masih mengalami kerugian Rp252 miliar hingga semester I/2024. Tingkat kerugian itu lebih tinggi dibandingkan dengan Rp123 miliar pada  periode sebelumnya.

5 Checklist Wajib Sebelum Mulai Investasi Saham
Investasi saham memang harus dimulai sedini mungkin, tapi kamu tetap harus punya checklist yang wajib dipenuhi sehingga bisa investasi dengan aman dan santai. Berikut 5 checklist wajib sebelum mulai investasi saham.

Ekspansi Bisnis Rumah Sakit dan Layanan Bandara

Setelah sektor digital, EMTK cukup agresif berinvestasi di sektor rumah sakit setelah pandemi Covid-19 menyerang. Hal itu dilakukan dengan cara mengakuisisi PT Saran Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) pada 2021. Lalu, setelah itu, SAME dijadikan holding bisnis rumah sakitnya dengan mengakuisisi entitasi terafilaisi, yakni EMC HealthCare. 

Pada periode tersebut, EMTK terus mengakuisisi rumah sakit per rumah sakit dan digabungkan dalam jaringan EMC. Termasuk PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK) yang diakuisisi oleh SAME di 2021. 

Teranyar, EMTK juga mulai melebarkan sayap ke bisnis layanan bandara lewa akuisisi PT Cardig Aero Services Tbk. (CASS). EMTK akuisisi 51 persen saham CASS dengan modal Rp872 miliar pada 2024.

Hal ini akan menjadi menarik karena Grup EMTK tidak hanya setengah-setengah masuk ke sektor bisnis, biasanya ada pelengkap untuk memperkuat bisnisnya. Misalnya, akuisisi bisnis penerbangan atau memperkuat market share sebagai penyedia layanan bandara termasuk logistik pergudangan. 

Jika dilihat dari porsi kontribusi pendapatan EMTK per semester I/2024, pendorong utama pendapatannya masih dari bisnis televisi, sedangkan bisnis rumah sakit terus menanjak dan menjadi yang kedua terbesar. 

Sisanya, bisnis EMTK berasal dari penjualan barang dan jasa komunikasi seperti VSAT, layanan bandara, dan lainnya. 

Setelah melihat jejak Grup EMTK, ada beberapa strategi bisnis yang dijalankannya. Pertama, EMTK berinvestasi dengan modal kecil yang seperti test the market atau cuma ingin mengkonsolidasikan dengan bisnis utama, sehingga tidak membutuhkan porsi kepemilikan yang besar. Kedua, EMTK melakukan akuisisi secara mayoritas karena ingin mengembangkan sektor bisnis tersebut. 

Hal itu terlihat bagaimana EMTK masuk ke bisnis televisi dan mengakuisisi SCTV lalu terus menggelontorkan modal untuk ekspansi di bisnis tersebut selama hampir lebih dari 1 dekade. Begitu juga saat perseroan masuk ke bisnis rumah sakit yang dalam 3 tahun sudah punya  kontribusi ke pendapatan terbesar kedua bagi EMTK. Untuk itu, pertanyaan selanjutnya, setelah akuisisi CASS, apalagi aksi EMTK selanjutnya untuk bisa memperbesar bisnis di sektor yang dipegang oleh CASS tersebut?

Geliat Transaksi Saham BUKA dan Efeknya ke Saham EMTK
Saham BUKA memiliki beberapa sentimen besar dalam sepekan terakhir. Kira-kira bagaimana prospek dan efeknya ke pengendalinya EMTK? berikut ulasannya

Mulai Langkah Investasi Saham-mu Bersama Mikirdividen

Kamu bisa mengetahui gambaran benefit jadi member mikirdividen dengan klik di sini.

Secara umum, kamu akan mendapatkan beberapa benefit dengan menjadi member mikirdividen seperti:

  • Analisis 31 Saham Dividen yang Cocok untuk Investasi Jangka Panjang (Di-update fundamentalnya per 3 bulan dan harga wajar secara real-time)
  • 24 Digest, Publikasi bulanan yang bisa memandumu investasi saham dengan fenomena yang bakal terjadi di bulan selanjutnya
  • Grup Diskusi di Whatsapp
  • Event Online Bulanan

Kamu bisa jadi member Mikirdividen dengan Harga Diskon 33% menjadi Rp400.000 per tahun. Untuk join jadi member bisa klik di sini. | Promo Paket Ini Berlaku Hingga 31 Desember 2024

Selain itu ada promo lainnya seperti:

  • Paket Lengkap Mikirdividen 1 Tahun + Paket e-Book Saham Pertama: DISKON 44% menjadi Rp500.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket ini hanya berlaku hingga 30 September 2024
  • Paket e-Book Saham Pertama dengan Benefit (e-Book Saham Pertama, Rekaman Event Saham Pertama, Kalkulator Harga Wajar): DISKON 33% menjadi Rp200.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket Ini Berlaku hingga 31 Desember 2024

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini