Jejak Grup Panin, dari Siklus Wacana Akuisisi PNBN hingga Drama KIJA

Saham PNBN lagi ramai dibicarakan terkait wacana ANZ dan Ali Mu'min Gunawan melepas saham bank tersebut. Tapi, kamu tau gak bagaimana jeroan Grup Panin? begini kisahnya.

Jejak Grup Panin, dari Siklus Wacana Akuisisi PNBN hingga Drama KIJA

Mikirduit – Kisah Bank Panin (PNBN) kembali memanas setelah ANZ dan Keluarga Mu’min Ali Gunawan disebut bakal melego saham salah satu bank swasta menengah besar di Indonesia tersebut. Berikut ini, kisah Grup Panin yang sahamnya sering disebut masih murah. 

Kabar burung ANZ dan Keluarga Gunawan kompak mempertimbangkan saham PNBN muncul setelah ada publikasi dari Reuters pada 4 Oktober 2024. Artikel Reuters mengungkapkan Keluarga Gunawan yang mendirikan Bank Panin pada 1971 berpeluang melepas pengendalian Bank Panin. 

ANZ dan Keluarga Gunawan sudah menunjuk  Citigroup untuk menjalankan proses penjualan saham. Saat ini, materi penawaran sudah dikirim ke calon pembeli. Sehingga saat ini bisa dibilang masih dalam tahap proses penjualan. 

Dari dua orang yang tidak mau disebutkan namanya, Keluarga Gunawan disebut fleksibel dalam menentukan berapa banyak saham yang akan dilepas. Semua itu akan tergantung dengan harga penawaran yang diajukan calon pembeli. 

Lalu, bagaimana kisah Grup Panin didirikan? berikut ini perjalanan dari kisah Grup Panin.

Jejak Grup Panin

Kisah Grup Panin dimulai dari Mu'min Ali Gunawan yang merintis bisnis bank pada 1966. Semua bermula saat Mu'min Ali Gunawan mengikuti iparnya Mochtar Riady untuk hijrah ke Jakarta pada 1962. Awalnya, mereka berdua bekerja di bidang ekspor-impor bersama saudaranya yang lain. 

Sampai akhirnya, Mu'min Ali Gunawan bersama Mochtar Riady memutuskan beli sebagian saham bank Industri dan Dagang Indonesia (BIDI), yang kala itu tengah mengalami kesulitan likuiditas pada 1966.

Setahun kemudian, Mu'Min Ali gunawan mengakuisisi Bank Kemakmuran di Jakarta, serta mendirikan Bank Industri Djaya Indonesia di Surabaya dengan beberapa koleganya. Sampai akhirnya, 17 Agustus 1971, ketiga bank yang terafiliasi dengan Mu'min Ali Gunawan itu dimerger menjadi Bank Pan Indonesia (Panin). Aksi merger itu sesuai dengan anjuran dari Bank Indonesia agar bank-bank kecil dimerger menjadi satu yang besar untuk konsolidasi jumlah bank di Indonesia. 

PNBN pun menjadi bank yang listing di IDX pertama kalinya pada 1982. Kala itu, PNBN melakukan IPO dengan harga penawaran sekitar Rp3.475 per saham. 

Secara umum, Grup Panin bergerak di bidang keuangan dari bank, asuransi, dan perusahaan pembiayaan. 

Dengan bisnis pertamanya adalah Bank Panin, setelah itu Mu'Min Ali Gunawan terus membangun bisnis keuangan lainnya seperti PT Pan Union Insurance Ltd (cikal bakal Paninvest) yang didirikan pada 1973, PT Asuransi Jiwa Panin Putra (cikal bakal PT Panin Finansial Tbk. (PNLF) yang didirikan pada 1974), hingga Panin Aset Management yang didirikan pada 1997, Panin Sekuritas, Clipan Finance, Panin Dubai Syariah, dan Panin Dai-Ichi Life. 

Grup Panin pun melakukan restrukturisasi organisasi perseroan pada 2009. PT Panin Life Tbk. alias PNLF diubah menjadi Panin Finansial untuk menjadi holding company beberapa anak usaha seperti PNBN, dan perusahaan keuangan lainnya. 

Di luar itu, PNIN dijadikan entitas holding keseluruhan grup Panin. PNIN menjadi pengendali dari PNLF. Namun, memang tidak ada info yang cukup detail kapan PNIN direstrukturisasi jadi holding utama Grup Panin.

Prospek PNBN Yang Dihantui Isu Akuisisi Dalam 1 Dekade Terakhir
Saham PNBN sempat naik lagi karena muncul rumor mau diakuisisi oleh BNII. Cerita PNBN mau diakuisisi ini sudah berjalan 1 dekade lebih tapi tidak pernah kejadian. GImana prospeknya?

Kolaborasi dengan Lembaga Keuangan Asing

Secara historis, Grup Panin cukup intens bekerja sama dengan lembaga keuangan global untuk mendorong pertumbuhan bisnis keuangannya. 

Kami mencatat total ada tiga entitas yang bekerja sama dengan Grup Panin seperti, ANZ, Dai-Ichi Life, dan Dubai Islamic Bank.

Kisah Panin dan ANZ dimulai ketika bank asal Australia itu mengambil alih 85 persen saham Westpac Panin Bank pada 1993. Dari situ, ANZ mengubah nama bank tersebut menjadi ANZ Panin Bank. Kemudian, ANZ mengubah nama anak usahanya di Indonesia itu menjadi Bank ANZ Indonesia pada 2012 setelah menguasai 99 persen saham bank tersebut. 

Setelah mengakuisisi Westpac, ANZ juga masuk secara langsung ke PNBN setelah akuisisi 29 persen pada 1999. Setelah itu, kepemilikan ANZ di PNBN terus meningkat hingga tembus 38,82 persen saat ini. 

Kemudian, sejak muncul kebiijakan single presence policy, yang mana ANZ punya kepemilikan di dua bank (yakni ANZ Indonesia dan PNBN), maka diminta untuk dimerger. Namun, pihak ANZ berencana melepas kepemilikan sahamnya di PNBN sejak 2013. Mulai saat itu, rencana akuisisi PNBN menjadi isu tahunan yang selalu muncul hingga saat ini. 

Selanjutnya, kolaborasi Grup Panin dengan lembaga keuangan asing terjadi di bisnis asuransi pada 2013. Kala itu, Panin Life meresmikan kerja sama dengan mitra bisnis dari Jepang, yakni Dai-Ichi Life Insurance Company.

Dai-Ichi Life disebut mengakuisisi 40 persen saham Panin Life dengan nilai Rp3,3 triliun. Setelah itu, Panin Life berganti nama menjadi Panin Dai-Ichi Life. 

Kisah selanjutnya adalah penetrasi Grup Panin di perbankan syariah. Perseroan berkolaborasi dengan Dubai Islamic Bank setelah mengakuisisi 25 persen saham PNBS pada 2014. Dalam rencananya, Dubai Islamic Bank disebut akan menambah kepemilikan sahamnya di PNBS secara bertahap hingga 40 persen setelah mendapatkan persetujuan dari OJK.

Dalam rencana, Dubai Islamic Bank akan menjadi pemegang saham mayoritas, tapi PNBN tetap mengendalikan PNBS. 

Namun, hingga 10 tahun sejak Dubai Islamic Bank masuk ke PNBS, bank asal Dubai itu tak kunjung meningkatkan kepemilikan sahamnya sesuai rencana sebelumnya. Sempat ada kabar, Dubai Islamic Bank akan mengakuisisi PNBS melalui tender offer dan menjadi pemegang saham 67 persen bank tersebut pada 2022, tapi kisah itu menguap begitu saja.

Saham Milik Mu’Min Ali Gunawan Selain Grup Panin

Selain Grup Panin, Mu'Min Ali Gunawan juga memegang saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA). Founder Grup Panin itu masih memiliki 21,08 persen saham KIJA hingga saat ini (5 Oktober 2024). 

Diketahui, jejak Mu'min Ali Gunawan di KIJA mulai muncul pada 31 Desember 2017 dengan kepemilikan sebesar 21,08 persen. Selang dua tahun setelah nama Mu'min Ali Gunawan muncul di deretan pemegang saham KIJA, ada konflik dalam RUPS perusahaan kawasan industri tersebut. Kala itu, ada wacana perubahan posisi direksi dan komisaris, salah satunya  Aries Liman yang merupakan pihak terafiliasi Grup Panin.

Gara-gara hal itu, KIJA hampir bangkrut karena harus melakukan buyback obligasi senilai 300 juta dolar AS akibat adanya indikasi perubahan pengendali. Padahal, perseroan tidak ada rencana untuk melakukan buyback, kondisi keuangan juga tidak mencukupi. 

Dua tahun kemudian (2021), KIJA mengumumkan kalau pengadilan negeri membatalkan hasil RUPS 2019, yakni pengangkatan Sugiharto sebagai Direktur Utama dan Aries Liman sebagai Komisaris.

Kisah KIJA yang Tiba-tiba Terancam Bangkrut Pada 2019
Saham KIJA sempat tiba-tiba terancam bangkrut gara-gara hal tidak terduga dalam RUPS-nya. Padahal situasi keuangan perusahaan mah masih baik-baik saja. Apa yang terjadi sebenarnya?

Begitulah kisah Grup Panin yang sahamnya sering disebut masih murah dan sering bergerak karena rumor PNBN mau diakuisisi sejak 2013. Coba, apa nih saham Grup Panin yang ada di portomu?

Mulai Langkah Investasi Saham-mu Bersama Mikirdividen

Kamu bisa mengetahui gambaran benefit jadi member mikirdividen dengan klik di sini.

Secara umum, kamu akan mendapatkan beberapa benefit dengan menjadi member mikirdividen seperti:

  • Analisis 31 Saham Dividen yang Cocok untuk Investasi Jangka Panjang (Di-update fundamentalnya per 3 bulan dan harga wajar secara real-time)
  • 24 Digest, Publikasi bulanan yang bisa memandumu investasi saham dengan fenomena yang bakal terjadi di bulan selanjutnya
  • Grup Diskusi di Whatsapp
  • Event Online Bulanan

Kamu bisa jadi member Mikirdividen dengan Harga Diskon 33% menjadi Rp400.000 per tahun. Untuk join jadi member bisa klik di sini. | Promo Paket Ini Berlaku Hingga 31 Desember 2024

Selain itu ada promo lainnya seperti:

  • Paket Lengkap Mikirdividen 1 Tahun + Paket e-Book Saham Pertama: DISKON 44% menjadi Rp500.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket ini hanya berlaku hingga 30 September 2024
  • Paket e-Book Saham Pertama dengan Benefit (e-Book Saham Pertama, Rekaman Event Saham Pertama, Kalkulator Harga Wajar): DISKON 33% menjadi Rp200.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket Ini Berlaku hingga 31 Desember 2024

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

Referensi

Investor.id, 10 Juli 2019, Grup Panin Ditenggarai Kuasai KIJA