Begini Kelebihan Sukuk Ritel 018 Dibandingkan SBR012

Pemerintah menerbitkan SR018, kira-kira SBN ritel kali ini lebih menarik ketimbang SBR012 sebelumnya nggak ya? baca selengkapnya di sini

Begini Kelebihan Sukuk Ritel 018 Dibandingkan SBR012

Mikir Duit – Pemerintah kembali menerbitkan seri SBN ritel terbaru, yakni sukuk ritel 018. Sebelumnya, pemerintah juga menerbitkan SBR012 yang laku hingga Rp22 triliun. Lalu, apa yang menarik dari SBN ritel kali ini dibandingkan dengan SBR yang baru diterbitkan sebelumnya?

Sukuk ritel atau SR seri 018 ini bakal resmi diluncurkan pada 3 Maret 2023. Sama dengan SBR012 kemarin, pemerintah menerbitkan SR018 dalam dua tenor, yakni tenor 3 tahun dan 5 tahun. Kupon yang ditawarkan oleh SR018 ini bersifat tetap, untuk yang tenor 3 tahun sebesar 6,25 persen per tahun, sedangkan tenor 5 tahun sebesar 6,4 persen per tahun.

Pertanyaan yang paling banyak ditanyakan, ini kan sukuk yang sifatnya syariah, apa perbedaannya dengan instrumen SBN ritel yang konvensional?

Penjelasan Sukuk Ritel Salah Satu Instrumen Investasi Syariah

Biasanya, obligasi negara itu memberikan kupon yang dibagikan secara periodik seperti sebulan sekali sebagai daya tarik investor untuk meminjamkan uangnya. Lalu, bagaimana jika obligasi itu dalam bentuk sukuk, yang merupakan produk syariah?

Sukuk ritel ini dikelola dengan akad ijarah alias kita sebagai pembeli Sukuk Ritel akan meminjamkan manfaat aset ke negara. Jadi, uang yang dibayarkan oleh negara setiap bulannya itu bukan kupon, melainkan imbalan atas sewa hak manfaat pengadaan proyek tersebut.

underlying asset sukuk ritel
Proyek yang jadi underlying aset sukuk ritel di SR017 alias seri sukuk ritel sebelum ini.

Misalnya, dalam sukuk ritel 017 disebutkan beberapa proyek yang dibiayai dengan sukuk ritel itu seperti, pembangunan Tol  Solo-Ngawi Seksi I, Pembangunan Ramp on/off Flyover Amplas Medan, Pembangunan Jalan Gerung Mataram NTB, Pusat Konservasi Sanctuary Hiu Paus Taman Nasional Teluk Cendrawasih Papua, Pembangunan gedung perkuliahan IAIN Salatiga, Pembangunan jalur kereta double track Selatan Jawa, dan beberapa proyek lainnya.

Kelebihan SR018 Dibandingkan SBR012

Apa saja kelebihan SR018 jika dibandingkan dengan seri SBN ritel sebelumnya, yakni SBR012?

Pertama, karakter SR018 berbeda dengan SBR012. SR018 ini bisa diperdagangkan di pasar sekunder sehingga kamu bisa menjualnya kapanpun selama ada yang membeli. Berbeda dengan SBR012 yang hanya bisa dicairkan ketika periode early redemption. Di luar periode itu, kita tidak bisa mencairkan uang investasi di sana.

Kedua, tingkat kupon SR018 lebih tinggi dibandingkan SBR012, meski tingkat kupon SBR012 akan menyesuaikan setiap kenaikan suku bunga Bank Indonesia. Namun, dalam pertemuan rapat dewan gubernur terakhir, BI sudah menetapkan kenaikan suku bunga sudah cukup untuk mengendalikan inflasi dan kurs rupiah. Artinya, tingkat kupon SR018 cukup menarik karena ditentukan ketika posisi tertinggi suku bunga BI.

Kupon SR018 tenor 3 tahun sebesar 6,25 persen per tahun, sedangkan kupon SR018 tenor 5 tahun sebesar 6,4 persen per tahun. Jauh lebih tinggi dari kupon dasar SBR012 yang tenor 2 tahun sebesar 6,15 persen, sedangkan tenor 4 tahun sebesar 6,35 persen.

Ketiga, dengan asumsi kenaikan suku bunga Bank  Indonesia sudah dipuncaknya, berarti harga SR018 berpotensi naik untuk jangka panjang. Artinya, SR018 dengan tenor 5 tahun bakal cukup menarik karena pada periode  itu ada potensi BI menurunkan suku bunganya ke level lebih rendah. Kalau itu terjadi, harga SR018 bisa sangat menarik.

Memahami Risiko SBN ritel yang Bisa Diperdagangkan

Berbeda dengan SBR yang karakternya mirip deposito, bahkan risiko penurunan kupon-nya pun dibatasi dengan batas bawah, karakter SR yang bisa diperdagangkan justru punya risiko lebih tinggi dari SBR.

Risiko itu adalah penurunan harga SR di pasar sekunder. Hal ini berpotensi kamu rasakan jika ingin menjual kepemilikan SR di tengah jalan. Misalnya, kamu jual saat BI kembali menaikkan suku bunga acuannya, berarti ada potensi harga jual SR milikmu mengalami penurunan.

Kok bisa? logikanya begini, ketika suku bunga BI dinaikkan, berarti SR di seri berikutnya bakal punya tingkat imbalan lebih besar dibandingkan saat ini. Nantinya, investor akan lebih menunggu beli SR seri terbaru ketimbang memburu yang sudah ada. Hasilnya, permintaan SR itu turun sehingga harganya juga ikut turun.

Namun, ketika suku bunga BI diturunkan, berarti SR di seri berikutnya bakal punya tingkat imbalan lebih rendah dari saat ini. Akhirnya, investor akan memburu SR seri saat ini yang membuat permintaan beli tinggi dan harganya naik.

harga SR013 sampai SR016
Harga SR013 sampai 016 saat ini berada di bawah 100 persen. Penyebabnya, keempat sukuk ritel itu diterbitkan saat posisi suku bunga BI masih rendah.

Misalnya, seperti SR013 sampai 16 memiliki harga jual di bawah 100 persen. Artinya, ada penurunan harga di mana jika kamu jual sukuk ritel itu sekarang, berarti hanya mendapatkan sekitar 97 persen sampai 99 persen pokok investasi-mu.

Kenapa begitu? karena tingkat kupon keempat SR itu jauh lebih kecil dari SR018. Hal itu terjadi karena sukuk ritel itu diterbitkan saat era suku bunga rendah.

Kesimpulan

Sukuk Ritel 018 tenor 5 tahun jelas menarik karena harganya berpotensi meningkat di tahun ke-2 sampai ke-4.Penyebabnya, ada potensi BI menurunkan suku bunga acuan di periode tersebut yang membuat permintaan beli sukuk ritel di pasar sekunder bisa lebih tinggi.

Berikut ini simulasi investasi di SR018 dengan gambaran keuntungan bersih per bulan setelah pajak penghasilan bunga 10 persen untuk tenor 3 tahun dan 5 tahun:

Modal 3 tahun 5 tahun
Rp1 juta Rp4.688 Rp4.800
Rp10 juta Rp46.875 Rp48.000
Rp100 juta Rp468.750 Rp480.000
Rp1 miliar Rp4,68 juta Rp4,8 juta
Rp5 miliar Rp23,43 juta Rp24 juta

Adapun, jika kamu tidak ingin terkena fluktuasi harga sukuk ritel di pasar sekunder, kamu bisa hold keras sukuk itu sampai tenornya selesai.

Lalu, kamu yang mencoba investasi di sukuk dengan modal kecil harap bersabar ya. Soalnya, keuntungan yang diterima akan kecil, agar terasa, kamu lebih baik mengelolanya sebaik mungkin dengan disimpan lagi ke reksa dana pasar uang.