Kinerja NISP Si BBCA Killer, Begini Prospeknya di 2024
Saham NISP sudah rilis laporan keuangan 2023, hasilnya mirip-mirip BBCA secara pertumbuhan. Kalau begitu, lebih oke koleksi BBCA atau NISP? cek selengkapnya di sini
Mikirduit – Ada saham yang bisa dianggap sebagai BBCA killer's karena kinerja bisnisnya memiliki pertumbuhan sama dengan BBCA, hanya skalanya di bawah bank swasta terbesar tersebut. Saham itu adalah PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP), begini kinerjanya di 2023.
NISP mencatatkan pertumbuhan kredit yang cukup agresif sebesar 11,13 persen menjadi Rp148,14 triliun di 2023. Jika melihat loan to deposit ratio (LDR), NISP mengoptimalkan kelonggaran likuiditas sehingga LDR per 2023 menjadi 83,75 persen dibandingkan dengan 77,2 persen pada periode sama tahun sebelumnya.
Dari sisi dana pihak ketiga, NISP mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,22 persen menjadi Rp181 triliun. Di sini, rasio dana murah NISP naik menjadi 69.6 persen dibandingkan dengan sebelumnya 68,25 persen. Pendorong utamanya adalah kenaikan di segmen tabungan sebesar 14,57 persen menjadi Rp46,11 triliun.
Kondisi pertumbuhan kredit yang agresif membuat NISP emncatatkan pendapatan bunga sebesar 29,18 persen, sedangkan kenaikan dana murah tidak mampu menekan kenaikan beban bunga yang naik 63,9 persen menjadi Rp6,51 triliun. Untungnya, dengan ekspansi kredit NISP itu, perseroan masih mencatatkan kenaikan pendapatan bunga bersih cukup tinggi sebesar 13,4 persen.
Dengan tren kenaikan pendapatan bunga bersih ditambah penurunan pencadangan untuk antisipasi kredit macet sebesar 47 persen menjadi Rp864 miliar, laba bersih NISP naik 22,97 persen menjadi Rp4,09 triliun.
Secara rasio keuangan, saham NISP pun tampak lebih oke.
Dari sisi rasio kredit bermasalah gross mencatatkan penurunan signifikan menjadi sebesar 1,64 persen dibandingkan dengan 2,42 persen pada tahun sebelumnya.
Tingkat net interest margin (NIM) NISP juga mencatatkan kenaikan menjadi 4,36 persen dibandingkan dengan 4,04 persen pada periode s ama tahun sebelumnya.
Namun, dari segi cost to income ratio (CIR) mencatatkan kenaikan menjadi 44,24 persen dibandingkan dengan 43,98 persen pada periode sebelumnya.
Setelah melihat kinerja keuangan NISP di 2023 ini, mana yang lebih menarik, NISP atau BBCA?
Adu Prospek Harga NISP vs BBCA
Jika melihat kinerja NISP dengan BBCA ini hampir mirip, keduanya berhasil mendorong pertumbuhan kredit lebih ekspansif demi menutup tekanan beban bunga yang tinggi. Kelebihan keduanya memang masih punya likuiditas yang cukup longgar sehingga sangat memadai untuk melakukan ekspansi bisnis.
Meski, ada dua perbedaan utama, yakni NISP mampu menekan penurunan NPL menjadi lebih rendah di angka 1,64 persen sehingga ada potensi tren penurunan pencadangan bisa berlanjut di 2024. Di sisi lain, BBCA malah mencatatkan kenaikan NPL meski tingkat rasio-nya masih terjaga dengan baik.
Di sisi lain, BBCA mampu menjaga rasio CIR makin efisien meski di tengah kenaikan beban bunga serta kebutuhan man power yang naik cukup signifikan, sedangkan NISP masih mencatatkan kenaikan CIR yang berarti operasionalnya tidak se-efisien periode tahun sebelumnya, meski nominalnya sangat tipis.
Kalau begitu, mana yang terbaik antara NISP dengan BBCA?
Jadi, kami mencoba adu valuasi NISP dengan BBCA dengan PBV. Kami proyeksikan PBV 2024 bisa tumbuh sesuai rata-rata pertumbuhan per tahun dalam 5 tahun terakhir.
NISP mencatatkan pertumbuhan ekuitas sebesar 6,17 persen per tahun dalam 5 tahun terakhir. Hasilnya, di 2024 book value per share NISP senilai Rp1.726 per saham. Apakah artinya saham NISP bakal ke Rp1.726? ya belum tentu.
Namun, dari sini kita bisa berasumsi, jika posisi PBV NISP di akhir 2024 sama seperti posisi PBV saat ini dengan kenaikan book value sesuai rata-rata CAGR 5 tahun terakhir, berarti harganya bisa ke Rp1.316 per saham. Bisa disimpulkan, saham NISP punya peluang kenaikan cukup tinggi jika kinerjanya di 2024 serta saat pemangkasan suku bunga makin kinclong.
Bagaimana dengan BBCA? saham BBCA ini memang terkenal mahal. PBV-nya saja mencapai 4,9 kali. Jika menghitung rata-rata pertumbuhan ekuitas terhadap entitas induk dalam 5 tahun terakhir, BBCA mencatatkan pertumbuhan sekitar 6,85 persen per tahun.
Hasilnya, tingkat book value BBCA ada di kisaran Rp2.100 per saham. Apakah harga saham BBCA akan turun ke level tersebut? ya peluangnya sangat kecil sekali.
Namun, dari data ini, jika ekuitas BBCA kembali tumbuh 6,85 persen di 2024, berarti harga saham di Rp9.650 per saham bisa jadi posisi terbaik untuk membeli. Pasalnya, level harga itu akan berada di bawah rata-rata 5 tahunnya jika book value BBCA tembus Rp2.100 per saham. Pasalnya, harga saham BBCA di rata-rata PBV 5 tahunya dengan proyeksi book value per share 2024 itu berada di level Rp9.746 per saham. Artinya, harga saham BBCA di 2024 bisa saja tembus lebih dari Rp10.000 per saham.
Jadi pilih mana nih?
Keduanya adalah saham yang bagus, jika ingin cari peluang kenaikan harga saham yang lebih agresif bisa pilih NISP, sedangkan jika ingin pertumbuhan keuntungan yang lebih stabil setidaknya 5-8 tahun ke depan, bisa pilih BBCA.
Ingat, NISP masih punya sentimen proses akuisisi Bank Commonwealth, sedangkan BBCA bisa saja meng-IPO-kan anak usahanya BCA Digital jika sudah matang di 2025 atau 2026.
Kamu lebih suka BBCA atau NISP nih?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini